Musim mudik lebaran 2022 akan kembali ramai. Setelah dua tahun belakangan terkungkung di perantauan akibat pandemi Covid-19. Banyak masyarakat mempersiapkan kepulangan ke kampung halaman. Ada yang lagi mempersiapkan mobil pribadinya, ada juga yang masih bingung memilih apa. Kalau membawa serta sanak saudara, sudah tentu jenis MPV paling tepat. Setidaknya 7 orang dewasa bisa duduk dengan nyaman tanpa kesempitan.
Kami coba memberi alternatif mobil bekas di segmen MPV keluarga. Pilihannya Toyota Venturer 2017 dan Nissan Serena C26 juga keluaran 2017. Mengingat Serena hanya memiliki satu jenis mesin, sedangkan Venturer ada pilihan mesin bensin dan diesel, akan lebih adil menempatkan Toyota Venturer 2.0 A/T melawan Nissan Serena Highway Star.
Serena sudah tampak unggul dari sisi kenyamanan kabin. Tapi Venturer memiliki formula lama yang masih disukai konsumen di Indonesia. Alasan lain menyodorkan kedua mobil ini, karena punya konstruksi sangat berbeda. Sehingga bisa disesuaikan kebutuhan dan kondisi jalan yang dilalui. Berikut pembahasannya.
Harga sangat menarik. Ketika meluncur, Nissan Serena HWS 2017 lebih mahal Rp24,5 juta dibanding Venturer bensin matik. Tepatnya Rp432,2 juta untuk Serena dan Venturer Rp408,7 juta. Namun kini harga pasaran Serena C26 bekas keluaran 2017 berada di kisaran Rp240-Rp260 juta. Sementar Venturer 2.0 A/T 2017 masih bertahan sekitar Rp315-Rp330 juta. Bukti kalau depresiasi mobil Toyota memang rendah.
Generasi Innova Reborn bikin Kijang tidak merakyat lagi. Ya, semakin mahal meski cukup dibarengi penambahan fitur modern. Namun masih pakai konstruksi ladder frame IMV berbagai dengan Fortuner dan Hilux. Dengan kata lain, Innova memakai basis mobil pekerja berat. Harganya pun melambung tinggi hingga membuatnya naik kelas dan merecoki pasar medium MPV. Kehadiran Venturer menegaskan target kompetisi yang ingin dicapai Toyota. Terdiferensiasi dengan varian All New Kijang Innova yang lain, harganya yang tembus Rp400 juta mampu menantang Upper MPV segment seperti Nissan Serena, Toyota NAV1 dan Mazda Biante.
Venturer alias Kijang termahal tetap mengakar pada mobil kategori minibus. Konstruksinya saja masih menggunakan sasis ladder frame layaknya mobil angkutan berat. Formatnya pun tetap mesin depan untuk menggerakkan roda belakang (RWD). Sehingga tampak tinggi dengan kekuatan kaki-kaki yang telah teruji selama ini.
Kabin Venturer lebih sempit dengan akses bukaan pintu konvensional tidak seperti pintu geser Serena. Kursi baris kedua model captain seat sehingga total hanya dapat menampung 7 orang saja. Kursi baris ketiganya juga tidak seluas Serena dengan akses yang lebih sempit. Interior Venturer lebih banyak gimmick kemewahan. Misal balutan kulit hitam yang membuatnya terasa elegan, trim kayu di beberapa panel dan ambient light LED di plafon yang sebenarnya hanya hiasan belaka.
Venturer unggul dari sisi fitur hiburan dan sentuhan mewah. Headunit berukuran 8” yang tersemat di center stack, memiliki fitur canggih seperti web browser, air gesture, Miracast, koneksi smartphone, HDMI, Bluetooth hingga voice command.
Mesin sama-sama menggendong 4-silinder DOHC berkapasitas 2,0-liter. Venturer 2.0 masih mengandalkan mesin peninggalan Innova generasi pertama, 1TR-FE yang ditambahkan teknologi Dual VVT-i. Penyalur daya merupakan transmisi otomatis konvensional 6-percepatan plus mode sequential/manual di tuas. Tenaga 139 PS dan torsi 183 Nm tersalur ke roda belakang (RWD). Performanya tak berbeda dari Innova terdahulu. Masih dianggap lemah dan konsumsi bensinnya boros.
Jumlah airbag lebih banyak Serena dengan adanya side airbag dan curtain airbag. Di Venturer, airbag pelindung sisi samping tersebut hanya ada di varian diesel. Tapi setidaknya disediakan airbag lutut di bagian pengemudi saja.
Apa saja bagian yang harus dicek? Kalau Anda awam tak ada salahnya memakai jasa inspektor untuk periksa lebih detail. Kalau lolos, kualitasnya sangat meyakinkan. Pastikan servis rekor lengkap dan tidak bekas tabrakan atau banjir. Baru berusia lima tahun, masih tergolong belia buat sebuah Kijang. Lebih beruntung kalau dapat odometer rendah. Tentu bisa dipakai lagi untuk jangka panjang.
Baca Juga: Nissan Serena C26 Bekas, Mobil Keluarga Supernyaman yang Makin Murah
Konstruksi monokok mampu mengedepankan kenyamanan seluruh penumpang. model boxy merupakan jawaban untuk mendapatkan kabin super lega. Model kotak cenderung ceper dan atap tinggi, membuat 8 orang dewasa leluasa duduk tanpa kesempitan. Suspensinya juga lebih nyaman, karena bertumpu pada sasis monokok dan penggerak roda depan (FWD).
Kabin Serena jelas lebih unggul dibanding Venturer dari segi akomodasi dan fleksibilitas. Adanya fitur pintar Seat Center SMART yang dapat dimajumundurkan antara baris pertama dan kedua, memberi fleksibilitas tinggi pengaturan konfigurasi kursi tengah. Disaat butuh mengangkut penumpang lebih banyak, baris kedua tetap dapat menampung 3 orang dengan nyaman. Tidak banyak gimik, justru jauh lebih sederhana dan mementingkan fungsional saja. Belum memakai jok kulit dan tanpa panel kayu, memang terbayar dengan ukuran kabin super lega.
Serena hanya menawarkan headunit 6” dengan fitur alakadarnya. Namun memiliki monitor 10” di plafon untuk penumpang belakang. Adanya cruise control sangat menambah kenyamanan mengemudikan Serena saat bepergian jauh. Tak perlu lagi menginjak pedal gas saat cruising di jalan tol. Cocok dibawa mengarungi tol Trans Jawa dan Trans Sumatra.
Output mesin Serena lebih besar dari Venturer. Sumbernya berasal dari mesin MR20 berkapasitas 2,0-liter yang dilengkapi teknologi katup variabel CVVT. Memproduksi 147 PS dan 206 Nm yang diteruskan menuju roda depan (FWD) melalui transmisi CVT. Girboks ini sangat halus dan membantu efisiensi bahan bakar.
Namun CVT perlu mendapat perhatian lebih jika Anda naksir unit seken. Pastikan pemilik sebelumnya rajin mengganti oli khusus CVT, karena sangat berpengaruh ke daya tahan jangka panjang. Lalu periksa juga kaki-kaki. Bantingan Serena lebih nyaman dari Venturer yang harus siap konsekuensi durabilitas kurang kuat.
Seperti disinggung di awal, konsumen Indonesia masih suka formula lama yang ditawarkan oleh Toyota Indonesia. Konstruksi ladder frame dan penggerak roda belakang seperti di Kijang Innova dan Toyota Fortuner yang masih dipertahankan, sangat cocok untuk kondisi mayoritas jalanan tanah air dan telah terbukti durabilitasnya. Terbukti penjualannya selalu tinggi hingga sekarang.
Menyimpulkan mana pilihan terbaik diantara kedua MPV ini mudah saja. Semua dikembalikan kepada kebutuhan dan gengsi masing-masing. Jika lebih bergumul di wilayah dengan jalanan kasar hingga memasuki daerah pedalaman, Toyota Innova Venturer merupakan pilihan paling pas. Tapi jika mementingkan kenyamanan sebagai penumpang belakang dan lebih banyak berkeliaran di perkotaan yang jalanannya relatif mulus, plus anti dengan merek paling mainstream se-Indonesia, Nissan Serena jawabannya. Lagipula harganya sekarang jauh lebih murah. (Odi)
Baca Juga: Cek Harga Toyota Kijang Innova Reborn 2.0 Seken, Cocok Dipakai Mudik
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.