Ketika rival dekatnya baru bersolek habis, tampaknya Yamaha berupaya supaya pamor Fino tak makin tenggelam. Ada penambahan tiga kelir baru di seri Fino 125 Premium. Dengan komposisi semewah varian Grande, namun berbekal kelengkapan seri terbawah. Ia dibanderol Rp 18,735 juta OTR Jakarta, alias tak berubah sama sekali.
“Penyegaran warna baru kami lakukan untuk mendukung pengalaman berkendara konsumen. Perpaduan warna baru yang kami hadirkan membuat Yamaha Fino 125 Premium ini, tampil lebih elegan dan berkelas. Sehingga sangat cocok untuk mendukung gaya berkendara dan lifestyle konsumen agar tetap fashionable dalam menjalankan aktivitas setiap hari,” ungkap Antonius Widiantoro, Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, dalam siaran rilis.
Creamy Grey menjadi komposisi paling ekspresif di antara yang lain. Ia pun memiliki nuansa retro lebih kuat sebab didominasi tema warna pastel. Tentu, bagian bodi mayoritas dicat abu-abu pudar. Digabungkan aksen aksen rose gold, atau Yamaha menyebut Glossy Sakura Cooper. Yang lantas berpadu bungkusan jok coklat.
Berikutnya Black Espresso, juga mengandalkan aksen Glossy Sakura Cooper di area yang sama. Hanya saja, dominasi hitam glossy dilabur ke sekeliling panel. Sementara tema White Latte, paling beda sendiri sebab catnya tunggal. Bukan two tone seperti yang lain. Urusan jok, mereka satu irama dengan varian Grande, alias memakai jok coklat.
Baca Juga: Segini Cicilan Yamaha Gear 125, Selisih Tiap Varian Tidak Banyak
Cukup disayangkan – walau telah lama tak berganti wujud – munculnya Fino tema baru tak seiring penambahan fitur. Mengingat Scoopy sudah naik kelas dengan segala kecanggihan dan operasi jantung besar. Belum ada update apapun apalagi menyentuh teknis. Padahal secara harga (Varian tinggi) tak bisa dibilang jauh lebih murah dari Scoopy. Malah sedikit bersinggungan.
Untung saja terdapat poin menarik dari skutik retro milik pabrik logo garpu tala. Semisal, dari segi jantung pacu. Ini lebih baik dari milik Scoopy, malah boleh dibilang signifikan di kelas entry level. Menggendong amunisi satu silinder 125 cc, menghasilkan output 9,38 Hp/8.000 rpm dan torsi 9,6 Nm/5.500 rpm. Cukup bertenaga.
Di Fino versi Grande (tertinggi), mesin ini juga berpadu dengan Start Stop System yang berfungsi saat posisi idle selama 5 detik. Hal ini tentu membantu mengefisiensi konsumsi bahan bakar. Mesin besar, dikombinasikan tangki bahan bakar yang sudah besar pula. Ia sanggup menelan 4,2-liter bensin alias setara dengan sang rival.
Nah, perihal fitur menjadi poin kekurangan Fino. Di versi mahal sekalipun, kuncinya konvensional. Hanya berbekal shutter key untuk pengaman. Berbanding jauh dengan Scoopy, yang memiliki anti-theft alarm, malah sekarang disediakan kunci pintar. Barang-barang seperti soket pengisi gawai dan panel instrumen berinformasi lengkap juga masih absen.
Tapi menyoal wujud, tak kalah unik. Garis bodi Fino boleh dibilang lebih ekstrem dari Scoopy. Untuk menyukainya mungkin tak bakal secepat orang saat melihat kompetitor. Namun ketika diperhatikan, sosoknya menyenangkan. Seperti pemakaian mika lampu super besar, serta peletakan instrumen dan fuel gauge dalam kluster terpisah. Sangat retro. Ada karakter tersendiri tercipta dari skutik mungil satu ini.
Baca Juga: Fitur Konektivitas Y-Connect Mungkin Sekali Tersedia di Skutik Entry Level
Tidak dapat dipungkiri – dengan harga bersinggungan – pamor Honda Scoopy pasti lebih besar. Rasanya agenda meracik ulang Fino perlu disegerakan jika mau mengimbangi. Pasalnya, Honda benar-benar memperbaharui dengan konsep jauh lebih matang.
Pertama, perihal desain. Honda menerjemahkan nuansa retro lebih kental pada generasi All New Scoopy. Bentuk serba bulat menempel di tubuh. Dari fender, mika stop lamp, samping, hingga lampu utama. Belum lagi ia memancar cahaya lewat lensa proyektor, bukan reflektor. Makin terlihat modern. Selain itu perubahan gurat membuatnya makin proporsional. Plus dikombinasi ban 12 inci khas skuter negeri kaukasia.
Model panel instrumen diubah total. Ada kesamaan konsep memang, yakni memadukan penunjuk analog dan digital. Namun Format angka, grafis dan bentuknya berubah. Layar kecil juga lebih modern, sekaligus mampu menampilkan menu komplet. Ada penambahan informasi yang cukup krusial. Scoopy generasi baru turut menampilkan konsumsi bahan bakar rata-rata dan real time, membantu pengendara mengetahui perilaku berkendaranya.
Transisi ke rangka eSAF turut berhasil membuat bobot Scoopy berkurang. Tadinya hampir 100 kg, sekarang tipe standar hanya 94 kg dan yang pakai smart key 95 kg. Memang tidak sesignifikan Beat dan Genio yang bisa menahan angka berat di kisaran 89 kg – 90 kg. Tapi rasanya selisih 4 kg pun bakal lumayan terasa. Berikut mestinya punya impresi ketangkasan dan kenyamanan mirip saudara-saudaranya.
Dari mulai lampu LED proyektor, answer back system, soket daya, sampai Idling Stop System (ISS) menjadi perangkat bawaan. Adapun penyempurnaan soket daya. Di dalam konsol kiri, dulu Anda memerlukan konektor untuk bisa mengisi baterai gawai. Kini, keluhan sederhana itu didengar pihak produksi. Dan akhirnya diterjemahkan-lah jenis soket USB, supaya tak repot lagi beli penghubung kabel. Tinggal aplikasikan lewat kabel bawaan ponsel saja.
Khusus varian Fashion dan Sporty baru mendapat remote anti-theft dan answer back system. Kalau menambah beberapa ratus ribu rupiah untuk varian atas, Anda bakal dimanjakan dengan sistem kunci pintar. Jenisnya sama persis dengan milik Vario 150. Alias tinggal mengaktifkan kenop untuk menyalakan mesin, sementara kunci bisa dikantongi.
Harus diakui, meski berubah jantung pacunya tapi Scoopy tak lebih hebat dari Fino. Ia mengambil basis Genio, 110 cc eSP SOHC dua klep dengan sistem injeksi elektronik (PGM-FI). Bore dan stroke benar-benar persis di angka 47 mm x 63,1 mm, alias diperpanjang langkah untuk kebutuhan dalam kota. Serta rasio kompresi 10:1. Daya kudanya juga identik, memproduksi 8,87 Hp di 7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm pada 5.500 rpm. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Makin Komplet, Kenali 3 Varian All New Yamaha NMax
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.