New Mitsubishi Xpander Cross membawa penyegaran signifikan. Bukan hanya tampilan yang berubah banyak, tapi juga ketambahan ragam fitur baru, salah satunya AYC (Active Yaw Control). Ini adalah fitur andalan Mitsubishi yang membantu pengendalian biar lebih stabil. Sebelumnya tersemat di sedan sport Lancer Evolution, yang kemudian diadopsi oleh Outlander dan Eclipse Cross. Lalu bagaimana cara kerja active yaw control membuat pengendalian lebih mantap?
Meski menjadi sebuah SUV entry level yang berbasis Low MPV 7-seater, Xpander Cross menjadi pelopor di kelasnya yang mengadopsi fitur seperti ini. Rival seperti Honda BR-V, Toyota Rush dan Daihatsu Terios masih absen. Kestabilan mobil saat menikung menjadi fokus operasi fitur AYC ini bersinergi dengan ABS (Anti-lock Braking System) dan ASC (Active Stability Control).
“Fitur ini sebelumnya ada di Lancer Evolution, kemudian berkembang dibawa ke model lain seperti Outlander, Eclipse Cross dan Xpander Cross. Fitur ini masing-masing berbeda, ASC untuk mengontrol mobil dalam setiap kondisi, berbeda dengan AYC yang lebih ke cornering dan pengereman terutama dalam kondisi jalan licin dan kecepatan tinggi,” jelas Hikaru Mii, Director of Product Strategy Division, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), di GIIAS 2022, (15/8).
Baca Juga: Mitsubishi Xpander Cross Bersolek, Sekarang Hanya 2 Varian
Perlu diperhatikan, peran AYC bukan untuk meminimalisir gejala body roll pada mobil saat menikung dalam kecepatan tinggi. Melainkan untuk mencegah gejala understeer. Dengan demikian, maka mobil akan lebih mantap untuk diajak bermanuver menikung dalam radius yang lebih kecil, sekaligus menjaga kecepatan sesuai keinginan.
Dijelaskan lebih lanjut oleh brand ambassador MMKSI, Rifat Sungkar, sistem kerja AYC berjenjang dengan ABS dan ASC. Jika ASC menahan putaran roda agar tidak selip di kondisi jalan licin, AYC membagi distribusi output antara roda kanan dan kiri agar seimbang saat menikung.
“Pada dasarnya, AYC itu pertama-tama akan dijalankan dengan ASC sebelum yaw controlling, jadi ada dua sistem. ASC adalah tahap pertama ketika mobilnya kelihatan agak selip sedikit, dia akan bekerja, tujuannya adalah mengurangi putaran mesin sehingga mobilnya nggak out atau tetap pada jalur. Tapi ketika mobil ini sudah berada di jalurnya, kan mobilnya akan pelan terus kan? Sistem kedua yaitu AYC ini bekerja. Jadi pertama tindakan preventifnya ada di asc, kemudian dilanjutkan oleh AYC,” jelas Rifat.
“Variabel yang dibaca ada empat, yaitu wheel speed sensor, steering angle, putaran mesin, rem, keempatnya bekerjanya bareng. Jadi memang kenapa kita sebut advance sekali, karena kita melihat begini, setiap kali ASC bekerja pasti mobilnya akan lebih pelan daripada kecepatan yang kita maksud karena dia akan ada di titik yang ‘ini bahaya’, jadi dia akan pelan-pelan. Tapi setelah itu dia akan berpikir lama sampai gripnya ada semua. Tapi begitu ada AYC, begitu sudah berada di line-nya, dia akan langsung speed up sesuai dengan angle setir, putaran mesin, dan ban mana paling banyak grip, dia akan bekerja. Jadi mobil akan keep the speed, keep the momentum, sama keep the traction all the time, dan itu hanya kita yang punya,” klaim Rifat soal AYC di Xpander Cross.
Ketambahan AYC melengkapi rangkaian sistem dan fitur keselamatan. Membuat Xpander Cross menjadi Low SUV dengan fitur menarik di antara para rivalnya. MMKSI menjualnya dalam dua pilihan varian, yaitu manual (M/T) dan CVT Premium Package. (Why/Odi)
Baca Juga: Kinerja Penjualan Retail Mitsubishi Juli 2022 Terus Disokong Xpander Series
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.