Pelabuhan Patimban Ekspor Perdana 140 Mobil
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, baru saja diresmikan Pemerintah. Dirancang sebagai pintu gerbang perdagangan internasional dalam mempermudah urusan logistik industri. Diyakini bermanfaat bagi perekonomian pusat maupun daerah. Ekspor perdana dilakukan berupa produk otomotif. Jumlah pengiriman awal sebanyak 140 unit kendaraan, dari tiga pabrikan mobil Jepang di Tanah Air.
Dalam peluncuran, Presiden Joko Widodo dan Menhub turut menyaksikan proses pengangkutan ratusan unit kendaraan. Yakni merek Toyota, Daihatsu dan Suzuki ke dalam kapal MV. Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co.,Ltd, yang siap berlayar menuju Brunei Darussalam. “Di tengah pandemi Covid-19. Salah satu proyek strategis nasional, pelabuhan Patimban fase pertama telah kita selesaikan. Alhamdulillah. Dengan lokasi yang strategis dekat dengan Bandara Internasional Kertajati dan kawasan industri di Bekasi, Karawang, serta Purwakarta. Saya yakin tempat ini menjadi kunci penghubung antarkawasan industri, manufaktur. Dan sentra-sentra pertanian, serta menopang percepatan ekspor,” ungkap Presiden (21/12).
Ia berharap, Patimban dapat mendukung ekspor produk-produk lain, yang menggerakkan ekonomi. Seperti UMKM, sektor pertanian, industri kreatif dan lainnya. Sehingga produk lokal mampu bersaing di pasar global. “Pelabuhan Patimban yang disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan dapat mengefisiensikan waktu dan biaya logistik. Khususnya untuk menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan efisiensi biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri, salah satunya produk otomotif,” tutur Menhub Budi Karya Sumadi.
Untuk diketahui, terdapat sekitar 600.000 unit mobil yang bakal diekspor melalui pelabuhan Patimban hingga 2025. Adapun proyeksi total nilai ekspor sebesar Rp 110 triliun yang bisa dikapalkan. Oleh karena itu, diharapkan pelabuhan harus mendukung sektor otomotif lewat mengedepankan konsep kecerdasan buatan. Sehingga, perlu persiapan matang agar beroperasi dengan baik.
Baca Juga: Toyota Innova Crysta 2.7L Pakai Mesin Buatan Indonesia
Menurut catatan Kementerian Perindustrian. Produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara. Pada Januari-September 2020, pengiriman kendaraan CBU (Completely Build Up) sebanyak 155,25 ribu unit atau senilai Rp 28,20 triliun. Kemudian pengapalan kendaraan CKD (Completely Knock Down) sebanyak 34,72 ribu set atau senilai Rp 1,10 triliun. Lantas dsitribusi komponen sebanyak 40,36 juta pieces atau senilai Rp 15,20 triliun ke luar negeri.
Patimban didedikasikan untuk menjadi hub besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia. Maupun ekspor produk otomotif ke pasar global. Pemerintah pun mengajak seluruh pelaku industri otomotif. Baik pabrikan kendaraan bermotor, produsen komponen, sparepart, sampai ke industri bahan baku. Agar menjadikan pelabuhan anyar ini sebagai mitra strategis dalam aktifitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor. Sehingga lokasi baru dapat menjadi pusat perdagangan internasional.
Pembangunan Pelabuhan
Secara keseluruhan, pembangunan pelabuhan Patimban dilakukan dalam tiga tahap. Saat ini telah diselesaikan pembangunan tahap 1 fase 1. Yaitu meliputi pembangunan area terminal, pembuatan breakwater, seawall dan revetment. Lalu pembangunan back up area, jalan akses serta jembatan penghubung dengan terminal kendaraan seluas 25 Ha. Adapun kapasitas kumulatif saat ini sebesar 218.000 CBU. Terminal peti kemas seluas 35 Ha dengan kapasitas kumulatif 250.000 TEUs untuk tahap pertama secara keseluruhan.
Nah, selanjutnya, untuk tahap 1 fase 2 dikerjakan pada periode 2021-2024 dengan pekerjaan terminal peti kemas seluas 66 Ha berkapasitas kumulatif sebesar 3,75jt TEUs. Lanjut terminal kendaraan berdaya tampung kumulatif 600.000 CBU kemudian roro terminal seluas 200 meter persegi. Tahap kedia siap dilaksanakan pada 2024-2025. Lantas tahap ketiga dilaksanakan pada 2026-2027 dengan pekerjaan terminal peti kemas berdaya tampung 7,5jt TEUs.
Ketika proses membangun pelabuhan. Selain fokus pada percepatan infrastruktur. Hal lain yang patut diperhatikan ialah aspek ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar. Yakni dengan melakukan aksi sosial dan secara aktif memberikan pelatihan. Amsal mengenai kewirausahaan, pemberdayaan masyarakat, serta pemberian program keahlian bagi para nelayan sekitar. ”Untuk para nelayan, kami juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, bakal memberikan bantuan kapal-kapal yang disalurkan melalui koperasi,” pungkas Menhub. (Alx/Odi)
Baca Juga: Sambut Zaman Elektrifikasi, Pemerintah Siapkan Ribuan SPKLU
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test