Yamaha Nmax Turbo membawa teknologi canggih. Salah satunya adalah YECVT atau Yamaha Electric Continuously Variable Transmission. Teknologi terdepan yang dikembangkan oleh Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Teknologi ini menggunakan CVT Primary Sheave Assembly tanpa roller yang telah terintegrasi dengan komponen elektrik pada motor.
YECVT dikenal dengan pemeliharaan gratis, berbeda dengan CVT konvensional yang memerlukan pemeriksaan dan perawatan rutin saat servis berkala. Karena Nmax Turbo tidak memakai komponen roller, ini meningkatkan efisiensi baik dalam hal waktu maupun biaya perawatan.
Namun, Yamaha memberikan garansi untuk komponen YECVT Nmax Turbo selama dua tahun yang mencakup Motor Assembly, Sensor Primary, Speed Sensor (Secondary), dan Transmission Control Unit Assembly.
Garansi kedua adalah Garansi Mesin selama tiga tahun, yang mencakup Camp Comp, Fixed Screw Assembly, Sliding Screw Assembly, dan Primary Sheave Assembly.
Sejak peluncurannya pada Juni 2024, Nmax Turbo mengusung konsep dan teknologi baru. Keunggulan dan kecanggihan ini dibuktikan melalui Nmax Tour Boemi Nusantara (NTBN), sebuah kegiatan untuk menguji ketangguhan teknologi YECVT.
Touring NTBN melintasi Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi dengan total perjalanan lebih dari 6.000 Km. YECVT tidak hanya unggul dalam teknologi, tetapi juga menawarkan banyak keuntungan bagi penggunanya.
Pada CVT konvensional, perubahan rasio harus selaras dengan RPM, namun YECVT membebaskan aturan ini. Pengendara bisa mengatur rasio CVT pada berbagai RPM secara mandiri melalui fitur Y-Shift. Ini memungkinkan bikers untuk menyesuaikan rasio putaran mesin dengan pilihan Y-Shift yang mereka inginkan, sehingga performa akselerasi dan deselerasi dapat ditingkatkan dengan cepat.
Untuk mengaktifkan Y-Shift pada Yamaha Nmax Turbo, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, putaran mesin minimal harus berada di kisaran 3.000-3.500 rpm dan fitur ini tidak akan berfungsi jika putaran mesin melebihi 8.500 rpm.
Fitur Y-Shift level 1 akan aktif secara otomatis ketika tuas gas diputar penuh. Setelah itu, tekan tombol shift secara manual untuk beralih ke level 2 dan 3 dengan cepat. Putaran mesin akan meningkat hingga 8.500 rpm, memberikan akselerasi yang instan. Penting untuk tidak menunda terlalu lama saat menekan tombol shift dari 1 ke 3, karena jika rpm sudah terlalu tinggi, sensasi akselerasi instan tidak akan terasa.
Sebagai opsi kedua, setelah membuka gas secara konstan, tekan tombol shift sekali, lalu buka gas dengan cepat. Komputer akan langsung beralih ke shift level 2. Pengendara dapat segera menekan tombol shift secara manual untuk beralih ke level 3. Jika pengendara belum merasakan akselerasi, bisa memilih mode S melalui tombol Mode.
Contoh penggunaan Y-Shift dalam kondisi akselerasi adalah saat motor sudah bergerak. Yamaha menyebutkan skenario ini ketika pengendara ingin mendahului atau saat keluar dari tikungan.
Pengendara dapat menutup gas, kemudian menekan tombol shift 1 hingga 3 kali sesuai kebutuhan, lalu membuka gas sedikit atau konstan dengan rpm mesin yang ditahan. Setelah itu, buka gas sepenuhnya untuk merasakan dorongan instan pada motor.
Untuk deselerasi, Y-Shift diatur dengan menekan tombol shift saat memasuki tikungan atau saat melewati jalan menurun yang curam. Tingkat deselerasi atau sensasi engine brake akan meningkat sesuai dengan level yang dipilih.
Untuk merasakan efek ini, tutup gas dan tekan tombol shift 1 hingga 3 kali sesuai dengan kebutuhan deselerasi yang diinginkan. Efek engine brake dari Y-Shift saat deselerasi tidak akan menyebabkan ban belakang terkunci dan motor akan tetap stabil saat dikendarai.
Terdapat tiga metode untuk mematikan mode Y-Shift. Pertama, dengan membuka throttle secara tiba-tiba, ECU akan menonaktifkan fungsi Y-Shift. Kedua, dengan menekan tombol Mode satu kali. Ketiga, dengan menjaga throttle dalam posisi tertutup secara konsisten. (Bgx)
Baca Juga: Yamaha YZF-R1 dan YZF-R1M Makin Aerodinamis dengan Winglet
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.