JAKARTA – Segmen Low MPV tak hanya jadi porsi terbesar di pasar otomotif Indonesia, tapi juga yang paling ketat persaingannya. Dari beberapa nama yang ada, Honda sepertinya sudah perlu membenahi Mobilio. Beredar sejak 2013, belum ada perubahan berarti, hanya facelift beberapa kali. Terakhir tahun lalu, itupun sebatas visual dan tambahan fitur. Sayang, dibanding produk merek lain, hal itu belum cukup. Lantas gebrakan apa saja yang dibutuhkan Honda bagi Mobilio?
Ubahan tampilan jelas perlu. Lawannya terlihat jauh lebih segar. Tengok saja Mitsubishi Xpander, Toyota Avanza plus Daihatsu Grand Xenia, dan Suzuki Ertiga. Area bumper, tepatnya di rumah lampu kabut dibuat mencolok gaya kekinian. Bahkan memberi kesan lebih sporty. Perubahan rupa khususnya wajah, juga bisa memanfaatkan teknologi LED.
Memang Mobilio sudah menggunakan penerangan berbasis dioda. Namun untuk daytime running light dan high mount stop lamp di belakang. Bila diterapkan pada lampu utama, Honda bisa mereka ulang wajahnya menjadi makin menarik, dengan garis desain lebih tajam terutama pada mata. Ini masih diganjar keuntungan berupa pemakaian energi listrik yang lebih hemat, berdampak pada peningkatan performa dan efisiensi kendaraan.
Baca Juga: Simak Skema Cicilan Honda Mobilio 2020 Beserta Spesifikasi Kendaraan
Tambahan Fitur
Jika wujud sudah diubah, penambahan fitur juga diperlukan. Mulai dari cara mengakses mobil yang tak perlu lagi menekan remote kunci. Honda sebenarnya punya fitur ini, tapi tak disematkan ke Mobilio. Pas sekali kalau mau tersedia di Mobilio, sebab sangat memudahkan pengguna. Biasanya dikombinasikan start/stop button untuk menyalakan-mematikan mesin. Makin praktis, sekaligus meningkatkan penampilan kabin.
Fitur lain adalah paddle shift. Mungkin bukan menjadi hal utama. Namun, keberadaannya dapat memberikan keseruan mengemudi. Bak seorang pembalap, pengemudi mampu memindah transmisi lewat tuas di belakang kemudi, memakai jari. Kenyamanan ketika menjelajah jauh juga perlu disokong cruise control. Tak perlu yang adaptif, karena bikin banderol mahal. Pengemudi pun tak cepat merasa lelah, karena tak harus menginjak pedal gas terus menerus.
Konektifitas
Konektivitas turut dijaga dengan penyediaan power outlet di semua baris. Tak dipungkiri, kedekatan masyarakat dengan gawai komunikasi elektronik tak bisa dipisahkan. Menjaga baterai tetap penuh sudah menjadi kebutuhan utama. Dengan adanya colokan pengisi daya di semua baris, semua penumpang dapat memenuhi keperluan itu.
Lanjut ke sektor keselamatan. Mobilio telah didukung kamera belakang untuk membantu proses parkir. Sensor belakang dan depan sayangnya tak terpasang. Padahal fitur ini sangat menolong, tak hanya pengemudi pemula tapi juga berpengalaman. Seringkali ada objek tak tertangkap kamera. Dengan memanfaatkan sonar, pengemudi jadi mengetahuinya, sehingga lebih waspada. Tapi itu tidak krusial. Bisa saja menambahkan sendiri dengan produk aftermarket. Plus penambahan jumla Airbag.
Baca Juga: Keistimewaan Honda Mobilio RS CVT, Varian Paling Layak Dibeli
Mesin
Terakhir turbo. Ya, tren induksi pendongkrak tenaga mungkin jadi senjata ampuh bila mau dipakai Mobilio. Apalagi Honda sudah menjejali beberapa produknya, walau baru pada lini high-end, seperti Honda CR-V, Civic dan Accord. Melihat dari benefit, tak cuma tenaga meningkat, tapi juga efisiensi bahan bakar. Membuat mobil untuk keluarga itu semakin ramah dompet pemilik. Meski dipastikan memengaruhi harga jualnya, tapi bukan berarti tak bisa diakali.
Honda harus berhati-hati dengan gerakan menelisik pabrikan asal Cina. Meski belum lama berada di Tanah Air, banyak lininya memiliki teknologi turbo, tapi dilego dengan angka sangat kompetitif. Honda perlu mencari strategi untuk mengikutinya. Salah satunya dengan memanfaatkan basis yang sudah ada. Ya, tahun lalu merilis City yang ditenagai dapur pacu 1,0 liter turbo. Mungkin saja unit itu dapat terbenam ke Mobilio. (Hfd/Raju)
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.