Turbocharger disinyalir bakal jadi mesin masa depan Yamaha. Baru-baru ini kembali terungkap, mereka sedang mengerjakan proyek motor yang dilengkapi induksi paksa. Sebuah cetak biru sedang diajukan, diprediksi menggunakan mesin MT-09 sebagai prototipenya. Bila terealisasi, niscaya mampu mengusik eksistensi Kawasaki ZH2.
Gambar paten yang tersebar menunjukkan kalau mereka menggunakan mesin tiga silinder dari MT-09. Ada perbedaan ukuran bore x stroke jika dibanding versi reguler. Diameternya lebih kecil (73 mm) dan panjang langkahnya menjadi 67,5 mm. Sementara model lama bore 78 mm dan stroke 59,1 mm. Itu dilakukan pabrikan untuk menghasilkan putaran mesin maksimal di putaran rendah dan memfokuskan terhadap torsi.
Turbo yang terpasang tidak bertanggung jawab atas peningkatan emisi. Maka itu pabrikan memberikan injeksi bahan bakar langsung, menyemprotkan gas ke ruang bakar, bukan ke throttle body. Semua ditembak sebelum busi menyalakan kembang api untuk mengurangi kemungkinan bahan bakar yang tidak terbakar keluar ke knalpot. Yamaha juga menambahkan variable valve timing ke camshaft intake dan exhaust, teknologi jenis ini meniru yang umum pada mobil modern.
Baca Juga: Ajang GSrek Adventure Rally 2020 Didominasi Tim Triumph
Prototipe Yamaha ini jelas membuat lompatan besar dalam hal kinerja sambil memangkas emisi secara drastis. Output CO2 sekitar 30 persen lebih rendah daripada mesin konvensional non-turbo dengan tingkat tenaga atau torsi yang sama. Sedang emisi karbon monoksida, NOx, hidrokarbon, dan partikulat semuanya jauh di bawah setengah dari tingkat yang disyaratkan oleh standar emisi Euro 5 terbaru.
Sementara kasus tentang turbo lag yang selalu membayangi sepeda motor berteknologi turbocharged, Yamaha punya jawabannya. Mereka telah memecahkan problem itu selama pengembangan prototipe. Ia menggunakan elektronik kontrol-penguat yang canggih. Sehingga selama pengujian pada 3.000 rpm pada gigi ketiga hanya membutuhkan satu detik untuk mencapai 90 persen torsi puncak.
Motor yang sedang dirancang itu tampaknya menggunakan sasis MT-10. Rangka Deltabox, swingarm, fork, dan bahkan sebagian besar bodyworknya, termasuk tangki dan buntutnya serupa dengan MT series tertinggi. Panel samping menyembunyikan intercooler turbo, dibuat khusus untuk prototipe. Sementara radiator dibuat menggantung tidak nyaman di dekat tanah di bawahnya. Namun perlu diingat, prototipe ini hanya mengeksplorasi teknologi turbo, bukan desain yang ditujukan untuk produksi dalam bentuk ini, atau semacamnya.
Baca Juga: Resmi Mengaspal, Begini Detail Spesifikasi Triumph Trident 660
Dengan tenaga sekitar 12,5 persen lebih besar dari MT-10 dan peningkatan 50 persen pada torsi puncak, fakta bahwa prototipe ini lebih berat sekitar 19 kg daripada MT-10 dengan berat 229 kg. Sasisnya juga dibuat khusus agar sesuai dengan mesin, beberapa kelebihan bobot itu mungkin juga bisa dipangkas.
Kemungkinan besar Yamaha tidak akan mengubah prototipe awal ini langsung menjadi model produksi. Tetapi jelas bahwa perusahaan tersebut tetap percaya pada teknologi yang digunakannya, termasuk turbo, injeksi langsung, dan timing katup variabel. Perlu dicatat bahwa Kawasaki sibuk mengajukan aplikasi paten dan mengembangkan prototipe untuk Ninja H2 supercharged lima tahun penuh sebelum model produksinya diluncurkan.
Belum adanya tanggal perkenalan atau persyaratan yang ditetapkan untuk batas emisi Euro 6, kemungkinan besar Yamaha menunggu waktunya sampai tahu di mana targetnya sebelum melanjutkan proyek ini.
Untuk diketahui, Sejak tahun lalu Yamaha dikabarkan tengah merancang motor sport berteknologi turbocharger. Purwarupa yang bocor saat itu memakai platform Yamaha MT-09 berkubikasi 847 cc dengan konfigurasi mesin 3-silinder. Tapi dengan penyematan turbo, jumlah silinder dikurangi satu. Itu dilakukan demi menyisakan ruang untuk meletakkan turbocharger.
Suzuki juga sedang mengerjakan sepeda motor turbocharged saat ini, dengan Recursion parallel twin perlahan menuju produksi. Sementara Honda telah mematenkan desain untuk Africa Twin versi supercharged. Dan tentu saja Kawasaki jelas memimpin dengan rangkaian H2-nya. (Bgx/Odi)
Sumber: Cycle World, Bennetts
Baca Juga: Filter Udara Ferrox Khusus Yamaha Aerox Terbaru, Dibanderol Rp 550 Ribu
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.