Peluncuran Yamaha Fazzio langsung menyita perhatian. Tak hanya tampilan retro modern nan unik, melainkan juga nama Hybrid yang tertera. Ini jadi pertanyaan penting. Apakah ia mengusung teknologi dua mesin seperti teknologi hibrida pada umumnya?
Yamaha mengklaim jika Fazzio adalah satu-satunya skutik bermesin 125 cc di Indonesia yang menggendong teknologi hybrid. Setidaknya ada 3 hal yang dijanjikan, efisiensi bahan bakar, ramah lingkungan, dan performa berkendara. Tapi jangan salah kaprah, ternyata cara kerjanya berbeda dengan sistem hybrid yang ada di Honda PCX e:HEV atau mobil hybrid kebanyakan.
Mekanisme hybrid yang disuntik pada Fazzio fokus ke 2 sumber tenaga yang saling berkaitan. Pertama tenaga yang diproduksi dari mesin konvensional serta tenaga yang disuplai dari Electric Power Assist Start (EPAS). Untuk mendukung 2 sektor tadi ada sejumlah komponen saling menunjang. Antara lain Smart Motor Generator (SMG), baterai (aki), dan Starter Generator Control Unit (SGCU).
Baca Juga: Dijual Rp21,7 Juta, Yamaha Fazzio Hybrid Bertabur Fitur Menarik
Dalam kondisi normal baterai atau aki berfungsi layaknya motor pada umumnya. Yakni untuk menghidupkan kendaraan. Setelah motor menyala daya baterai akan langsung diisi (charge) kembali oleh komponen SMG. Kemudian EPAS yang bersumber dari aki berfungsi untuk memberikan tenaga tambahan pada 3 detik pertama saat tuas gas diputar. Tenaga itu adalah hasil dari mesin konvensional dan EPAS-nya, sehingga akselerasi awal akan lebih bertenaga dan halus ketika di medan menanjak atau berboncengan.
Nah setelah lepas dari 3 detik pertama, secara otomatis EPAS akan mati dan mesin konvensional saja yang bekerja. Namun ketika kembali berhenti kemudian memutar tuas lagi, sistem EPAS dan mesin konvensional akan kembali aktif selama 3 detik.
Kenapa hanya 3 detik pertama? Karena di sinilah titik motor membutuhkan tenaga yang cukup besar. Apalagi saat akselerasi sekaligus membawa barang bawaan atau boncengan butuh daya yang besar, sehingga memerlukan tambahan tenaga. Setelah 3 detik, hybrid di Fazzio berhenti bekerja dan diteruskan oleh mesin konvensional.
Di Fazzio tak ada baterai lithium-ion seperti Honda PCX e:HEV atau mobil hybrid. Anda juga tak perlu melakukan pengisian baterai layaknya sistem listrik Plug in Hybrid (PHEV). Mesin internal combustion Fazzio akan terus bekerja, berbeda sistem hybrid pada mobil.
Kalau mobil hybrid, mengandalkan kombinasi dari sistem kerja motor listrik dengan mesin pembakaran internal. Mekanisme kerja motor listrik dan mesin konvensional dibuat secara paralel sehingga keduanya bisa aktif secara bergantian. Sehingga saling melengkapi dan membantu satu sama lain.
Sementara Fazzio fokus ke peningkatan akselerasi awal dan efisiensi bahan bakar saja. Sebab bukaan gas pertama adalah momentum paling berat untuk mesin sehingga butuh suplai bensin lebih banyak. Terutama saat berboncengan dan melahap tanjakan. Nah dengan adanya teknologi Blue Core Hybrid inilah gejala motor ngempos atau boros akan diminimalisir. Sayangnya saat proses peluncuran tak ada klaim angka berapa tenaga tambahan yang dihasilkan maupun efisiensi konsumsi BBM.
Nah untuk memaksimalkan efisiensi bahan bakar dan sistem hybrid, Fazzio juga dibekali Stop Start System (SSS). Secara fungsi tidak berbeda dengan kepunyaan Honda (Idling Stop System). Ketika Anda mengaktifkan fitur ini yang tombolnya ada di saklar kanan stang, mesin motor akan mati secara otomatis pada saat berhenti sejenak (5 detik) atau di lampu merah. Sejatinya dirancang untuk mengurangi konsumsi pemakaian BBM yang tidak perlu dan menurunkan emisi gas buang. (Kit/Odi)
Baca Juga: Yamaha Fazzio Menantang Honda Scoopy, Layak Dipilih?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.