Poster di dinding kamar anak laki-laki, identik dengan Lamborghini Countach. Eksotisme karya Bertone begitu menggelitik hasrat pria dari muda hingga tua, saat muncul pertama kali pada 1974. Mengenalkan ukiran "Italian Wedge" yang selalu didengungkan Lambo hingga saat ini. Namun Countach tidak bisa dimiliki setiap orang. Semua keanggunan itu harus dibayar mahal. Sehingga selalu berakhir tertempel dalam lembaran kertas untuk memuaskan pandangan mata belaka.
Kiprahnya berakhir pada 1990 dan tak pernah lagi terdengar nama Countach dalam daftar produk 'Banteng Mengamuk.' Awalnya pasti mengira hanya sebuah model satu momen yang tidak direncanakan penerusnya. Sampai pabrikan bermarkas Sant'Agata Bolognese menggaungkan kembali. Memang sulit dipercaya. Mungkin saja hanya berupa konsep nostalgia atau sebuah momen mengenang masa lalu. Tapi ini sebuah kenyataan.
Setelah 30 tahun berlalu, sang pionir supercar terlahir kembali. Resmi dikenalkan sebagai Lamborghini Countach LPI 800-4 dan bakal diproduksi. Tapi ingat, jumlahnya sangat terbatas. Kelak hanya akan dibuat 112 unit dan memakai basis Lamborghini Sián FKP 37. Notabene tetap bertalian erat dengan Aventador. Bedanya, mencomot powertrain hybrid dari Sián, sekaligus percontohan teknologi yang akan diusung terus untuk masa mendatang. Beruntung, konfigurasi ikonik V12 tetap bertahan. Dipadukan motor elektrik dalam mengaransemen daya eksplosif.
Menghidupkan kembali Countach tanpa V12, pasti terasa pahit. Beruntung sudah tersedia unit yang akan menyelamatkan masa depan Lambo. Kapasitas 6,5-liter dalam kondisi natural saja sudah menghasilkan 769 hp. Output lantas terdongkrak pecutan motor elektrik 34 hp yang ditenagai Supercapacitor 48 volt. Kalau semua disatukan, tercipta 803 hp yang disalurkan oleh girboks 7-speed ke semua roda (AWD). Klaim sprint menuju 60 mph (96 kpj) cuma butuh 2,8 detik. Ngebut terus sampai 124 mph (200 kpj) tembus 8,6 detik dan mentok di 221 mph (355 kpj). Jelas Countach tercepat sepanjang masa.
Baca Juga: Lamborghini Aventador LP 780-4 Ultimae Akhiri Kedigdayaan V12 Naturally Aspirated
Begitu melihat wujud utuh pertama kali, efek kejut dihasilkan tidak terlampau besar. Ya, tentu saja elemen detail Countach tampak jelas sekali. Countach LP400 paling menginspirasi versi reboot ini. Sukses menciptakan kesan supercar 70an dan memodernisasikannya. Coba perhatikan mimik datar meski tanpa lampu pop-up. Menilik bodi samping masih terpatri jelas bentuk anak panah dengan intake masif dan membentuk bokong semok. Lalu wheel arch diberi sudut persis seperti Countach klasik. Paling penting tentu saja, pintu gunting!
Tidak hanya ciri Countach LP400 saja. Kalau memperhatikan sirip di belakang kaca samping, diambil dari prototipe Countach. Ventilasi di belakangnya lagi mengikuti LP500 S. Pelek ukuran belang, 20 inci di depan dan 21 inci di belakang, mengadopsi gaya tombol putar telepon jadul yang pernah tampil di LP400 S. Kemudian wajah menyontek LP5000 S Quattrovalvole meski tanpa sayap V yang juga membuat Countach sangat dikagumi. Begitu pula tanpa kisi ventilasi ala Ferrari Testarossa seperti pernah dipakai di Countach edisi 25 tahun.
Namun garis besar desain Aventador masih terasa. Seolah hanya mengganti sebagian kulit sesuai elemen legendaris Countach. Tepatnya bisa dikatakan, seperti mengaduk Aventador, Sián dan Countach lawas jadi satu. Porsi luar banyak ambil dari Aventador plus mengganti detail Countach. Dalamannya tetap tak bisa menghilangkan unsur Sián. Desain interior terang-terangan nyaris mengambil semua. Pengecualian di bagian lingkar kemudi dan kursi yang mengambil dari Aventador, selebihnya dari Sián. Seperti dasbor, konsol tengah dan panel pintu.
Untuk membedakannya sebagai Countach, desainer Lambo menambah ventilasi AC dan lapisan kulit di lorong tengah. Dominasi merah dan hitam juga mengambil ciri Countach LP 400 S. Tapi pembeli tetap mendapat kebebasan memilih rangkaian warna eksterior dan interior sebagai layanan kustomisasi. Bisa sampai memilih warna karpet, plafon hingga jahitan.
Tidak ada nominal harga keluar dari rilis Lamborghini. Rumornya bisa melebihi satu juta dollar (Rp14 miliaran). Terlepas dari itu, konstruksi monokok Aventador masih jadi andalan. Sangat mungkin menjadi model terakhir yang memakainya sambil menunggu generasi terbaru lahir. Tak masalah, nama Countach tetap pantas disandang dan masuk daftar koleksi maniak supercar. (Odi)
Baca Juga: Reinkarnasi Lamborghini Countach Mulai Tampakkan Diri
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.