Pilihan Motor Mini yang Bikin Jadi Pusat Perhatian
Kalau Anda orang yang antimainstrem, pastinya ingin tampil beda dari yang lain. Soal tunggangan pun sebisa mungkin jauhi model pasaran. Mungkin motot berdimensi kecil bisa jadi pilihan. Tidak hanya mungil, mengendarainya juga ada sensasi tersendiri. Apalagi dipasarkan legal oleh APM resmi, tentunya lebih tenang dalam memilikinya. Berikut rekomendasi motor mini yang bisa dijadikan pilihan.
KEY TAKEAWAYS
Honda paling banyak menawarkan pilihan motor mungil
Walaupun kecil, harganya tidaklah murah
Honda Super Cub C125
Ia merupakan motor ikonik pertama yang dijual Astra Honda Motor (AHM). Berjenis bebek retro dan sampai sekarang dirinya masih menjadi pilihan menarik buat konsumen pemula. Punya bentuk kecil dan mudah dikendarai. Kuda besi yang didatangkan langsung dari Thailand saat ini dijual Rp76,689 juta OTR DKI Jakarta.
Pada awal kemunculannya, ditawarkan dengan single seat. Tapi sekarang ia sudah disediakan jok untuk penumpang belakang (seat bracket), lengkap dengan pijakan kakinya. Dilakukan buat mengikuti jejak nenek moyangnya yaitu Super Cub C100.
Jantung mekanisnya pakai silinder tunggal 125 cc SOHC, 4 tak, berpendingin udara dengan dua katup. Rasio kompresi 10:1 dan bore x stroke (50 x 63,1 mm). Induksi bahan bakarnya mengusung teknologi injeksi PGM-FI (Programmed Fuel Injection).
Dirinya mengusung desain retro premium. Sebagai pionir desain S-shape pada bodi, setiap part memberikan kesan istimewa. Garis pinggiran tegas di pelindung kaki, serta fender depan dan belakang mampu menghadirkan momen nostalgia, baik bagi pengguna maupun yang melihatnya.
Super Cub C125 menggunakan basis rangka C110 'Backbone' baja berbentuk tabung. Dilengkapi dengan Tool Box di bagian sisi sebelah kanan, memungkinkan pengendara menyimpan barang bawaan dalam bentuk minimalis.
Wujud ikonik dan originalnya tetap bertahan. Seperti desain lampu bulat, model knalpot memanjang, tempat duduk berdesain terpisah, pelindung kaki, metal rear fender, serta didukung performa yang dapat diandalkan dan beragam fitur-fitur premium di balik tampilan uniknya.
Keseluruhan sistem pencahayaan sudah berteknologi LED. Selain terang dan fokus, peranti berbasis dioda itu lebih hemat daya dibanding lampu konvensional. Terdapat pula logo 3 dimensi “Classic Wing” di pelindung kaki serta pada Smart Key Honda Super Cub C125.
Panel meter mengadopsi kombinasi analog dan digital, terdapat dua lingkaran krom yang memisahkan keduanya. Lingkaran luar menunjukkan jarum speedometer analog dan lampu pemberitahuan, sementara dalamnya menunjukkan tampilan digital. Menampilkan beragam informasi mengenai status motor dan biasa dikenal sebagai Multi information Display (MID).
Fitur premium dan modern lainnya yang disematkan adalah Smart Key System. Sudah terintegrasi dengan alarm untuk mencegah pencurian, serta Answer Back System untuk memudahkan pencarian motor di lokasi parkir.
Disematkan suspensi depan teleskopik dan twin rear suspension (swing arm). Peleknya berbahan alumunium berdiameter 17 inci yang elegan. Kedua rodanya dibalut dengan ban tubeless masing-masing berukuran 70/90 dan 80/90. Pengeremannya dibekali sistem rem cakram di bagian depan dan tromol di bagian belakang.
Honda Monkey
Sejak dipasarkan di 2019, Honda Monkey tetap menjadi pilihan menarik buat konsumen yang ingin tampil beda. Menganut konsep Iconic-Fun Bike, diwujudkan dengan bodi kecil dan posisi riding nyaman. Lekuk tubuhnya pun simpel dan menarik. Masuk di 2023, banderolnya Rp82,533 juta OTR DKI Jakarta.
Dari sisi tampilan, desain klasik masih menjadi ciri khasnya. Ia muncul dengan warna stripe horizontal. Frame pakai konsep selaras dengan motif tangki. Sedang pelek dicat serbahitam. Terdapat warna krom di beberapa bagian. Ada di sepatbor depan maupun belakang, penutup knalpot, cover lampu, cover speedometer, cover mesin kanan, spion berbentuk bulat hingga stang yang diposisikan tinggi. Opsi kelir juga masih tersedia dalam tiga varian warna; Banana Yellow, Pearl Nebula Red dan Pearl Shining Black.
Penopang tenaga dilengkapi mesin horizontal 5-percepatan SOHC, 125cc dan tetap ditunjang dengan teknologi PGM-FI. Memberikan sensasi berkendara lebih maksimal dan mudah dikendarai. Karakternya overstroke (50 x 63,1), jadi mampu mengeluarkan tenaga dan torsi yang besar pada RPM rendah dan menengah. Kalau mengacu pada spesifikasi yang dirilis, tercatat dirinya sanggup menghasilkan power 9,2 hp di 6.750 rpm dan torsi maksimal 11 Nm yang bisa diraih di 5.500 rpm. Perbandingan kompresinya 10:1.
Tak seutuhnya bernuansa klasik, motor mungil juga menganut unsur modern. Seluruh sistem pencahayaan sudah mengadopsi teknologi LED. Di atas headlamp ada panel meter digital full LCD berbentuk bulat. Isinya ada odometer dengan dua trip meter, indikator BBM 6 bar, dan indikator perpindahan gigi. Desain sengaja dibuat serbabundar, agar nuansa motor klasik era 70an tak hilang.
Dirinya juga menggunakan teknologi answer back system. Fungsinya untuk memudahkan mencari sepeda motor saat terparkir. Lalu anak kunci diberikan wave pattern memiliki motif logo Old Wing.
Bobotnya ringan, cuma 107 kg dengan ketinggian jok 776 mm dari permukaan tanah. Ground clearance dan jarak sumbu roda masing-masing 160 mm dan 1.155 mm. Joknya terbuat dari karet uretan kepadatan tinggi, guna memberikan kenyamanan yang maksimal.
Kemudian warna tabung suspensi depan upside down sesuai dengan frame. Belakangnya pakai suspensi ganda, menghasilkan keseimbangan dan fleksibilitas, cocok untuk berbagai kondisi jalanan.
Dari segi keamanan, telah menggunakan ABS satu channel di sistem pengeremannya dengan Inertial Measurement Unit (IMU) untuk mencegah ban belakang terangkat saat pengereman mendadak. Ban berdiameter 12 inci dengan pola block memberikan kesan gagah. Kesenangan berkendara dengannya didukung dengan ban depan berukuran 120/80 dan ban belakang 130/80.
Honda CT125
Pilihan selanjutnya ada CT125. Bebek bertampang nyentrik dengan sajian knalpot ala scrambler dipasarkan Rp81,065 juta (OTR Jakarta). Hanya tersedia warna Glowing Red. Sama seperti motor ikonik Honda lainnya, unit ini diproduksi di Thailand dan dikirim ke Indonesia dalam bentuk CBU.
Tak sekadar layak jadi teman berkendara di jalan aspal. Ia pun mampu mengakomodir penggunaan di medan light off-road. Mengandalkan mesin injeksi (PGM-FI) berkapasitas total 124,89 cc. Diracik dengan bore x stroke: 52,4 x 57,9 mm dan rasio kompresi: 9,3:1. Diklaim sanggup mengail daya 8,7 Hp di 7.000 rpm dan torsi 11 Nm di putaran 4.500 rpm. Keseluruhan output tersalur melalui transmisi manual empat percepatan.
Pengendaraannya tetap bersahabat dengan dimensi total: 1.960 x 805 x 1.085 mm (PxLxT). Ketinggian jok 800 mm-nya dipadu penggunaan setang tinggi - menunjang penggunaan jarak jauh. Sayang, CT125 hanya didesain untuk penggunaan personal semata - jok tunggal. Memang terdapat foot step penumpang, tapi tak ada jok berlapis busa di buritan. Area ini bisa dimanfaatkan untuk menaruh barang bawaan - kapasitas maksimalnya adalah 20 kg.
Meski diturunkan langsung dari sang pendahulu Honda CA100T Trail 50. CT125 digarap dalam perspektif lebih modern. Desain lampu depan bulat berpadu dengan desain sein kotak sudah memakai jenis LED. Pun menyoal pencahayaan lampu belakang. Lalu panel meter, jua tetap mengadopsi desain sang pendahulu - bentuk bulat dan kompak. Tapi penampang informasi kendaraan kini sudah full digital.
Modernitas juga turut menyasar ke sektor kaki-kaki. Ia sudah menggunakan cakram di kedua roda (depan-belakang), bahkan dilengkapi pula sistem pengereman anti-lock braking system (ABS) satu channel (roda depan). Kinerja perangkat ini ditugaskan mengawal laju ban bawaan berukuran sama yakni 80/90-17.
Keunikan CT125 terletak pada sistem starter-nya. Selain electric starter, ia juga menyediakan kick start. Keberadaannya cukup membantu pada beberapa situasi, semisal di cuaca dingin atau ketika perangkat mesin kemasukan air. Kendati begitu, pembeli motor rasanya tak perlu khawatir lantaran CT125 punya knalpot yang menjulang layaknya motor scrambler.
Utilitasnya untuk pemakaian di rute lebih berat juga didukung oleh ketersediaan skid plate dan front fender besi. Bukan cuma berfungsi melindungi mesin dari benturan benda keras. Ditambah lagi ground clearance terbilang tinggi yaitu 165 mm.
Honda ST125 Dax
Astra Honda Motor (AHM) melengkapi portofolio motor ikoniknya dengan menawarkan ST125 Dax. Ia mulai dipasarkan saat di GIIAS 2022. Bebek mungil ditawarkan dengan harga Rp81,750 juta on the road Jakarta. Tersedia dalam dua pilihan warna, Pearl Nebula Red dan Pearl Cadet Grey.
Secara tampilan ia membawa konsep yang disebut 'iconic leisure bike. Mengusung visual khas dengan menggunakan rangka unik T-shape. Aura klasiknya sengaja dibuat kental, seluruh sistem penerangan pakai bentuk membulat di sisi depan, belakang, dan penanda sein.
Hal yang menarik lainnya adalah penggunaan tangki bensin yang dipasang secara internal. Kemudian layout penempatan knalpot dibuat menjuntai ke atas, mirip Honda CT125. Desainnya sukses membuat visual dari motor bebek ini lebih menggoda mata.
Ia dipersenjatai mesin 125 cc, SOHC, pendingin udara, dan sudah berpengabut injeksi. Di atas kertas, rancang jantung pacu mampu menghempaskan tenaga maksimal setara 8.8 Hp di 7.000 rpm dan torsi puncak 10,4 Nm di 5.000 rpm. Output power disalurkan lewat transmisi manual 4-percepatan. Untuk mengimbangi performanya, roda depan disematkan dengan cakram tunggal berukuran 220 mm dan 190 mm di roda belakang.
Dirinya membawa bentuk tubuh mungil, mirip-mirip dengan Honda Monkey. Honda ST125 Dax memiliki panjang 1.761 mm, lebar 762 mm, dan tinggi 1.019 mm. Sementara untuk jarak sumbu rodanya diset di 1.198 mm, ground clearance 178 mm, dan tinggi jok 778 mm. Adapun untuk berat kering tanpa cairan berada di 107 kilogram.
Untuk sistem kaki-kaki, depan dibekali dengan suspensi berjenis upside down garapan Showa berdiameter 31 mm. Sementara belakangnya menggunakan model ganda yang sudah mendukung pengaturan pre-load.
Kedua pelek mengemas ukuran mini berukuran 12 inci. Depan dikawal dengan profil ban 120/70 dan belakang 130/70. Untuk memaksimalkan penggunaan semua ban sudah pakai tipe tubeless.
Selain penerangan full LED, motor bebek kecil juga disematkan digital panel meter dengan negatif display, memberikan kesan sederhana namun tetap informatif. Roda bagian depan sudah tersemat sensor ABS (Anti-lock Braking System) dengan Inertial Measurement Unit (IMU) untuk mencegah ban belakang terangkat ketika pengendara melakukan pengereman mendadak.
Kawasaki Z125 Pro
Selain dari pabrikan Honda, Kawasaki juga punya sepeda motor kecil. Datang dari keluarga Z series bermana Z125 Pro. Ia termasuk dalam golongan kuda besi bergenre street fighter. Di tahun ini, harganya Rp45,4 juta OTR DKI Jakarta. Tersedia satu pilihan warna, Metalic Ocean Blue.
Berdasar dimensi, dirinya mudah digunakan rata-rata orang Indonesia. Tercatat 1.700 x 750 x 1.005 mm (PxLxT) dan jarak poros roda 1.175 mm. Ukuran kecil membuatnya lincah dikendarai, menghadapi kemacetan pun tak perlu cemas. Tinggi tempat duduk cuma 780 mm dan berat keringnya hanya 101 kg. Tangki bahan bakar mampu diisi 7,4 liter.
Ia punya tampilan eksentrik sekaligus unik. Penempatan setang dirasa pas untuk memberikan kenyamanan saat berkendara jarak jauh. Sematan jok dibuat mengikuti alur desain yang meruncing. Bentuknya memanjang dan menyatu antara jok pengemudi dan penumpang. Desain telanjang dipadu dengan pengaplikasian roda 12 inci (depan-belakang). Lalu ditopang suspensi depan upside down (USD), knalpot under belly dan suspensi belakang monoshock sedikit rebah. Khas klan Z namun dibuat bonsai.
Spesifikasinya dibekali mesin injeksi 125 cc, SOHC, 2 valve, injeksi dan berpendingin udara. Ia mampu menyemburkan tenaga 9,2 Hp di 7.500 rpm serta dukungan torsi 9,5 Nm di 6.000 rpm. Powernya disalurkan ke roda belakang lewat rantai dengan 4 percepatan.
Benelli TNT 135
Mendebut pertama kali di ajang Jakarta Fair Kemayoran 2017. Benelli Motor Indonesia (BMI) memboyong TNT 135 untuk menyasar pasar streetfighter mini. Dengan kata lain, ia menjadi pesaing Z125 Pro yang lebih dulu eksis. Yang menarik, harganya cuma Rp28,8 juta OTR DKI Jakarta atau paling murah di antara motor mini lain. Tersedia tiga pilihan warna, Black, Red dan White.
Memiliki ukuran panjang 1.750 mm, lebar 755 mm, tinggi 1.025 mm, dan memiliki jarak sumbu roda 1.215 mm, cukup ideal digunakan orang dewasa maupun remaja. Tinggi jok dari permukaan tanah lebih tinggi dari para pesaingnya, yakni 780 mm.
Soal desain, ia lebih menarik karena punya karakteristik ala moge Eropa. Konsep bodinya mirip dengan salah satu produk dari MV Agusta. Berkat pemakaian rangka tralis yang terpampang jelas dengan knalpot dual barrel di bawah jok. Hanya saja ukurannya lebih kecil.
Kendati dalam keadaan mini, merek asal Italia tetap meraciknya dengan aura sporty. Lihat saja dari lampu depannya yang mirip abjad V nan tajam. Apalagi ditambah penggunaan lampu berteknologi LED. Tidak seperti lawan-lawannya, ia pakai model sepatbor mudguard. Penempatan itu lebih efektif untuk menangkal cipratan air ke atas kala hujan. Diferensiasi dengan rival juga bisa dilihat dari pemakaian jok model bertingkat. Boncengan tersedia untuk mengangkut penumpang.
Perkara kaki-kaki sudah cukup mumpuni. Depan menggunakan suspensi upside down, belakang pakai shock tunggal yang dapat diatur tingkat kekerasannya. Lebih praktis untuk pengendaraan nyaman dan stabil. Ukuran roda pun sama imut dengan yang lain, memakai pelek 12 inci.
Ia dibekali mesin tegak berkapasitas 135 cc. Di atas kertas, sanggup menyemburkan power maksimal hingga 13 Hp di 9000 rpm dan torsi maksimum 10,8 Nm di kitiran 7000 rpm. Dipadukan dengan lima tingkat percepatan tipe Wet Clutch.
Ukuran tubuh kecil memang cocok untuk penggunaan dalam kota. Apalagi bagi yang ingin tampil beda, pastinya sangat mengundang perhatian rider lain. Menurut Anda, manakah yang layak dipinang? (Bgx/Odi)
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test