JAKARTA – Banyak yang begitu penasaran dengan pemain baru sport fairing bermesin 250 cc dari Kawasaki. Ninja ZX-25R memang menyita perhatian dalam beberapa pekan terakhir. Secara tampilan mungkin tak banyak berbeda dibandingkan saudaranya. Tapi mesin yang didukung menjadi jualan utama yang bikin banyak orang kesengsem.
Dibandingkan kontestan seperempat liter lain, paket yang dimiliki Kawasaki ZX-25R berbeda, begitupun harga yang dibanderolkan. Ambil contoh dibanding pemain lama Yamaha R25, selisih terdekat saja nyaris Rp 28 juta. Mengapa demikian?
Tampilan
Mengacu postur tubuh antar keduanya terlihat kesetaraan sebagaimana motor fairing 250 cc. Kompak dan dibungkus agresif bak kuda kompetisi sirkuit aspal. Unit keluaran garputala mencatatkan dimensi 2.090 x 720 x 1.135 mm (PxLxT), berdiri di atas sasis diamond. Sementara itu, petarung Kawasaki terlihat sedikit lebih susut di atas kertas: 1.980 x 750 x 1.110 mm. Kendati begitu, mereka sama-sama mengusung jarak antarsumbu 1.380 mm.
Tentu punya ciri masing-masing sebagai pembeda. Yamaha R25 melenggok sporty dan bermain rapih. Fairing dan frame menutup jeroan cukup rapat sehingga menyisakan sedikit ruang untuk mengintip. Di lain sisi, sang Ninja cenderung membuka diri. Lumayan vulgar mempertontonkan frame dan jantung pacu. Di sektor penerangan, baik Yamaha atau Kawasaki sudah menganut LED.
Performa
Seperti jajaran 250 cc kontemporer, Yamaha membekali R25 dengan pemacu dua silinder DOHC berpendingin cairan. Dimensi internal mencirikan nilai sports bike lantaran bersikap overbore guna menyuguhkan teriakan lantang di putaran atas. Dicatatkan diameter silinder selebar 60 mm dibarengi langkah sejauh 44,1 mm. Uppercut pendek ini ciptakan gerakan gesit memutar crankshaft.
Hal ini dibuktikan oleh capaian tenaga 35,5 hp di putaran 12.000 rpm. Meski angka ini tampak boyo di antara lawan sejenis, beda cerita kalau menyoal momen puntir. Kekuatan maksimum keluar pada 10.000 rpm dengan torehan 23,6 Nm diraih berkat langkah pembakaran yang sedikit lebih panjang. Penyaluran ke roda kemudian diterjemahkan oleh girboks enam percepatan dan rantai.
Kawasaki ZX-25R juga menganut jantung seperempat liter berkarakter overbore. Namun kubikasi bukanlah parameter kesetaraan performa. Ada pengaruh lain, salah satunya jumlah silinder. Seperti diketahui, sports bike lansiran Geng Hijau menggendong mesin empat silinder. Bukan lagi 250 cc, secara potensi jauh melampaui segmen itu.
Ya, nuansa balap lebih kental lagi, sanggup menyanyikan nada-nada tinggi dengan merdu. Sila dengarkan suara merangsang dari unit empat silinder itu. Puncak keluaran tenaga eksis di putaran 15.500 rpm dengan nilai total hingga 50,3 hp. Pun masih bisa terus digarap hingga 17.000 rpm lebih. Sadis. Namun kalau melihat angka torsi, nilainya justru di bawah R25. Ia siapkan kekuatan 22,9 Nm saja pada 15.500 rpm.
Fitur
Bukan sekadar jantung ekstra kuat, Kawasaki turut menurunkan fitur moge ke adik kecilnya ini. Sebut saja power mode, bekerja efektif bersama Electronic Control Valve. Karakteristik gelontoran tenaga bisa diatur sedemikian rupa menyesuaikan keinginan pengemudi – mau dibuat penuh emosi atau santai. Sikap pengendalian turut didikte oleh KTRC (Kawasaki Traction Control), bertugas membaca kemungkinan sekaligus menanggulangi selip. Andai merasa tak butuh bantuan, semua pembantu ini bisa diistirahatkan.
Varian termahal Special Edition lebih canggih lagi. Girboks enam percepatan disandingkan Kawasaki Quick Shifter. Komponen ini memungkinkan rider melakukan upshift atau downshift tanpa perlu interaksi kopling di atas 2.500 rpm. Dengan demikian, melancarkan serangan jadi lebih mudah lantaran tinggal tendang atau congkel tuas untuk menyeleksi gigi.
Instrumentasi berada di dua dunia berbeda. Terserah suka yang mana, kalau Yamaha R25 mengadopsi panel full digital untuk menampilkan data kecepatan dan putaran mesin. Sementara itu, Kawasaki menganut model hybrid dengan takometer analog dan layar digital. Meski begitu informasi keduanya cukup komplet berikut menunjukkan lampu pengingat shifter.
Pengendalian
Jantung Ninja menggantung di rangka trellis, terinspirasi dari kuda kompetisi WSBK ZX-10R. Begitu pula karakteristik panutan diteruskan hingga sektor kaki-kaki. Contoh peredaman bantingan depan lewat inverted fork 37 mm berteknologi Separate Function Fork – Big Piston (SFF-BP) menjamin handling mumpuni antara penggunaan harian sekaligus di trek.
Hal istimewa turut ditampilkan di poros belakang melalui Horizontal Back-link Rear Suspension. Ia menyangga swing arm melengkung berbahan high-tensile steel. Langkah ini menjadikan Ninja sebagai pionir di kelas 250 cc di samping mesin empat silindernya.
Garda terdepan kontak dengan aspal mengenakan karet Dunlop GPR300 di pelek lima bintang 17 inci. Sepatutnya kaki dibuat berbeda ukuran demi traksi maksimum di sumber putaran. Di depan mengusung ban selebar 110 mm dalam aspek rasio ketebalan 70 persen. Belakang jelas lebar, 150 mm dan ketebalan 60 persen.
Lalu, sudah wajar dan menjadi kewajiban bahwa kekuatan menghela laju harus mengimbangi kemampuan memacu. Geng Hijau terlihat serius mempertimbangkan hal ini karena menjebloskan kaliper empat piston Radial-Mount Monobloc sebagai penjepit piringan 310 mm. Di belakang, cakram 220 mm beroperasi sinergis.
Jangan dulu meremehkan kaki-kaki R25 sebab turut ditemukan fork upside down 37 mm. Memaksimalkan handling di tikungan lewat redaman lambat. Melengkapi suspensi depan, swing arm di buritan menganut geometri monoshock. Hubungan ke aspal dieratkan oleh pelek 17 inci dibalut ban 110/70 (depan) dan roda gemuk 140/70 (belakang).
Daya henti tentu menyesuaikan potensi mesin sehingga tidak perlu kaliper empat pot. Dua piston cukup untuk menahan putaran cakram, sementara pasangannya hanya punya satu. Sebagaimana langkah pemasaran di Tanah Air, Yamaha dan Kawasaki membekali peranti ABS di varian teratas saja.
Harga
Yamaha memasarkan dua varian R25: ABS dan non-ABS. Semua disediakan tiga pilihan warna yakni Racing Blue, Matte Red, dan Matte Black. Model non ABS dibanderol Rp 61,665 juta rupiah sementara tipe ABS Rp 68,125 juta (OTR Jakarta).
Sedangkan harga Kawasaki ZX-25R dimulai dari Rp 96 juta untuk tunggangan tanpa ABS dan Quick Shifter. Kelirnya hanya satu pilihan yakni Metallic Spark Black. Andai mengidamkan dua komponen pelengkap tadi siapkan saja dana Rp 112, 9 juta. Anda disuguhi tiga opsi baju: Lime Green/Ebony, Metallic Spark Black/Pearl Flat Stardust White, Candy Plasma Blue/Metallic Spark Black.
Dapat dilihat selisih begitu jauh. YZF-R25 termahal dan ZX-25R termurah saja beda Rp 27,875 juta. Lebih jauh lagi kalau membandingkan varian tertinggi, sampai Rp 44,775 juta.
So, jadi ini bukan tentang siapa pilih siapa karena sulit untuk menyebut keduanya berada di satu halaman yang sama. Ya, kubikasi mesin memang setara namun secara karakteristik tidak adil kala harus menentukan siapa sang anak emas. Tapi setidaknya ekstra Rp 28 jutaan dari banderol Yamaha R25 diketahui terbayar oleh banyak kelebihan. Jauh lebih ampuh? Bisa dibilang begitu karena sejatinya ZX-25R adalah spesies berbeda, suguhkan kemampuan moge 400 cc dalam identitas 250 cc. (Krm/Raju)
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.