Tak salah berkhayal memiliki Toyota GR Yaris. Toh hot hatch itu sudah mengaspal di Malaysia dan Thailand. Negara tetangga yang sangat berdekatan saja sudah bisa menikmati, tentu ada peluang konsumen Indonesia juga. Bukan lagi sekadar harapan. Toyota GR Supra saja bisa dijual resmi, tentu sebuah keniscayaan bagi GR Yaris.
Memang barang seistimewa GR Yaris bisa saja datang lewat Importir Umum. Kendati begitu, tidak menutup kemungkinan kalau PT Toyota Astra Motor (TAM) memasarkan secara resmi. Mereka tidak asing dengan kontestan bergairah dalam ceruk pasar niche di samping jajaran produk mainstream. Anda mungkin kenal, sebut saja Toyota 86 dan Supra yang dipasarkan resmi oleh APM. Tampak tidak mengherankan bila akhirnya GR Yaris ikut meramaikan.
Jelas akan lebih menenangkan dan semakin menyenangkan kalau suatu produk datang secara resmi. Bisa dipastikan kelangsungan hidupnya lebih terjamin sebab bukan sebatas “bawa badan”. Segala hal terkait perawatan dan ketersediaan spare part untuk masa mendatang tentu akan dipertimbangkan. Apalagi, GR Yaris terbilang spesial dan unik. Darah keturunan dunia kompetisi mungkin membuatnya beda dari yang lain dari segi penanganan teknis.
Baca Juga: Toyota Supra A90 Drifter, Dibuat Pakai Ramuan Masa Lalu
Ya, rumornya cukup menggembirakan. Konon pihak diler sudah menerima pesanan. Meski begitu, dari sisi APM justru belum tercium aroma kepastian. Diakui, TAM saat ini masih melakukan studi saat dikonfirmasi ke Interactive Communication Department Head TAM, Dimas Aska. “Pada dasarnya di TAM kami masih tahap study untuk total ya gak cuma produknya tapi kalaupun akan masuk kan harus disiapkan sampai ke level pelayanan dan lain-lain ke depan,” papar Dimas.
Ditegaskan pula kalau studi tersebut belum berlanjut sampai ke tahap pemesanan. “Jadi memang belum sampai tahap pemesanan atau apapun secara formal,” pungkasnya. Menurut Dimas, pemesanan di diler merupakan hal wajar. “Pada dasarnya menurut kami wajar pihak teman-teman di diler untuk juga bisa jaring intender yang kira-kira ada intensi khususnya ke produk itu, apakah didasari orang yang bertanya karena isunya lagi cukup sering dibicarakan ataupun memang ada yang dari jauh hari sudah mulai tanya-tanya,” kata Dimas.
Namun tidak perlu jadi kecewa kalau menanti kedatangan GR Yaris secara resmi. Walau belum benar-benar dikonfirmasi, seminimalnya diketahui TAM punya intensi untuk membawa masuk hatchback kencang itu. Terbukti lewat terdaftarnya kode GR YARIS 1.6T M/T (GXPA16R-AGFGZW) dalam Lampiran Permendagri Nomor 1 Tahun 2021. Akankah ia datang meramaikan line up Toyota? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.
Baca Juga: Rahasia Ketangguhan Mesin Diesel Toyota 2GD-FTV yang Dipakai Kijang Innova dan Fortuner
Membawa nama Yaris, hatchback kencang racikan divisi balap pabrikan ini mungkin tidak terasosiasi langsung dengan model jalan raya. Hubungannya bahkan lumayan jauh dari versi Jepang/Eropa apalagi model spesifik negara berkembang seperti yang kita kenal sekarang.
Diferensiasi utama adalah basis pembangun. GR Yaris didirikan secara spesifik dengan menggabungkan dua platform, TNGA-B (depan) dan TNGA-C (belakang). Ini ditujukan untuk pemasangan sistem penggerak. Suspensi belakang pun akhirnya dibuat tak sama, mengenakan komposisi double wishbone ketimbang torsion beam.
Nama “GR Yaris 1.6T” mengindikasikan kehadiran dalam spek kencang RZ. Kombinasi antara bobot ringan dan mesin hebat menjadi resep dasar untuk senyum lebar. Jantung pacu tiga silinder 1.6 liter sanggup gelontorkan 257 hp. Bahkan bisa sampai 268 hp untuk model JDM. Torsi maksimum mencapai angka 360 Nm.
Potensi ini membuatnya sanggup berakselerasi ke 100 kpj di bawah 5,5 detik dengan batasan kecepatan maksimum 230 kpj. Digadang sebagai mesin tiga silinder paling bertenaga yang pernah melekat di mobil jalan raya. Daya sebesar ini kemudian didistribusikan oleh transmisi manual 6 percepatan ke dua sumbu.
Urusan handling, GR Yaris disokong sistem AWD GR-Four. Rancangan sistem memungkinkan pembagian tenaga 100 persen ke roda depan atau belakang. Kendati begitu, bias tenaga tidak diatur seekstrem itu. Melalui 4WD mode dial switch, pengemudi dapat menentukan tiga karakter berkendara. Saat posisi normal, distribusi torsi 60 persen disalurkan ke depan. Mode sport memprioritaskan poros belakang sebanyak 70 persen untuk bersenang-senang. Lantas bila ingin serius menjajal sirkuit, tersedia Track Mode. Pembagian setara ke roda depan dan belakang cocok di saat kompetitif. Bahkan mejeng opsi Torsen Limited-Slip Differential di gardan demi pembagian lebih lanjut antara sisi kiri dan kanan. (Krm/Odi)
Baca Juga: Toyota Raize Segera Masuk Indonesia, Kemungkinan Dilengkapi Toyota Safety Sense
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.