Menatap Pasar Otomotif 2025, Market EV Terus Bertumbuh
Saat tahun berakhir, kita kembali disuguhi pandangan mengenai perkembangan pasar otomotif tahun depan. Fokusnya tidak jauh dari kendaraan listrik yang diprediksi akan menjadi sorotan di 2025, meskipun kondisi ekonomi menghadirkan berbagai tantangan di banyak sektor.
Menurut laporan Carscoop, studi oleh S&P Global Mobility memperkirakan bahwa penjualan kendaraan listrik global akan tumbuh hingga 30 persen tahun depan. Proyeksi ini cukup menarik, mengingat banyak produsen yang mengumumkan rencana perlambatan terkait permintaan EV yang terus menurun.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa penjualan kendaraan ramah lingkungan, terutama battery electric vehicle (BEV), diperkirakan mencapai 15,1 juta unit, dengan pangsa pasar 16,7 persen dari total penjualan kendaraan. Prediksi tahun ini menunjukkan penjualan EV mencapai 11,6 juta unit dengan pangsa pasar 13,2 persen secara global.
Pertumbuhan ini akan sangat bergantung pada beberapa wilayah yang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan penjualan kendaraan listrik. Di Amerika Serikat, misalnya, pasar diprediksi tumbuh sekitar 36 persen dari pangsa pasar 11,2 persen saat ini. Namun, tantangan baru muncul dengan pemerintahan Trump yang akan memberlakukan pajak tambahan untuk kendaraan listrik dan produk impor tahun depan.
Tiongkok sekali lagi diprediksi akan menjadi pusat penjualan EV. Meskipun pertumbuhan di Tiongkok tidak setinggi di wilayah lain karena market share yang telah mencapai 30 persen, pasar EV di negara ini tetap menarik. Pertumbuhan diperkirakan mencapai 20 persen dan akan melampaui penjualan mobil konvensional untuk pertama kalinya tahun depan, lebih cepat dari target pemerintah yang awalnya ditetapkan untuk 2035.
Namun, tantangan di Tiongkok tidak sedikit. Pasar EV mengalami masalah dengan oversupply, persaingan ketat, dan perang harga yang berat bagi merek-merek lokal.
Produsen otomotif Eropa, Jepang, dan Amerika juga menghadapi tantangan di Tiongkok. Dominasi mereka dalam beberapa tahun terakhir berkurang signifikan, dengan pangsa pasar turun dari 64 persen pada 2020 menjadi hanya 37 persen pada 2024.
Pasar EV di Eropa juga menarik perhatian. Meski menghadapi tantangan dengan penghapusan subsidi di beberapa negara serta persaingan dengan produk-produk dari China, pasar Eropa diperkirakan tetap bertumbuh sekitar 43 persen dari market share 20 persen saat ini.
Indonesia pun tidak ketinggalan dalam demam EV sepanjang 2024. Berkat berbagai kebijakan pemerintah, pasar EV tumbuh pesat. Merek-merek Tiongkok membanjiri pasar dengan produk inovatif, memberikan tantangan bagi produsen dari Korea Selatan dan Jepang yang sudah lebih dulu ada.
Pada 2025, dukungan pemerintah Indonesia untuk kendaraan listrik tidak akan berhenti. Insentif PPN DTP dan PPnBM diberikan pada model BEV dan hibrida yang sangat dinantikan oleh produsen Jepang.
Model hibrida mendapatkan insentif PPnBM DTP sebesar 3 persen. Selain itu, insentif PPN DTP 10 persen diberikan untuk impor mobil listrik CKD. Insentif PPNBM DTP 15 persen untuk impor mobil listrik CBU dan CKD serta pembebasan bea masuk impor EV CBU juga diberikan.
Melihat pasar otomotif global dan domestik di 2025, jelas bahwa tahun depan akan dipenuhi tantangan dan peluang yang menarik. (Sta)
Baca Juga:
Gaikindo Anggap Kenaikan PPN Jadi 12 Persen Tidak Menurunkan Penjualan
Pemerintah Kasih Diskon PPnBM DTP 3 Persen untuk Mobil Hybrid
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test