Merek BSA Hidup Kembali di Bawah Kendali Mahindra Group
Motor BSA akan hidup lagi. Ialah Mahindra yang bakal menyelamatkan jenama ikonik asal Inggris itu. Investasi £3,4 juta disiapkan agar bisa kembali beroperasi mulai tahun depan. Fokusnya tak hanya membuat motor konvensional lagi, tapi juga menyasar kendaraan listrik.
Nantinya berada di bawah naungan anak perusahaan Mahindra Group, Classic Legends Private Limited (CLPL). Anand Mahindra, Chairman Grup Mahindra yang memiliki kekayaan $ 1,7 miliar (£ 1,3 miliar) menurut majalah Forbes, mengatakan dia memilih untuk berinvestasi di Inggris karena sejarah produksi sepeda motor itu. Ia pun berjanji untuk mengembalikan kejayaan salah satu pabrikan roda dua Inggris yang telah terhenti selama hampir 50 tahun.
“Inggris adalah pemimpin sepeda motor sejak awal. Sejarah atau asal-usul dari BSA adalah sesuatu yang sangat ingin kami pertahankan. Intinya kami mau merek legendaris agar tetap ada. Para pecinta motor klasik tentu menginginkan hal ini. Sama-sama kita berharap,” kata Anand Mahindra kepada Guardian.
Baca Juga: BMW Motorrad Rombak Penampilan S 1000 R dan G 310 R, Penuhi Standar Emisi Tanpa Koreksi Tenaga
Perusahaan itu juga menerima dukungan dari pemerintah Inggris, berupa dana hibah sebesar 4,6 juta poundsterling. Jumlah uang yang banyak itu rencananya digunakan untuk mengembangkan sepeda listrik. Dengan harapan dapat menciptakan setidaknya 255 pekerjaan setelah produksi BSA berlangsung.
Pihak investor juga berencana membangun fasilitas penelitian di Banbury, Inggris. Di sana mereka bakal membuat kuda besi dengan pembakaran internal (ICE) dan mengembangkan teknologi sepeda motor listrik. Perakitan bisa dimulai tahun depan dan Mahindra berharap dapat membantu menghidupkan kembali industri sepeda motor Inggris. Setidaknya produk pertama mereka bakal meluncur sebelum 2022.
Mahindra Group adalah pabrikan traktor terbesar di dunia dan pembuat mobil terbesar ke-20 berdasarkan penjualan. Perusahaan ini memiliki merek mobil listrik Reva yang memproduksi city car G-Wiz, dan juga produsen kendaraan listrik roda tiga terbesar di dunia.
Baca Juga: MV Agusta Superveloce 75 Anniversario, Model Terbatas Serba 75
Pengalaman dalam menghidupkan merek sepeda motor bukan sekali ini. Pada 2016, mereka mengambil saham kepemilikian Jawa, perusahaan asal Ceko yang sekaligus pemembeli merek BSA. Jawa diluncurkan kembali pada 2018, dengan 50.000 unit penjualan dalam satu tahun pertamanya. Pencapaian inilah yang mereka ingin ulang dengan BSA.
Anupam Thareja, mantan bankir investasi yang juga pendiri CLPL, memimpin proyek untuk menghidupkan kembali merek BSA. Thareja awalnya mengakuisisinya, dan sekarang memiliki rencana untuk mendirikan pabrik BSA di dekat situs Small Heath di West Midlands, South-East Birmingham. Dia berkata ingin melanjutkan pesona motor Inggris yang unik dari perusahaan BSA. Tapi hingga kini ia enggan memberikan komentar mengenai perkiraan produksi tahunan.
Perusahaan BSA yang baru rencananya menjual sepeda motor mesin pembakaran internal tradisional terlebih dahulu. Besar kemungkinan dijual antara £ 5.000 sampai £ 10.000 atau setara Rp 93 juta hingga Rp 187 juta. Sementara untuk suku cadang didatangkan langsung dari berbagai pemasok dari Inggris dan sekitarnya.
The Birmingham Small Arms Company atau BSA awalnya didirikan pada 1861 untuk memproduksi senjata, dan pabrik pengerjaan logam. Kemudian beralih ke sepeda motor pada 1910. Selama 1950-an dan 60-an, BSA menjadi produsen terbesar dan merek sepeda motor Inggris paling populer di seluruh dunia, bersama dengan perusahaan terkenal seperti Triumph, Norton, dan Royal Enfield. Tapi sayang pada 1970-an perusahaan bangkrut dan berhenti berproduksi. (Bgx/Odi)
Sumber: The Guardian, Info Moto
Baca Juga: Royal Enfield Tripper Navigation, Bisa Diaplikasi di Berbagai Motor
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test