Kehadiran Kia Sonet cukup menyita perhatian tahun lalu. Dengan berani diboyong berbekal segala kelengkapan menggugah tanpa perlu dibanderol mahal. Bila melihat daftar fitur, harganya cukup mengagetkan. Hanya Rp 289 juta untuk varian termahal dengan dipersenjatai seperti SUV papan atas. Sangat menarik.
Berarti masih di bawah kebanyakan crossover. Kurang lebih berada di ranah hatchback medium atau mobil keluarga kelas teri seperti LSUV atau LMPV. Terlepas dari desain dan dimensi, tak salah kalau menyebutnya tawarkan sensasi kelas premium. Dari luar hal itu dipancarkan oleh pemanfaatan set penerangan LED dengan permainan visual cantik di DRL, lampu utama, dan kombinasi lampu belakang. Masih kurang? Sila lirik trim termahal dan terima suguhan berupa lubang di atap bernama sunroof. Ia juga punya kemampuan menyalakan mesin dan AC via remote di samping fungsi smart entry plus start/stop button.
Fitur dalam kabin lebih memukau lagi. Instrumentasi hibrida digital dan analog pancarkan nuansa modern. Belum lagi sokongan gawai berupa integrasi fitur serta pengisian ulang daya nirkabel. Cocok untuk kaum muda yang melek teknologi. Tak ketinggalan perangkat setelan suhu secara otomatis plus ventilasi bangku ala mobil mahal. Juga eksis cruise control demi meringankan beban perjalanan jarak jauh. Bukan sebatas gimik, cukup fungsional untuk iklim tropis.
Urusan keselamatan pun tidak terlupakan. Trim tertinggi Premiere iVT sudah menganut airbag enam titik sementara sisanya dual SRS airbag. Alat kontrol stabilitas juga eksis. Belum menjadi standar seluruh varian namun minimal tidak eksklusif di varian tertinggi. Cukup menarik dan menjanjikan secara pertimbangan nilai fitur dan harga. Tapi tentu tidak menjadikannya sebagai mobil paling sempurna. Masih ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum meminang.
Baca Juga: Cek Perbedaan Kia Sonet Versi Indonesia dan India
Ya, di harga jual Sonet Anda bisa saja menikmati akomodasi mobil keluarga di LMPV atau LSUV. Sonet jelas tidak punya kemampuan angkut tujuh penumpang. Pun secara dimensi masih lebih kecil dari kebanyakan crossover lantaran pada dasarnya ia diciptakan sebagai kontestan mobil murah dan mungil “sub-4m” di India. Khusus di Indonesia ada penyesuaian dengan catatan akhir 4.120 x 1.790 x 1.615 mm (PxLxT). Hanya beda di bumper, dipastikan tidak ada perbedaan kelapangan kabin dari kontestan SUV sepanjang kurang dari 4 meter di India.
Ukuran eksterior tadi dalam kategori SUV tentu terbilang kecil. Belum lagi wheelbase 2.500 mm berada di tingkatan compact hatchback. Kecenderungannya lebih cocok dijadikan sebagai mobil perkotaan yang dikemudikan sendiri. Benar saja, kursi baris kedua terasa agak sempit terutama pada ruang kaki meski tidak separah sebuah city car mungil. Jika berpostur tinggi, bangku depan harus sedikit dimajukan agar lebih leluasa.
Keluhan atas ruang mungkin terletak di situ saja. Sebab dari rancangan postur tinggi Sonet, ruang kepala justru terasa leluasa. Begitu pula ketika duduk di bangku depan, fleksibilitas pengaturan bangku memungkinkan penduduk mendapatkan posisi ideal baik itu dari ketinggian, pergeseran maju mundur, dan sudut rebahan.
Dari dimensi Sonet, dipastikan ia sediakan akomodasi barang ekstra ketimbang sebuah hatchback kompak. Catatan pengukuran bagasi 392 liter muat untuk berbagai kebutuhan komutasi ringan. Bahkan kalau perlu mengangkut barang berdimensi tinggi, dek penutup bawah dapat dibuat lebih dalam. Atau, bisa juga dibikin rata bibir pintu sehingga memudahkan akses.
Praktis bukan? Tapi tunggu dulu, komposisi kabin Kia Sonet justru tidak benar-benar mendukung kepraktisan atau fleksibilitas pengangkutan. Harus ada kompromi antara penumpang belakang atau barang ketika bawaan melebihi dimensi angkut bagasi. Sebab sandaran bangku belakang tidak dapat dilipat secara terpisah, salah satu harus mengalah. Metode bukaan pun tidak semudah menarik satu tuas. Dua pengunci samping harus dibuka agar kemudian sandaran dapat dilipat.
Dalam pertimbangan penumpang baris kedua, Kia Sonet benar-benar memikat bila prioritasnya adalah kenyamanan. Bukan sebagai pengangkut penumpang plus barang banyak. Meski secara dimensi terbilang sempit seperti diutarakan sebelumnya, fitur pendukung kenyamanan tidak dilupakan. Terdapat arm rest berisi cup holder di tengah. Di samping itu, ventilasi AC juga eksis menyemburkan udara dingin dari konsol tengah.
Baca Juga: Fitur Premium Kia Sonet yang Tak Ada di Crossover Seharganya
Sah saja kalau menilai kelengkapan Sonet terlihat 'kagok' tanpa sokongan kontrol elektris. Rem parkir masih konvensional, pengaturan bangku juga harus pakai otot. Terasa kurang lengkap bila ingin menegaskan kesan premium. Boleh saja dilihat sebagai kekurangan. Kalau terpasang juga tentu masih fungsional apalagi kalau tertanam rem parkir elektris plus auto hold. Sudah pasti perjalanan semakin nyaman.
Tapi coba pertimbangkan kembali, sudah beruntung kebagian fitur lengkap Sonet. Lagipula terlalu utopis saat ini bila tertanam seluruh kelengkapan kelas atas dan kemudian diberi label kurang dari Rp 300 juta. Kelengkapan yang dipaketkan sendiri sudah menjadi diferensiasi besar dan bukan sebatas pembeda tanpa fungsi. Tetap mendukung perjalanan. Dari sudut pandang lain, semakin minim kontrol elektris berarti semakin berkurang potensi kerusakan di masa mendatang.
Pertimbangan saat membeli mobil baru salah satunya boleh jadi terkait nilai jual kembali. Krusial bagi sebagian pembeli terutama mereka yang masih mau upgrade atau gonta-ganti di kemudian hari. Depresiasinya tidak serendah mobil mainstream keluaran merek Jepang - bisa dilihat harga pasaran Kia bekas sekarang. Harus dikalkulasi juga soal jaringan penjualan. Walau telah berkomitmen menguatkan layanan, tetap saja belum seluas merek arus utama seperti Toyota, Honda, dan sekelasnya. Semua terkait dengan ketersediaan suku cadang dan hal lainnya.
Kendati begitu, bila memang untuk dipakai dan dinikmati, harga jual boleh jadi nomor kesekian. Bahkan bisa saja tidak dipedulikan. Pun menyoal jaringan, APM sudah bertekad mematangkan layanan mereka di Indonesia. Kia juga bukan merek yang benar-benar baru di Indonesia. Secara produk, sekarang mereka tidak boleh dipandang sebelah mata pula. Tak terkecuali Sonet, tidak dapat disebut mobil abal-abal. Sama sekali tidak buruk, sila buktikan dulu sendiri. (Krm/Odi)
Baca Juga: Bedah Varian Kia Sonet, Mana yang Paling Pas Dimiliki?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.