Sah-sah saja bila menggambarkan mobil listrik ibarat Tamiya atau mungkin mainan R/C. Jumlah komponen utama tidak terlalu banyak. Kasarnya terbagi atas motor listrik, baterai, sistem penggerak, dan paling banter otak komputer. Dorongan elektris berasal dari putaran motor listrik terlihat minim jumlah komponen bergerak, apakah bebas perawatan?
Oke, mesin konvensional tampak usang dan begitu kompleks di depan sebuah EV. Dalam upaya untuk menciptakan velositas saja memainkan bermacam komponen berbeda. Perlu sinergi dari moving parts seperti kruk as, klep dan noken as, hingga segala bagian pendorong piston. Belum lagi sokongan peningkat efisiensi seperti pengatur gerak klep variabel. Nah, setiap gerakan tadi perlu pelumasan plus asupan energi harus bersih sehingga perlu saringan. Semua pastinya wajib dirawat dan diganti secara berkala agar dapat terus beroperasi sebagaimana mestinya.
Lain cerita ketika memandang mobil listrik. Kinerja motor listrik mungkin tidak sesibuk aransemen mesin konvensional. Putaran hadir melalui induksi magnet dan baterai. Kompleksitasnya berbeda dunia dan boleh jadi kesibukkan utama terletak di perangkat lunak, bukan bagian fisik. Terlihat seolah tidak perlu ganti oli atau saringan yang lazim menjadi masuk keranjang belanja saat servis. Tapi pandangan itu salah besar, mobil listrik tetap perlu perawatan berkala.
Baca Juga: Spesifikasi Hyundai Ioniq 5 Bocor, Secanggih Porsche Taycan
Adapun komponen yang harus dicek adalah bermacam jenis fluida. Seperti EV Hyundai, ada radiator yang digunakan untuk mendinginkan baterai dan motor listrik. Meski cuaca di luar tidak panas bukan berarti komponen dalam mobil tidak mengeluarkan panas. Sederhananya ketika main game di gawai, lama kelamaan akan terasa panas juga. Itu baru baterai, motor listrik pun dipastikan menghasilkan panas karena friksi dari gerakan dan hal lainnya.
Selain itu, hubungan dari motor listrik ke roda tetap perlu rangkaian gear. Disebut Speed Reducer, memanfaatkan oli layaknya transmisi pada umumnya. Namun, dapat dipastikan tidak membutuhkan penggantian seintensif oli mesin. Seperti disebutkan Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Bonar Pakpahan pada momen peluncuran Hyundai Kona dan Ioniq Electric (16/11). “Pelumas yang dibutuhkan motor penggerak ini tidaklah banyak hanya sekitar 1 liter dan tidak membutuhkan penggantian secara berkala. Jadi layaknya long life transmission fluid, seperti oli transmisi otomatis yang tidak membutuhkan penggantian untuk waktu yang lama,” kata Bonar.
Baca Juga: Hyundai Tucson PHEV Dilengkapi Parkir Otomatis, Dijual Tahun Depan
Ya, sebuah kendaraan listrik tetap memerlukan perawatan berkala. Yang menjadi pembeda adalah intervalnya. Dijelaskan Bonar untuk EV Hyundai membutuhkan perawatan selama 15 ribu km sekali atau satu tahun – mana tercapai lebih dulu. “Yang rutin diganti saat perawatan berkala itu hanya filter AC. Berikutnya fluida seperti battery coolant setiap 60 ribu. Yang terakhir adalah minyak rem atau brake fluid,” ungkap Bonar.
Jika meminang Hyundai Kona atau Ioniq Electric, disebutkan saat servis akan ada pengecekan lanjutan dengan alat diagnosa GDS. Kesehatan komponen seperti baterai dan controller diperiksa sehingga dapat diketahui pasti kondisinya. Di samping itu, sistem elektrikal dan mekanikal lain ikut dicek. Termasuk bagian suspensi dan elektrikal dalam kabin.
Well, sebagai sebuah teknologi baru sangat disarankan untuk dikerjakan oleh teknisi berpengalaman di bengkel resmi. Tidak bisa dikerjakan sembarang orang. Mobil konvensional saja berisiko menimbulkan bahaya bila ditangani mekanik abal, apalagi mobil listrik yang belum menjadi barang umum. (Krm/Odi)
Baca Juga: Pengereman Potensi Bermasalah, Ribuan Hyundai Kona Electric dan Nexo Kena Recall
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.