Meski gaungnya tak seheboh saat meluncur, Honda ADV 150 masih memiliki daya tarik tersendiri. Mengingat ia menjadi alternatif sekaligus anomali dari skuter 150 cc pada umumnya. Satu-satunya di segmen terkait. Hanya saja memang harganya cukup di atas rata-rata. Mulai Rp35,348 juta – Rp39,273 untuk wilayah Jakarta. Lantas berapa angsurannya?
Versi termurah, alias seri CBS, bisa dibeli dengan uang muka terendah Rp3,7 juta. Atau sekitar belasan persen dari nilai motor itu sendiri. Kalau mengambil skema ini, Anda bisa kalkulasikan langsung dengan tenor 11 – 35 bulan. Hasilnya per cicilan di angka Rp1,658 juta untuk tenor 35 bulan dan tertinggi Rp3,702 juta buat skema tersingkat, 11 bulan.
Sementara untuk setoran terbanyaknya, di kisaran Rp6,6 juta. Tentu dengan panjer besar angsuran lebih kecil. Semisal memakai skema 11 bulan, berarti mencicil dengan Rp3,339 juta. Dan titik paling lama, 35 bulan, menghasilkan angka Rp1,485 juta. Semakin lama, tentunya bunga semakin besar. Malah kalau dihitung jeli, tenor terlama dengan DP terbesar pada ujungnya tak jauh berbeda dengan simulasi DP paling kecil.
Varian ABS agak lebih mahal, daftar harga di Wahana Honda mencantumkan nilainya Rp39,273 juta OTR Jakarta. Maka dari itu berpengaruh terhadap setoran awal minimal. Paling tidak harus menyerahkan Rp4,1 juta. Sementara cicilannya mulai Rp1,834 juta – Rp4,96 juta. Dengan formulasi masa angsuran serupa seri CBS.
Lantas kalau menyerahkan uang muka besar, yakni Rp7,2 juta, cicilan mulai Rp1,648 juta – Rp3,706 juta. Sama, selisihnya tak begitu banyak ketika dibandingkan uang muka kecil kalau mengambil tenor panjang. Saran kami, jangan tergiur dengan rendahnya bulanan. Sebab di balik itu bunga pinjaman membengkak. Baiknya, paling lama dua tahun. Kecuali kemampuan Anda sebulan mau tak mau baru bisa menjangkau di nilai terkait.
Baca Juga: Warna Baru Honda Vario 125 2021, Makin Terlihat Premium
Di keluaran terbarunya, ADV 150 memiliki warna makin variatif. Khususnya di seri ABS. Adalah tema Tough Matte Black Gold. Percampuran hitam legam berfinishing dof, dengan aksen panel abu gelap di bagian bawah. Sementara kontras emas dilabur pada pelek serta shock tabung. Dan Tough White Gold kebalikannya, berkelir putih solid dengan aksen senada yang hitam. Kalau di versi CBS, teranyarnya adalah Advance White Black dengan striping khas adventure Honda. Sisanya warna lama.
Fitur masih sama seperti sediakala. ADV 150 dilengkapi Idling Start Stop (ISS). Berfungsi tiap kali motor berhenti selama lebih dari tiga detik. Otomatis mesin dimatikan dan cukup memutar gas sedikit akan menyala lagi. Prosesnya pun sunyi, tanpa suara sama sekali, karena sudah mengadopsi ACG Starter.
Terakhir, ia juga dibekali remote dengan berbagai fungsi. Untuk mengaktifkan alarm, Answer Back System, serta sinkronisasi pada kenop putar. Ya, tentu sudah tak membutuhkan anak kunci untuk menyalakan mesin. Tapi jika sewaktu-waktu sistemnya tak berfungsi, ada lubang rahasia tepat di sebelah kenop. Dari situ Anda bisa memasukkan anak kunci untuk membuka jok, melakukan penggantian aki.
Salah satu hal yang tak dipunya skutik sekelas, windshield tinggi. Tentu saja, penghantar angin ini menjadi aksesori wajib bagi motor ber-DNA tualang. Posisi ketinggian pun bisa diatur dalam dua tahap. Meski belum elektronik, mekanisme pergantian sangat mudah. Cukup menarik kenop di dekat mika dan tinggal sesuaikan saja.
Berikutnya, bagasi begitu luas. Ceruk di balik jok memiliki volume total 28 liter dan memanjang. Plus, terdapat undakan, berfungsi memisahkan peletakan barang. Helm sudah pasti bisa masuk. Bahkan beberapa tipe full face. Dan pada pemisah tadi, Anda dengan mudah menyimpan beberapa peralatan penting lagi untuk perjalanan jauh. Tak perlu berdempetan dengan helm.
Sekarang bicara daya tampung bensin, rasanya juga cukup. Nozzle bakal terus mengisi hingga dispenser SPBU menunjukkan angka 8 liter. Jika mengacu pada klaim konsumsi bahan bakar Honda (46,6 kpl), harusnya sanggup menempuh jarak 372,8 km.
Baca Juga: Simak Alasan Honda Scoopy Lebih Menarik Dipilih daripada Genio
Jarak dek ke tanah ADV cukup tinggi, 165 mm. Jauh di atas kompetitor atau saudaranya sendiri, yang rata-rata berada di angka 130 mm. Meski sudah tinggi, posisi muffler juga ikut ditekuk ke atas. Yang otomatis meminimalisir risiko kemasukan air. Yap, setidaknya melewati gundukan tanah, polisi tidur tinggi, atau kubangan air sedikit teratasi bukan?
Suspensi memiliki travel panjang. Fork teleskopik berdiameter 31 mm itu mencatat jarak main sampai 130 mm. Dan dibelakang, dua suspensi Showa dibekali subtank – memisahkan oli dan udara. Kualitas peredamannya diklaim moderat, dalam kata lain pas. Menunjang kelincahan manuver sang skutik eksentrik. Sama seperti yang depan, travel shock breaker belakang juga panjang, 120 mm. Bersinergi dengan per progresif, bukan linear.
Perihal peranti penjinak laju, Honda memasangkan wavy disc brake di kedua sisi. Bagian depan diapit kaliper tiga piston, serta sensor ABS. Sementara di belakang dijepit kaliper satu piston tanpa ABS. Ya, agak disayangkan sensor pengaman rem hanya satu kanal.
Dapur pacu 149,3 cc eSP PGM-FI mencatat output 14,2 Hp/8.500 rpm dan torsi 13,8 Nm/6.500 rpm. Sebetulnya, basis hingga ukuran bore dan stroke silinder sama persis dengan PCX. Namun ubahan pada ECM (Engine Control Module), air filter, serta model knalpot, berhasil memberi dampak momen puntir lebih baik.
Kami pernah observasi langsung. Salah satu kepala bengkel resmi motor Honda (AHASS) di kawasan Jakarta Selatan, mengatakan, tiap unit ADV berhak mendapat jasa servis gratis sebanyak tiga kali dan satu botol oli. Itu dihitung sejak tanggal pembelian.
Servis pertama, saat kilometer menyentuh angka 1.000 atau dua bulan. Tergantung mana yang duluan. Tapi sang kepala bengkel yang tak ingin disebutkan namanya bilang, toleransi jumlah kilometer cukup longgar ketimbang bulan yang terlewat. Ini cukup menguntungkan. Asumsikan saja sehari motor berkeliling 25-35 km, dalam dua bulan sudah pasti menyentuh 2.000 km. Pada fase ini, diberikan oli SPX 2 gratis, berikut jasa lengkap pengecekan serta pembersihan area CVT.
Kalau masih pakai perhitungan jarak tadi, di bulan ke empat (fase dua), motor pas mencapai 4.000an kilometer. Jadwal penggantian oli (per 2.500 km) pun sedikit lagi datang. Jadi sekalian saja lakukan servis lengkap serta membeli oli Rp58 ribu.
Nah, kebijakan servis Honda di fase tiga, ada di 8.000 km atau delapan bulan. Jika masih konsisten dengan jarak harian tadi, ganti oli harus dilakukan pada bulan ke enam. Saran kami, datang saja ke bengkel resmi untuk ganti oli, tapi jangan lakukan servis. Fasilitas gratis fase tiga lebih baik dinikmati pada bulan ke delapan. Supaya jarak perawatan tak terlalu singkat.
Dalam fase tiga ini (delapan bulan), harus dimanfaatkan baik-baik, karena menjadi yang terakhir. Lakukan pengecekan menyeluruh. Mulai dari kondisi kemudi, busi, kelistrikan, CVT, hingga pembersihan area itu. Oli juga perlu diganti, berarti ada tambahan biaya Rp58 ribu.
Berakhirlah semua fasilitas gratis. Kini semua tergantung pemakaian. Di bulan ke sepuluh atau sebelas (10.500 km), oli kembali harus dikuras. Tambahkan Rp58 ribu, termasuk jasa mekanik. Busi dan oli transmisi pun sudah saatnya diganti, masing-masing dijual Rp25 ribu dan Rp16 ribu. Jadi kalau ditotal, selama tahun pertama konsumen hanya perlu menyiapkan budget Rp215 ribu, dengan asumsi pemakaian 1.000 km per bulan. Ekonomis.
Lantas bagaimana tahun kedua, saat tak ada lagi subsidi dari AHM? Tentu, nominalnya bisa melonjak dua kali lipat bahkan lebih. Pertama yang perlu dibayar adalah pajak. Dari penelusuran kami, tertera angka Rp428,8 ribu untuk PKB pokok ADV.
Catatan itu didapat dari aplikasi Samsat Jawa Barat. Tapi, nominal belum termasuk SWDKLLJ pokok. Kurang lebih ditambah Rp35 ribu lagi. Ingat, perhitungan ini berdasar pada kepemilikan pertama. Jika nama Anda tertera di banyak kendaraan, tak menutup kemungkinan mencapai Rp800 ribuan. Jangan lupa selalu blokir nama setelah menjual motor, karena berpotensi digunakan orang lain.
Berikutnya, spare part di luar oli mulai termakan usia. Misal saringan udara, harus diganti setiap 16.000 km. Harganya Rp73,5 ribu. Lanjut belt CVT yang diganti setiap 22.000 km atau dua tahun, dijual seharga Rp186 ribu belum termasuk ongkos pasang. Sama halnya dengan kampas kopling, dua tahun sekali baiknya diganti, atau 24.000 km. Harganya Rp186 ribu termasuk roller.
Kampas rem pun ikut terkikis, masing-masing Rp118 ribu (Depan) dan Rp62,5 ribu (Belakang). Karena sudah tak ada subsidi jasa gratis, paket lengkap servis dibanderol Rp165 ribu. Meliputi pengecekan seluruh komponen dan pembersihan area fundamental ADV 150. Total di luar jasa, Anda perlu siapkan uang Rp1,089 juta di tahun kedua. Ini belum termasuk penggantian oli dan perawatan lengkap, karena bergantung pada kebutuhan masing-masing.
Perhitungan tahun ketiga bisa mengacu pada paparan biaya tahun pertama ditambah biaya pajak dan servis tiga kali. Sementara tahun keempat bisa melihat rincian biaya tahun kedua. Kurang lebih, inilah gambaran kasar memelihara Honda ADV 150.
Harus digarisbawahi, setiap konsumen bisa mendapat angka yang lebih mahal atau bahkan jauh di bawah. Kami mengambil jarak rata-rata 1.000 km sebulan, dan rasanya sangat relevan. Mengingat begitu banyak masyarakat yang tinggal di pinggiran Jakarta, sementara tempat berkegiatan ada di tengah kota. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Honda Forza 250 Diskon Belasan Juta Rupiah, Menarik Dibeli?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.