Ternyata karakter berkendara Toyota Kijang Innova Zenix Gasoline dan Hybrid tak sama. Itu saya rasakan setelah duduk di balik kemudi Zenix 2.0 V CVT. Beralih dari varian Q Hybrid untuk menuju Jakarta. Kalau dilihat mengenai perawakan, semua model tampak sama. Kecuali detail body kit, aksesori dan ukuran pelek. Memang, kalau dirasa segi performa, keduanya menyajikan karakter sangat jauh berbeda.
Lihat kinerja dulu. Di atas rangka All New Kijang Innova Zenix, menancap jantung pacu anyar 2.0L berkode M20A-FKS Dynamic Force Engine. Toyota Astra Motor mengklaim efisien nan bertenaga. Ruang bakar 1.987 cc 4 silinder Dual VVT-i ini menghasilkan tenaga 174 PS pada 6.600 rpm. Lalu torsi puncak diperoleh rentang 4.500-4.900 rpm, sebesar 205 Nm. Distribusi daya ke roda depan pakai Direct Shift CVT 10 speed. Betul, dari data di atas kertas, jauh lebih unggul dibanding Innova Reborn.
Rasa berkendaranya lebih tenang dibanding model lawas. Respons mesin tambah cekatan untuk mengilat dari posisi diam. Tapi bila dijejerkan dengan varian hybrid, performa sangat timpang. Bila Anda mencoba Q Hybrid duluan, baru pindah ke V CVT, seperti anjlok, turun kelas. Motor listrik sangat membantu di putaran awal. Setidaknya hingga kecepatan 60 km/jam, atau bergantung pada bukaan pedal gas. Sementara Innova Zenix reguler hanya mengandalkan satu sumber tenaga penggerak. Dan tidak tersedia Adaptive Cruise Control (bagian TSS) yang bisa bikin praktis berkendara.
Tapi memang diakui, Kijang Innova 2.0 V CVT semakin senyap. Terus buat melesat kencang di tol Cipali 100 km/jam, tak perlu putaran tinggi. Jarum analog menunjukkan 1.500 rpm. Bahkan bila dipacu kian kencang lagi, 120 km/jam konstan cuma 2.000 rpm. Artinya kalau kita lihai mengatur irama mesin dan tidak tergesa-gesa dapat hemat bensin. Transmisi baru sangat membantu pengendaraan seperti itu. Saat pengetesan, catatan di MID tertera 12 km/liter. Sebetulnya bisa lebih irit asal jaga rpm.
Jenis CVT sebetulnya memiliki rasio infiniti alias tak terbatas. Namun Toyota membaginya menjadi 10-speed secara virtual. Lupakan sementara soal rasa berkendara varian hybrid. Dalam sudut pandang sebagai mobil ICE, ia relatif menyenangkan. Tarikan awal terbantu oleh launch gear, sehingga terasa enteng. Di tipe V sayangnya tidak tersedia paddle shift untuk mengatur perpindahan rasio.
Namun kita bisa beralih ke mode Sequential Shiftmatic. Ini memungkinkan perpindahan gigi seperti transmisi manual untuk meningkatkan kenikmatan berkendara. Anda bisa mengatur rasio dengan menggerakkan tuas transmisi ke + atau – ketika di posisi M. Tapi, kalau melenggang santai rasanya opsi ini tidak banyak digunakan. Cukup posisikan di D (drive), biarlah ECU yang mengatur perpindahan itu sesuai kebutuhan.
Baca Juga: Ragam Fitur Pintar yang Ada di Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid
Kenyamanan berkendara juga didapatkan dari aplikasi Electric Power Steering (EPS). Toyota sengaja mengaplikasikan supaya dapat memberikan putaran kemudi ringan saat kecepatan rendah. Lalu kian berat dan responsif di kecepatan tinggi. Selama membawa Innova Zenix V, sensasi relaks. Termasuk memiliki rasa percaya diri memadai tatkala harus melaju cepat. Sebab stabilizer di belakang dipakai untuk menjaga mobil supaya tidak mudah limbung.
Seluruh Innova Zenix menggunakan tipe MacPherson Strut untuk menyangga roda depan. Sedangkan Torsion Beam menyokong roda belakang. Namun tipe V pakai pelek lebih kecil, 215/60 ring 17 inci. Cenderung minim body roll bila lari di atas 120 km/jam. Tapi, stabilitas sangat jauh berbeda dibandingkan dengan tipe Q Hybrid Modellista. Yang jelas power to weight ratio tak sama.
Fitur tertanam di V 2.0 CVT tidak berlebih. Bantal pengaman cuma ada dual airbags. Lalu disc brake 16 inci terpasang di seluruh roda. Itu demi memastikan rem mobil dapat bekerja optimal yang diperkuat oleh fitur ABS, EBD, BA. Sensor parkir terdapat di semua model. Saat mundur terbantu oleh kamera parkir (seluruh tipe). Kemudian Vehicle Stability Control (VSC) dan Hill Start Assist (HSA) telah menjadi standar pabrikan.
Andai disuruh memilih, mungkin sebaiknya ambil tipe G Hybrid CVT. Harga cuma Rp458 juta. Sedangkan trim V 2.0 gasoline Rp467 juta on the road Jakarta. Makanya tak heran, dari total jumlah pemesanan, jenis HEV paling banyak diminati hingga 80 persen. Layak dimiliki, buat perjalanan jauh nyaman, tak mudah lelah. Namun harus sabar menunggu pemesanan. (Alx/Odi)
Baca Juga: Toyota Kijang Innova Zenix Punya Visibilitas dan Fleksibilitas Tinggi Karena Hal Ini
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.