Hyundai Ioniq listrik sudah lebih dulu beredar di aspal Indonesia dibanding Kona Electric. Peruntukan awal, memang bukan untuk pasar pengguna kendaraan pribadi. Melainkan segmen fleet market untuk menyuplai Grab sebagai taksi online. Armadanya memang belum banyak dan baru beroperasi di bandara. Tampilan dengan versi retail yang baru diluncurkan terlihat mirip. Namun jelas ada perbedaan fitur agar banderol bisa ditekan lebih murah.
Fitur dan sejumlah komponen Ioniq yang dipakai Grab harus dipangkas demi menekan bujet pembelian unit. Harganya dilepas Rp 569 juta (off the road). Misalnya saja, dari bagian wajah. Sorot mata utama bukan berteknologi LED seperti reguler. Melainkan proyektor halogen. Termasuk pula bagian lampu kabut. Namun versi taksi masih terlihat menawan sebagai kendaraan listrik. Sebab tetap menggunakan daytime running light plus lampu belakang kombinasi teknologi diode.
Lantas pembeda lain, nihilnya kamera parkir di belakang. Padahal perangkat ini dapat membantu sopir saat parkir mundur, meminimalisasi titik buta. Perangkat pengereman dan stabilitas lengkap. Untuk fleet market terpasang Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake Distribution (EBD) serta Hill-start Assist Control (HAC). Bantalan udara juga sampai tujuh titik, demi menyuguhkan perlindungan optimal terhadap seluruh penumpang.
Baca Juga: Ini Bedanya Hyundai Kona Versi Listrik dan Gasoline
Sementara Ioniq yang dijual di diler tentu lebih mahal. Tipe Prime Rp 624,8 juta serta Signature Rp 664,8 juta. Dilengkapi banyak fitur kenyamanan seperti ventilated seat (hangat/sejuk), drive mode select (Eco, Eco +, Comfort, Sport). Lalu tersisip Rear View Monitor with Dynamic Parking Guides, Parking Distance Warning, Blind spot Collision Warning, Rear Cross Traffic Collision Warning, kemudian Tire Pressure Monitoring System. Jumlah airbags sama.
Memasuki kabin. Versi taksi tak mempunyai pengaturan elektrik guna mengatur jok depan. Jadi, memanfaatkan tuas manual. Diferensiasi lain berupa lenyapnya sistem pengisian wireless charging bagi gawai Anda. Ya maklum saja, selain itu, belum begitu banyak yang menggunakan smartphone dengan dukungan pengisi daya nirkabel.
Walau ada sejumlah perbedaan peranti. Namun, sumber energi untuk menggerakkan motor listrik berasal dari baterai lithium ion polimer berkapasitas 38,3 kWh. Estimasi jarak tempuh Ioniq mencapai 373 km (berdasarkan pengujian NEDC) dan 311 km (metode WLTP) dalam sekali pengisian daya.
Baca Juga: Versi Listrik Hyundai Kona Dipasarkan Rp 674,8 Juta, Ini Detailnya
E-Motor atau Permanent-magnet Synchronous Motor terpasang, dapat menghasilkan tenaga maksimal 136 PS dan torsi puncak 295 Nm seketika. Itu sangat cukup tatkala menempuh jalanan perkotaan, khususnya di Jakarta. Diklaim lebih hemat empat kali dibanding mobil konvensional. Sementara untuk pengisian daya baterai bervariasi. Bila memakai charger on-board standar 7,2 kW membutuhkan waktu 6 jam. Namun, penggunaan fast-charging 50 kW, hanya memakan waktu 57 menit dari nol persen ke 80 persen.
“Hyundai juga membekali konsumen (retail) dengan portable charger di kendaraan. Sehingga pemilik bisa melakukan pengisian ulang baterai mobil listrik Ioniq Electric dan Kona Electric milik mereka di rumah atau di mana saja. Tidak perlu antri, bahkan bisa sambil melakukan aktivitas lain dengan nyaman. Charger yang kami sediakan menggunakan steker umum di Indonesia. Untuk pengisian daya semudah mengecas baterai smartphone,” jelas Makmur, Managing Director Hyundai Motors Indonesia (HMID).
Selain infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah. HMID pun turut aktif menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik. Fasilitas ini tersebar di semua diler resmi Hyundai. Juga kerja bareng mitra-mitra bisnis lain di beberapa titik. Misal di area Alam Sutera, Bintaro, Sunter, Radio Dalam, Tendean, Cilandak, Bandung, Cirebon, Semarang, Solo, Jogjakarta, Surabaya, Denpasar, Palembang dan Padang. Mereka juga kerja sama dengan PT Jasa Marga Related Business, untuk menyediakan infrastruktur DC Fast Charging di Rest Area KM 519A (Sragen). Lokasi berada di jalur tol Jakarta menuju Surabaya. Termasuk pula di Rest Area KM 519B (Sragen) tol Surabaya menuju Jakarta.
Yang bikin menarik. Di Indonesia, mobil listrik murni memperoleh sejumlah fasilitas dari pemerintah. Yaitu pajak pemilikan kendaraan lebih rendah pada pembelian awal. Bebas uang muka (DP 0 persen), tarif pajak kendaraan tahunan relatif rendah. Serta insentif nonfiskal seperti bebas dari pembatasan area lalu lintas ganjil genap. (Alx/Odi)
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Hyundai Kona Electric
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.