Seperti mencicil. Tahun lalu Royal Enfield Himalayan mendapat pembaruan fitur. Hanya saja cukup minim, tak begitu signifikan. Kini masuk 2021, dikabarkan akhir Januari bakal ada versi anyar lagi meluncur di India. Layaknya yang sudah-sudah, tambahannya meliputi satu-dua variabel.
Adalah sistem navigasi baru, atau disebut Tripper Navigation oleh Royal Enfield. Penempatannya ada di klaster digi-analog kokpit Himalayan yang sebelumnya ada. Alias bisa jadi, bergabung dengan kompas. Bukan seperti sistem perta canggih di ponsel pintar. Konsepnya adalah turn-by-turn navigation buatan Google. Sekadar menampilkan petunjuk arah berbentuk panah.
Tapi paling tidak, hal ini bakal sangat berfungsi. Mengingat statusnya sebagai motor petualang. Membuat pengendaranya makin praktis tanpa harus menempelkan bracket gawai di dekat stang. Cukup terkoneksi ponsel dan visualnya langsung keluar. Namun, perangkat tidak mampu mentranslasikan telepon, sms, ataupun email. Dan sebagai informasi, sistem sama persis dengan milik Meteor 350, rilis beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Royal Enfield Tripper Navigation, Bisa Diaplikasi di Berbagai Motor
Ada pula revisi minor di area tulang rangka. Besi yang melintang di sekitar tangki, kabarnya diubah titik pemasangannya. Berikut memiliki dimensi lebih ringkas. Hal ini diubah akibat muncul beberapa keluhan – terutama pengendara bertubuh tinggi – lututnya sering terganggu keadaan pelindung terkait.
Satu hal lagi, perihal pengemasan kelir. Setelah digebyur padu padan warna ekspresif pada generasi lalu, agenda pembaruan berikutnya juga diramaikan hal serupa. Dari informasi beredar, paling tidak ada tiga warna lagi. Pertama light silver, lanjut hitam matte, serta terakhir Pine Green. Pastinya kelir terakhir itu bisa menjadi favorit berikutnya. Bahkan, dikatakan bakal ada pula finishing cat solid di versi 2021.
Untuk sekarang, Himalayan memiliki cukup banyak kelir baru. Dimulai dari Rock Red, percampuran merah-hitam. Susunan warna depan tangki disemprot cat merah glossy, sementara belakangnya dihitamkan – terpisah garis diagonal. Aksen silver sebetulnya juga tertera di wadah bensin, sampai ke fender hitamnya.
Lake Blue turut menjadi opsi tema cerah. Yang satu ini memadukan biru dan putih, dengan garis pemisah diagonal sama dengan si merah. Komposisinya serupa, hanya beda warna. Keduanya seperti menunjukan alter ego dari citra konvensional Himalayan selama ini.
Baca Juga: Royal Enfield Interceptor 650 Dinobatkan sebagai Retro Bike of the Year 2020
Dilanjut Gravel Grey, rasanya pas bagi yang suka tampil minimalis-modern. Tangki abu-abu mengilap merepresentasikan gaya motor masa kini. Diberikan juga aksen hitam pada lekuk bodi, menguatkan nuansa maskulin. Dan Sleet Grey, memiliki corak ala seragam kamuflase prajurit. Sementara kelir Snow (putih) dan Granite (Hitam) tetap tersedia.
Sejauh ini tidak ada informasi soal perubahan wujud, apalagi teknis. Kemungkinan besar mesin 411 cc SOHC silinder tunggal tetap dipertahankan. Persisnya, mengeluarkan output 24,3 Hp di 6.500 rpm dan torsi maksimal 32 Nm pada 4.500 rpm. Mesin injeksi ini punya karakter long stroke yang kuat, mampu menyediakan momen puntir di putaran bawah sekalipun.
Perihal emisi dan konsumsi bahan bakar juga mestinya tak berubah. Toh mesin baru ini sudah memenuhi regulasi BS6 yang diwajibkan di India. Begitu pula versi Indonesia-nya. Hampir tak terasa perbedaan dengan versi lama. Pun kalau ada, akan terasa bias. Sebab catatan kertas saja nyaris tidak berubah.
Sensor ABS Himalayan di India, saat ini berbeda dengan pasar Indonesia. Di sana sudah ada switch untuk mematikan sistem. Demi menyajikan rasa pengendalian maksimal ketika masuk medan ekstrem, terutama tanah. Namun, di Indonesia sistem pengaman dibuat paten. Semoga saja generasi baru nanti – ketika diimpor masuk Tanah Air – menyesuaikan spesifikasi di negeri asalnya.
Sumber: Autocar India
Baca Juga: Royal Enfield Interceptor Diduga Segera Muncul Pakai Mesin 350 cc
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.