JAKARTA – Yamaha punya line-up skutik yang sangat lengkap. Bahkan beberapa diantaranya dengan harga cenderung sepantar, yakni Rp 23,19 juta – Rp 24,795 juta. Paling murah adalah FreeGo S ABS, dilanjut Lexi S, serta Aerox standar.
Masing-masing tentu memiliki peruntukan dan kelebihan sendiri. Soal tampilan memang selera tapi setidaknya kita bisa membandingkan bagaimana fitur dan kemampuan yang dimiliki masing-masing model. Supaya tak salah pilih, simak ulasan berikut.
Bagasi
Bagaimana perbandingan ketikanya dari sisi praktis? Ini korelasinya dengan dimensi dan sejauh mana dapat mengakomodir barang. Dalam hal ini, FreeGo memenangkan pertarungan. Total ukurannya paling kompak. Tapi di saat bersamaan, area penyimpanan barang juga lega.
Di balik joknya tersedia bagasi 25 liter dengan kontur ceruk dalam, sebab tangki bensinnya ada di kolong. Alhasil menaruh helm full face (tertentu) pun tak jadi masalah. Ditambah beberapa barang lagi. Dan jika sewaktu-waktu perlu menggantung atau menyimpan barang di dek, cukup leluasa karena tak ada undakan, alias rata.
Yamaha Aerox sebetulnya besar juga, bahkan hitungan bersihnya sama-sama 25 liter. Helm full face pun cukup ditelan. Namun konturnya lain. Lebih mudah menata barang bawaan pada FreeGo. Ada gundukan tangki di tengah dek Aerox sehingga agak sulit untuk menggantung barang bawaan ekstra.
Lexi memiliki ruang terkecil di antara dua motor tadi, meski statusnya masuk kelas Maxi. Akibat tangki bensin masih diletakkan konvensional. Bagasi 12,8 liter terlalu pas-pasan untuk menampung helm half face, itupun jenis tertentu. Kalau perlengkapan kecil okelah bisa masuk, missal jas hujan, jaket, atau tool kit dan sepatu. Untungnya, bagian dek rata lantai.
Baca juga: Mencari Motor Backbone Terbaik: Suzuki Satria F150 VS Honda Sonic 150R VS Yamaha MX King
Kelengkapan Fitur
Di harga segini, Anda bisa menebus FreeGo tipe tertinggi, karena memang kelasnya pemula. Yang berarti mendapat fasilitas paling lengkap, mengalahkan keduanya. Dari mulai keyless, answer back system dan immobilizer tersedia. ABS satu kanal juga senantiasa melindungi proses deselerasi (rem belakang masih teromol). Begitu juga Stop Start System (SSS), SMG Starter, lampu utama LED, hazard, serta power outlet.
Panel instrumennya memang belum secanggih milik sepupu-sepupunya. Layar digital agak terlalu kecil, serta berpenampilan kurang menarik. Pasalnya, informasi yang tersaji tak begitu lengkap. Hanya menunjukan informasi fundamental.
Kelengkapan Lexi S sebetulnya hampir sama dengan FreeGo tertinggi. Hanya saja tanpa ABS. Dan dasbor dikemas lebih menarik, sekaligus canggih. Tampilan layar digital modern. Isinya juga tak minimalis. Selain data penting, tertera penghitung konsumsi bahan bakar rata-rata dan real time, takometer, waktu, serta pengingat esensial lainnya. Bahkan power outlet terletak di dalam laci, sehingga aman mengisi daya gawai.
Aerox punya persis Lexi, hanya beda bentuk dan tampilan. Namun karena ia mewakili kelas paling tinggi, tentu fitur canggih lainnya belum bisa didapat. Varian standar baru ada lampu LED, Smart Motor Generator (SMG), serta power outlet saja. Tak banyak.
Baca juga: Pilihan Skutik Pakai Setang Naked, dari Premium Hingga Adventure
Performa Mesin
Kalau bicara mesin Aerox menjadi pemimpin. Kubikasi mesinnya terbesar, 155,1 cc SOHC. Pabrikan mencatat tenaga maksimal 14,7 Hp/8.000 rpm serta torsi 13,8 Nm/6.250 rpm. Cukup kencang untuk ukuran motor segini. Untuk dipakai harian, powernya bahkan lebih dari cukup. Mirip Yamaha Nmax. Belum lagi ada teknologi Variable Valve Actuation (VVA), membuat daya keluar lebih merata.
Lexi berada di urutan dua. Meski mengusung dapur pacu 124,7 cc SOHC, ekstraksi tenaga terhitung lumayan. Menyentuh 11,7 Hp/ dan torsi 11,3 Nm/7.000 rpm. Adapun teknologi buka tutup katup mendukung performa mesinnya.
Lantas FreeGo – meski sama-sama berbekal mesin 125 cc SOHC dan berjenis overstroke – racikannya berbeda. Terbukti catatan outputnya jauh lebih kecil, 9,3 Hp/8.000 rpm dan torsi puncak 9,5 Nm. Belum ada teknologi VVA pula.
Kalau urusan suspensi, konfigurasi paling sempurna diungguli Aerox. Lantaran fork teleskopik berpadu dengan dual shock di belakang. Mestinya bisa lebih stabil bermanuver. Lexi memang sudah pakai suspensi tabung, tapi menopang di satu sisi alias monoshock. Sementara FreeGo, juga mengandalkan satu shock belakang tanpa bantuan tabung sama sekali.
Baca juga: Antara Suzuki GSX-S150 dan Yamaha Vixion R, Mana Lebih Layak Beli?
Tampilan
Desain Aerox paling atraktif, berkat siluet tubuh revolusioner di kelasnya. Jarang kali Anda melihat skutik tapi dikemas sporty bukan? Hampir seluruh bagiannya proporsional, apalagi dijejali ban superlebar. anjang ganjarannya. Posisi mengendara tak senyaman skutik konvensional, apalagi saat berboncengan.
Lexi tampil modis dan elegan, tapi memang proporsi tak semenarik Aerox. Urusan kenyamanan tak perlu ditanya lagi, struktur jok dan dek rata pastinya bersahabat untuk digunakan harian sendiri, atau berdua sekalipun.
Dan FreeGo, lebih layak disebut lucu ketimbang sporty dan elegan. Ban berdiameter kecil, tubuh gemuk, serta bodi membulat tampak seperti skuter Eropa atau Taiwan. Walau ringkas, kenyamanan FreeGo tak bisa dipandang sebelah mata. Sadel cukup lebar dan anjang untuk diajak berboncengan, malah lebih nyaman dari kedua motor sebelumnya.
Kesimpulan
Kalau Anda mengejar unsur praktis dan akomodatif - tanpa memedulikan performa dan tampilan layar digital - FreeGo S ABS rasanya menjadi jawaban tepat. Apa yang ia punya sangat menunjang. Dikemas dalam bentuk atraktif dan harga ekonomis pula. Apa yang dimiliki Lexi bak jadi kurang menarik, meski performanya sedikit lebih impresif.
Sementara Aerox, bukan untuk Anda yang mengutamakan unsur kenyamanan. Performa unggul dan wajah sporty menjadi nilai jual utama. Di saat bersamaan, ruang akomodasi tetap optimal. Asal mau berkompromi saat sedang berboncengan, karena ujung jok lancip sama sekali tak nikmat. (Hlm/Raju)
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.