Opsi kendaraan listrik murni makin banyak di Tanah Air. Harganya pun bersaing satu sama lain. Nissan Motor Distributor Indonesia melego Leaf Rp728 juta. Sementara Hyundai melepas Ioniq Signature EV Rp723 juta. Semua angka berstatus on the road Jakarta. Bisa Anda lihat, hanya kacek Rp5 juta saja. Tapi kalau berbincang soal kemampuan dorong motor elektrik. Mana lebih hebat?
Penggerak elektrik Hyundai Ioniq EV menggunakan motor listrik bermagnet permanen, diklaim berefisiensi tinggi. Berdasar data brosur, dinamo memberi daya sebesar 100 kW (136 PS). Kemudian torsi maksimal tercatat 295 Nm yang didistribusikan ke roda depan. Untuk berakselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam tempo 9,9 detik. Semua energi dipasok oleh baterai lithium ion 38,3 kWh.
Sementara Nissan Leaf menggendong jantung elektrik AC3 Synchronous. Output maksimal 110 kW (150 PS) dari 3.283 – 9.795 rpm. Sedangkan momen puntir puncak digapai 320 Nm dari 0 – 3.283 rpm. Untuk mengilat dari diam hingga 100 km/jam hanya perlu 7,9 detik saja. Ia mengandalkan baterai lithium ion 40 kWh 350 V. Bisa Anda lihat sendiri. Besaran energi kinetik tersalur ke roda dan akselerasi jauh mengungguli Hyundai Ioniq. Setidaknya ini data di atas kertas dari masing-masing perusahaan. Daya jelajah pun beda.
Baca Juga: Tes Konsumsi Energi Nissan Leaf, Keliling Kota Cuma Rp5 Ribuan
Hyundai Ioniq EV punya jarak tempuh 373 km (berdasarkan NEDC) dan 311 km menurut pengujian WLTP dalam sekali pengisian daya. Rentang ini sebetulnya lebih dari cukup jika kendaraan dijadikan mobilitas harian di Jabodetabek. Menurut riset, rata-rata masyarakat urban mengemudi sekitar 50 km saban hari. Jadi, mobil listrik dapat diandalkan, tanpa perlu pusing cari SPKLU. Nah, sedangkan pengisian daya cepat dapat dicapai dalam 54 menit. Yakni dari nol hingga 80 persen, menggunakan stasiun pengisian kendaraan listrik berkapasitas 100 kW.
Walau demikian, Nissan Leaf masih bisa mengimbangi. Dalam metode pengukuran NEDC, jarak tempuh maksimal dalam pengisian penuh mencapai 311 km. Ada tiga level pengecasan baterai. Yang pertama, melalui soket dinding 3 pin 15 ampere 240 V Mode 2. Ini paling cocok bagi Anda dengan kebiasaan mengemudi santai. Pengisian cara ini memakan waktu 24 jam. Cara kedua, dari koneksi Mode 3, butuh waktu 7,5 jam.
Sistem cabut pasang ini dapat mengisi daya semalaman. Lalu siap pakai pada keesokan hari. Yang terakhir, fast charging CHAdeMO 50 kWH. Memiliki kemampuan mengisi baterai sejak munculnya peringatan. Sekitar satu jam pengecasan hingga terisi 80 persen. Boleh dibilang kemampuannya sama dari Ioniq EV. Kalau dari spesifikasi, Leaf lebih unggul. Tak masalah kalau banderol sedikit lebih mahal. Tapi kalau bersikeras ambil produk Hyundai, disarankan pilih Ioniq 5. (Alx/Odi)
Baca Juga: Hyundai Umumkan Berakhirnya Produksi Ioniq Series
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.