Persepsi soal Toyota Kijang pasca ditambah imbuhan Innova memang agak berbeda. Ia dengan tegas naik kasta. Dari sebelumnya sekadar mobil keluarga dengan akomodasi maksimal - serta bekalan dapur pacu dan fitur sederhana. Innova menawarkan kesan lebih mewah. Tanpa meninggalkan ketangguhan untuk utilitas. Lantaran, Calya dan Avanza mengisi segmen bawah.
Karena itu pula, harga barunya terbilang tinggi. Mungkin boleh dibilang kurang ramah lagi bagi konsumen entry level yang mencari mobil keluarga tujuh penumpang. Namun masih ada solusi untuk meminangnya. Melirik unit-unit bekas bisa jadi jawaban sebab nilai jualnya cukup masuk akal. Inilah rekomendasi kami meliputi generasi 2015 (akhir) hingga lahiran 2020.
Opsi termurah adalah generasi pertama Kijang Innova Reborn (2016-2018). Sama sekali tidak mewariskan tarikan garis atau bentuk dari Innova lama. Semuanya tampak proporsional dari depan sampai belakang. Ada nuansa maskulin tersirat dari garis-garis nut kap mesin serta bahu. Berikut, dipasangkan lampu depan melebar begitu pula di belakang.
Baca Juga: Daya Pikat Toyota Rush dalam Kompetisi Low SUV
Di generasi ini, PT Toyota Astra Motor menyediakannya dalam berbagai opsi trim level, transmisi, hingga dua pilihan mesin. Mudah dipersonalisasi sesuai selera Anda. Untuk mesin bensin tersaji dalam varian G (M/T dan A/T), V (M/T dan A/T), serta Q sebagai perwakilan trim tinggi juga disediakan dua pilhan girboks. Mereka semua tentu memiliki diferensiasi secara tampilan dan fitur. Bahkan di seri Q format jok baris tengah captain seat.
Sayangnya, fasilitas pengaman aktif di varian bensin belum sekomplet yang diesel. Hill Start Assist (HSA), hingga Vehicle Stability Control absen. Baik pada transmisi manual atau otomatis. Padahal keduanya cukup membantu pengendara dalam bermanuver di segala keadaan. Apalagi HSA, yang mestinya mampu mencegah mobil mundur jika memulai akselerasi di tanjakan.
Untungnya beberapa fitur keamanan dasar sudah terpenuhi. Semua trim mendapat dual SRS Airbag di sisi pengemudi dan penumpang depan. Ditambah kantong udara untuk lutut driver. ABS dan EBD pun masuk dalam paket standar. Serta jok ISOFIX termasuk tether anchor. Lantas seat belt tiga titik dipasang pada semua row, hanya saja milik trim Q lebih sedikit berkat format jok berbeda. Selain itu, beberapa barang spesial juga dimasukkan ke tipe Q bensin. Dari mulai MID TFT hingga smart key dan lampu proyektor LED.
Kalau urusan dapur pacu seragam dengan kode 1TR-FE DOHC 16-valve Dual VVT-i. Berkubikasi bersih 1.998 cc dengan format empat silinder. Mengeluarkan daya maksimal 139 PS di 5.900 rpm dan torsi puncak 183 Nm pada 4.000 rpm. Satu diterjemahkan ke transmisi manual lima percepatan, satunya lagi ditranslasikan girboks otomatis enam percepatan.
Varian diesel, sebetulnya dibagi dalam trim level kurang lebih sama: G, V, Q. Hanya saja fasilitas keamanan dan kenyamanan lebih maksimal, meski hanya di seri tertinggi. Tentunya, dengan bekalan dapur pacu diesel yang jadi favorit para konsumen.
Baca Juga: Toyota Innova Crysta 2.7L Pakai Mesin Buatan Indonesia
Seri Q diesel, selain dihias panel kayu di dalam kabin, penumpang baris dua dapat menikmati meja lipat di sisi kanan maupun kiri. Lengkap dengan lubang cup holder. Benda sederhana ini membuat kesan interior makin mewah. Sekaligus berfungsi optimal ketika membawa keluarga saat perjalanan jauh.
Ditambah lagi fitur keamanannya. HSA eksklusif disediakan pada seri ini. Begitu pula VSC. Hingga jumlah airbagnya. Selain yang disebutkan di varian bensin, trim ini mendapat tambahan side airbag dan CSA. Komplet. Lantas dapur pacunya, tentu tak perlu diragukan lagi. Mesin 2GD-FTV DOHC 16-Valve disokong VNT Intercooler. Dan memiliki kubikasi bersih 2.393 cc dari konfigurasi empat silinder.
Alhasil, gapaian torsinya begitu melimpah. Jauh ketimbang versi bensin. Ia mampu meraih momen puntir puncak dalam rentang 1.200 – 2.600 rpm, dengan besaran 359 Nm. Sementara daya kudanya juga masih tetap di atas, yakni 149 PS di 3.400 rpm. Sebagai catatan, ini untuk opsi transmisi otomatis enam percepatan. Yang manual lima percepatan meraih torsi lebih sedikit, 342 Nm di rentang 1.200 – 2.800 rpm.
Pada pertengahan 2017, bodi itu kembali diolah untuk menciptakan satu varian anyar, Venturer. Dibuat dengan interpretasi desain lebih maskulin. Banyak aksen hitam disebar ke sekeliling bodi. Seperti side rocker moulding, front grille, front bumper, hingga garis bibir fender gelap. Bahkan pelek pun sama halnya, dilabur hitam berdiameter 17 inci. Ia turut menjadi seri komplet baik pada opsi mesin bensin atau yang diesel.
Di dalam kabin, semua kebagian pengaturan AC otomatis. Kokpit MID juga sudah bermodel TFT, sekaligus punya tombol pembuka kaca otomatis. Dashboard dan beberapa trim diberi panel kayu, hingga punya iluminasi LED di row kedua. Tentunya, untuk masuk ke mobil sudah mengandalkan smart key. Sayang, pembagian fitur keamanan aktif masih serupa di trim lain. Yang bensin agak banyak absen, sementara diesel dipenuhi oleh HSA, VSC, sampai jumlah airbag yang banyak. Kalau mesin tidak beda sama sekali dengan versi lalu.
Masuk generasi 2018, ada sedikit penyempurnaan. Namun sebetulnya tak jauh berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Ditambah garnish plat nomor, auto folding outer mirror, serta pelek baru. Pembagian lampu proyektor LED juga kini dimulai pada trim V, begitu pula panel kayu di interior. Dan juga, varian Q diesel resmi hilang digantikan oleh Venturer. Versi penyegaran ini merupakan seri terakhir sebelum akhirnya 2020 akhir Innova merevisi sebagian wajah.
Innova Q diesel keluaran 2016 – 2018 menjadi opsi paling menarik untuk dipinang. Bisa dibilang barang langka, karena hanya sekitar satu tahun dipasarkan. Namun bukan berarti sulit mendapat unit sekennya. Masih bisa ditemui jika Anda beruntung. Bila berselancar di laman mobil bekas tetap ada yang menjual. Harganya antara Rp 310 - 320 juta untuk keluaran sama 2016. Lebih murah dari Innova terbaru varian paling murah saat ini, tipe 2.0 G M/T berbanderol Rp 329,6 juta. Tentunya punya keunggulan dari fitur kenyamanan lebih baik. Minus HAC dan VSC, namun tetap layak dibeli.
Secara harga, meski ada gap yang cukup jauh dengan varian lain, namun tetap masuk akal. Masih selisih banyak ketimbang beli generasi anyar. Sementara itu usianya pun masih terbilang muda. Baru mencapai 3 – 5 tahun. Rasanya masih bisa meminimalisir risiko dapat unit mengenaskan. Kecuali bekas terkena banjir. Asal piawai saja saat memilih. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Toyota Agya Bekas, Seberapa Menarik Dibeli?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.