Cloud EV merupakan produk yang ditujukan untuk segmen hatchback menengah. Kendaraan ini melengkapi jajaran model Wuling yang sudah ada. Dengan harga jual Rp398 juta on the road di Jakarta, mobil ini menawarkan diferensiasi dari pesaing lainnya. Fitur-fiturnya termasuk jok berbentuk sofa yang menjanjikan kenyamanan bagi penumpang, sistem ADAS, jarak tempuh tinggi, layanan bebas biaya selama 15,5 tahun, dan sistem perintah suara (WIND) yang menjadi keunggulan utama. Meskipun demikian, kendaraan ini juga memiliki beberapa kelemahan.
Keunggulan utama Wuling Cloud EV terletak pada kelengkapan ADAS yang menjadi standar. Fitur-fiturnya meliputi Adaptive Cruise Control (ACC), Forward Collision Warning (FCW), dan Automatic Emergency Braking (AEB), ditambah dengan Lane Departure Warning (LDW) dan Intelligent Head Beam Assistance (IHMA).
Selain itu, kendaraan ini juga dilengkapi berbagai teknologi canggih lainnya. Termasuk perintah suara dalam bahasa Indonesia (WIND), aplikasi My Wuling untuk mengontrol perangkat dan fungsi melalui smartphone, serta Sofa Mode yang meningkatkan kenyamanan di dalam kabin. Kursi Cloud EV memiliki desain unik yang menyerupai sofa (bergaya awan), dengan jok belakang yang bisa diatur kemiringannya hingga 135 derajat, berubah menjadi cloud bed.
Wuling tampaknya ingin menekankan pada kemewahan kabin, dengan 18 ruang penyimpanan yang tersebar di seluruh interior, ruang bagasi berkapasitas 382 liter yang dapat diperluas menjadi 1.707 liter setelah jok dilipat. Cloud EV menampilkan interior dua warna dengan panel instrumen LCD persegi panjang 8,8 inci dan layar kendali atau head unit mengambang berukuran 15,6 inci yang mendukung multisambungan. Sistem audio enam speaker menyebarkan suara yang sangat menyenangkan untuk didengar.
Model ini dilengkapi dengan satu jenis baterai 50,6 kWh yang menawarkan jarak tempuh 460 km (CLTC), yang merupakan yang terjauh di antara produk Wuling lainnya. Berbeda dengan Wuling Air EV yang hanya menggunakan pengisian AC, Cloud EV dapat diisi dengan cepat menggunakan fasilitas fast charging DC (maksimal 30 kW), mengisi baterai dari 30 persen hingga 80 persen hanya dalam waktu 30 menit.
Untuk mendukung berbagai jenis mobilitas, tersedia pilihan mode berkendara: Eco, Eco+, Sport, dan Normal. Semua model dilengkapi dengan motor yang sama, yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 100 kW (136 PS) dan torsi maksimum 200 Nm. Cloud EV memiliki dimensi panjang 4.295 mm, lebar 1.850 mm, dan tinggi 1.652 mm, dengan jarak sumbu roda 2.700 mm, membuatnya nyaman untuk dikemudikan.
Dari segi desain, kendaraan ini mengusung konsep bertumpuk dengan tampilan yang menawan. Fitur desain yang menonjol termasuk atap bergaya mengambang dan gagang pintu yang tersembunyi. Mobil ini juga dilengkapi dengan sunroof yang tidak hanya memberikan pencahayaan alami tetapi juga menambah kesan ruang yang lebih luas. Spoiler ducktail di bagian belakang meningkatkan estetika kendaraan. Cloud EV berdiri di atas pelek aluminium yang menarik, dengan ukuran 18 inci dan profil ban 55/215 mm.
Fitur keselamatan pada Cloud EV cukup komprehensif, mencakup Auto vehicle holding, electric parking brake, electronic stability control, ABS, EBD, TPMS, ISOFIX, dan empat SRS airbag. Baterai lithium iron phosphate yang digunakan telah bersertifikasi IP67, menjamin keamanan untuk penggunaan sehari-hari bahkan dalam kondisi cuaca buruk. Selain itu, terdapat fitur regenerative braking, monitor pandangan 360 derajat, dan empat metode untuk membuka bagasi belakang, yang meliputi perintah suara, remote, head unit, dan tombol elektrik pada pintu.
Selanjutnya, Wuling menyediakan perangkat pengisian 7 kW secara gratis, free maintenance hingga 15,5 tahun atau 155.000 kilometer (tergantung mana yang tercapai lebih dulu), serta pengisian daya DC secara eksklusif tanpa biaya. Calon pemilik juga berkesempatan mendapatkan insentif sebesar Rp5 juta untuk pembelian Cloud EV.
Wuling Cloud EV memiliki banyak kelebihan namun juga beberapa kekurangan. Sebagai contoh, tombol-tombol fisik telah mulai dieliminasi, dengan kontrol utama dipindahkan ke layar sentral atau head unit yang besar. Ini mungkin mudah diadaptasi oleh generasi muda, tetapi tidak semua orang terbiasa dengan teknologi untuk memanfaatkan fitur-fitur tertentu.
Dalam hal kenyamanan, Wuling Cloud memang tidak diragukan. Namun, ada beberapa poin yang bisa dijadikan masukan untuk produsen. Seperti kebanyakan mobil Cina, lingkar kemudi terasa terlalu ringan, bahkan saat mobil bergerak cepat di jalan tol. Mungkin perlu ada penyesuaian pada rasio steering rack atau Electronic Power Steering (EPS) untuk mengakomodasi karakteristik dan kebutuhan berkendara di Indonesia.
Kekurangan lain adalah sistem pengisian daya. Sayangnya, Wuling masih menggunakan pengisi daya GB/T, sementara stasiun pengisian umum dan produsen mobil Cina lainnya telah beralih ke soket CCS (Combined Charging System). Ini bisa menjadi kendala saat bepergian keluar kota, meskipun Wuling menyediakan fasilitas pengisian cepat di 16 lokasi, yang masih dirasa kurang untuk kebutuhan pengisian baterai.
Ada pula penjual yang menawarkan adaptor dari sistem GB/T ke CCS, tetapi Wuling tidak merekomendasikannya karena alasan keamanan. Harga adaptor tersebut di e-commerce juga tidak murah, berkisar antara belasan hingga puluhan juta rupiah. Semoga Wuling dapat melakukan perbaikan agar tidak tertinggal dari kompetitor lainnya dari Tiongkok. (Alx)
Baca Juga: Harga Resmi Wuling Cloud EV Lebih Murah dari Estimasi
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.