Seseruan Turing Bareng 4 Motor Matik Honda ke Botenpark
TENJOLAYA, 6 November 2019 -- Apa jadinya jika rider yang suka melakukan perjalanan jauh dengan motor berkapasitas mesin besar, diajak untuk melakukan turing dengan motor matik? Ide ini datang begitu saja pada sebuah rapat di kantor karena biasanya kami suka melakukan turing sendiri menggunakan motor dengan mesin berkapasitas besar.
Ide ini rupanya ditanggapi serius teman-teman di kantor. Kami akhirnya sepakat untuk melakukan turing dengan motor matik dengan mesin 125 cc ke bawah. Kami memutuskan motor yang dipakai adalah Honda karena pabrikan ini memiliki line-up yang paling lengkap di antara brand yang lain di Tanah Air.
Untuk jarak sendiri, ada yang mengusulkan jarak jauh, pasalnya mereka ingin tahu bagaimana rasanya riding jarak jauh dengan motor matik. Biasanya motor matik memang lebih banyak digunakan untuk dalam kota. Tapi ada juga yang mengusulkan agar perjalanan mengambil jarak medium, khususnya usulan dari Bang Munawar Chalil sebagai Group Editor-in-Chief. “Gue belum bisa riding jarak jauh bro, tangan gue belum sembuh bener. Ngilu kalo jalan jauh,” ujar Bang MC, sapaan akrabnya. Maklum, Bang MC memang belum lama mengalami kecelakaan dan pergelangan tangannya patah ketika turing dengan moge.
Saya sendiri, Eka Zulkarnain, mengusulkan jarak jauh seperti Garut, Ujung Kulon atau Ujung Genteng. “Pegelnya jangan nanggung-nanggung. Sekalian ngejeletot,” kata saya. “Kalau ke Garut, sekalian kita napak tilas ke lokasi Horizon Unlimited 2018 di daerah Puncak Guha, lewat daerah Sukabumi, Sagaranten dan tembus di Tegal Buleud.”
Pilih Botenpark
Namun pada akhirnya kami menyepakati untuk menjelajah ke destinasi daerah wisata Bogor Tenjolaya Park (Botenpark). Botenpark adalah destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam pegunungan di selatan Bogor, dekat daerah wisata Gunung Bunder. Tujuan wisata ini sedang happening karena menawarkan wisata adventure ringan yang sangat menarik.
“Jangan terlalu jauh, selain karena ada yang kurang fit, semua orang juga sudah tahu bahwa motor matik Honda mumpuni. Jangankan melewati jalan jauh, orang-orang di kampung membawa sepeda motor matik di jalanan tanah baik berat maupun ringan,” ujar Bang Chalil.
Rute yang kami pilih menuju Botenpark, bukanlah rute yang biasa dilalui pengguna jalan pada umumnya. Kami ambil agak sedikit melambung, melewati jalan-jalan sepi. Lewat jalan kampung, berliku, tembus-tembus langsung di Jalan Leuwiliang. Rute ini biasanya kami pakai kalau mau main motor trail ke daerah Gunung Halimun Salak. Jarak dari Jakarta sampai Botenpark sekitar 125 km PP.
Finally, hari yang ditunggu datang. Empat sepeda motor matik Honda keluaran tahun 2019 terparkir di kantor. Saya membawa Honda Vario125, Honda BeAT dikendarai reporter Carvaganza dan Motovaganza Wahyu Hariantono, All New Honda Scoopy dibawa Editor Motovaganza Reza Erlangga, dan Honda Genio ditunggangi Raju Febrian, Editor-in-chief Carvaganza dan Motovaganza.


Impresi Honda Vario
Kami sepakat tikumnya di McDonald Bojongsari Parung, pukul 06.00 WIB pagi. Lagi-lagi ini tikum yang biasa kami gunakan untuk sunmori moge atau pun motor trail. Saya boleh dibilang jarang sekali menggunakan motor matik. Jika turing keluar kota saya lebih sering menggunakan motor trail. Posisi duduk Honda Vario 125 eSP CBS yang saya kemudikan terasa pas dengan tinggi tubuh saya yang 167 cm. Dilengkapi mesin 4 langkah SOHC, eSP, pendinginan cairan 125 CC dengan tenaga 11,1 PS pada 8500 rpm. Sedangkan torsinya 10,8 Nm pada 5000 rpm. Honda Vario meladeni setiap tanjakan tanpa effort yang keras, santuy – kata anak jaman sekarang – saat meladeni setiap tanjakan. Pada waktu akselerasi di jalan lurus, mesinnya terasa halus. Mesinnya bekerja halus ketika saya memacunya di trek lurus atau pun jalanan twisty. Transmisi otomatis V-matic bekerja lembut ketika mengantarkan tenaga ke roda belakang. Pada permukaan jalan kasar, suspensinya cukup baik dalam menahan bantingan. Yang saya suka dari motor ini adalah handling-nya yang gesit sehingga membantu motor bergerak lincah di jalan raya, berkat posisi stang pas dengan pegangan tangan Kalau soal konsumsi BBM, ini motor irit banget. Pada waktu pengisian, bar tangki BBM tinggal satu, lalu saya isi Pertamax Rp 35.000. Sampai pulang lagi ke Jakarta, masih sisa dua bar.
Gesitnya Honda BeAT
Wahyu kesenengan diminta bawa Honda BeAT Street. Cocok dengan postur tubuhnya. Honda BeAT Street yang dipakai Wahyu merupakan model paling terjangkau alias entry level dari seluruh skutik Honda yang kami coba pada perjalanan ini. Namun performa dan sensasi BeAT Street tidak kalah dari Scoopy, Genio dan Vario 125. Desain jok BeAT Street yang ramping menjadi bekal untuk lebih mudah bermanuver, diajak meliuk-liuk di jalan. Dengan busa yang empuk, perjalanan jauh dengan Beat ini tidak membuat cepat pegal dan lelah. Apalagi dengan posisi setang yang lebih tinggi dan lebar, mendukung posisi riding lebih ergonomis dalam durasi yang panjang. Performa dinamis cukup terasa dari BeAT Street meski memiliki mesin berkapasitas terkecil dari seluruh model skutik Honda. Selain berkat dimensinya yang kompak, keseruan menggeber Beat Street juga datang dari mesin 110 cc yang sangat responsif namun halus output-nya. Pada waktu mau menyalip atau menambah kecepatan di tanjakan, tak perlu sampai memutar banyak tuas gas. Torsi dan mesin berteknolig ESP dan PGM-FI ini seakan langsung menurut dan terukur pada setiap puntiran gas. Kestabilan BeAT Street lebih terbukti bukan saat diajak menikung kencang, tapi justru saat kami menjumpai jalan berbatu. Dengan karakter suspensi yang tidak terlalu lembut, selain nyaman, mengajak motor ini melahap trek semi off road masih cukup bisa diandalkan apalagi dengan Combi Brake System (CBS) saat harus menjaga kestabilan saat menghadapi jalan menurun berbatu. Dalam perjalanan PP Jakarta Selatan ke Tenjolaya Park Bogor, , indikator BBM Beat masih menyisakan 1 bar. Perjalanan dimulai dengan kondisi tangki BBM terisi penuh, tepatnya 4 liter.
Honda Scoopy yang Bertenaga
Honda All-New Scoopy terbaru menggunakan mesin 4 tak, SOHC dengan pendingin udara, eSP. Honda membenahi sektor dapur pacu Scoopy dengan mempertinggi kompresi mesin motor ini dari 9,2:1 menjadi 9:5:1. Hasilnya torsi dan hpnya pun naik dari 8,52 PS pada 8.000 rpm dengan torsi 8,68 Nm pada 6.500 rpm, menjadi 9,1 PS pada 7.500 rpm dengan torsi maksimal 9,4 Nm pada 6.000 rpm. Tenaga dan torsi puncak diraih pada putaran mesin lebih rendah yang berarti akselerasi lebih baik. Ini saya buktikan ketika membesut Scoopy dari Bintaro ke Bogor Tenjolaya Park. Reza mengatakan setiap putaran gas yang dilakukan diterjemahkan menjadi lompatan torsi dan tenaga ke roda belakang. Istimewanya, semua proses itu terasa halus. Jika dipadukan dengan dimensi motor serta posisi handle bar yang rendah ditambah dengan posisi berkendara ergonomis, motor ini dengan sangat baik saat meliuk di kemacetan. Ini juga saya buktikan ketika memacunya di tengah kepadatan di jalan raya Parung. Scoopy melaju dengan baik dalam rentang kecepatan 40-100 kpj. Dalam hal konsumsi bahan bakar, aplikasi teknologi idle stop yang secara otomatis mematikan motor jika berhenti lama, secara otomatis menghemat konsumsi bahan bakar. Bermodal Rp 30 ribu saja, Anda sudah dapat bertualang ke luar kota Jakarta (pergi-pulang) dengan total jarak sekitar 130 km.
Honda Genio Easy to Handle
Raju yang menggunakan Honda Genio mengaku terkesan dengan model terbaru keluaran Honda tersebut. Identitas Honda Genio ditandai dari desainnya yang kasual dan kekinian, cukup simpel dan menarik. Bodinya yang compact, serta didukung teknologi dan fitur terkini. Skutik ini juga dibekali mesin generasi terbaru eSP 110cc yang hemat bahan bakar, didukung penggunaan rangka baru eSAF (enhanced Smart Architecture Frame). Kombinasi ini membuat Honda Genio lebih ringan sehingga pengendaliannya lebih rigid Riding position cukup baik. Tinggi jok 740mm pas buat kebanyakan orang Indonesia. Setang juga terasa pas baik dari posisi maupun lebarnya. Honda Genio menggunakan mesin 4 langkah SOHC eSP PGM-FI (Programmed Fuel Injection). Mesin ini menghasilkan tenaga 9 PS (8,8 hp) pada putaran mesin 7.500 rpm dan torsi maksimum mencapai 9,3 Nm di putaran 5.500 rpm. Jika bisa memainkan tuas kemudi secara konstan, Honda Genio punya respon yang baik dan konstan.
Menikmati Botenpark
Perjalanan kami lakukan dengan santai, kecepatan bervariasi antara 50-70 km/jam. Setelah sempat ngopi sebentar di jalanan, kami melanjutkan riding ke Desa Tenjolaya sambil menikmati pemandangan alam asri. Untuk masuk ke lokasi Tenjolaya Park, dari jalan besar kami masuk ke jalan kecil menuju ke atas bukit. Tidak susah untuk mencari lokasi Botenpark, apalagi jaman sudah secanggih sekarang. Tinggal cari di Waze atau Google Maps. Botenpark didirikan di atas lahan seluas 25 Ha merupakan area wisata dan resort dengan konsep Selfie, Edukasi dan Fun. Heru Pamuji, Direktur Utama PT. Wisata Alam Gemilang yang mengelola Botenpark mengatakan bahwa wisata Edukasi Pertanian menargetkan anak-anak sekolah dari TK sampai dengan SMP. Kalau ingin menginap, tersedia ragam tempat menginap mulai dari model barak sampai vila-vila. Di tengah tempat wisata terdapat danau dan sebuah helipad. Konsep yang ditawarkan oleh Botenpark ini cocok untuk keluarga, komunitas maupun wisatawan dalam bentuk rombongan yang ingin melakukan gathering. Kami pun memuaskan diri menghirup udara segar Botenpark sambil menikmati bentangan alam dari sebuah gubuk di tepi danau. Lebih ajib kali kami menikmati pemandanganya dari Rumah Hobit. EKA ZULKARNAINArtikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test