Perkenalan Suzuki Ertiga pertama kali terjadi di India pada 2010. Selain memang dirancang spesifik untuk pasar sana juga. Awalnya perkembangan berasal dari R-III (R3) Concept. Sekaligus cikal bakal nama Ertiga. Mengindikasikan mobil tiga baris yang memakai platform kendaraan subcompact. Lebih spesifik berbagi sasis bersama hatchback Swift. Mengindikasi pengendaraan nyaman layaknya sedan.
Lalu Suzuki Ertiga meluncur di India pada Januari 2012, disusul Indonesia April 2012. Generasi pertama juga diubah emblemnya menjadi merek lain. Di Indonesia memakai logo dengan nama VX-1, sementara di Malaysia dikenal sebagai Proton Ertiga. Kepopulerannya meningkat pesat karena image kenyamanan terbaik di kelasnya.
Suzuki Ertiga tercipta sebagai bentuk perlawanan dalam kelas Low MPV. Sampai sekarang pun menjadi jagoan utama Suzuki Indonesia untuk mobil keluarga. Alasan utama membeli Ertiga? karena ia salah satu LMPV ternyaman. Sejak pertama meluncur predikat itu selalu menempel. Ia dirancang di atas sasis monokok dengan penggerak roda depan. Konstruksi yang lebih mengedepankan kenyamanan dibanding kompetitornya kala itu. Kabinnya sangat praktis. Memang bukan yang paling lega, tapi memiliki pengaturan jok mudah dan dapat terlipat rata lantai.
Ukurannya tidak terlalu besar, masih tergolong kompak bila disetir sendiri. Namun sangat memadai ketika butuh membawa banyak penumpang atau barang. Ground clearance dirancang cukup tinggi. Tidak terlihat dari luar, tapi mampu melibas jalanan rusak yang menjadi kelemahan mobil jenis sedan maupun hatchback.
Mekanisme penggerak sangat berciri khas Suzuki. Irit, daya tahan bagus, tidak rewel, meski tenaga tidaklah berlebih. Mengadopsi mesin K-Series 4-silinder yang dirancang mengedepankan efisiensi bahan bakar dan durabilitas tinggi. Suara dan getaran mesin sangat halus, dipadukan rasio gigi pas baik di versi manual maupun otomatis.
Jaringan luas Suzuki turut menjadi kelebihan saat meminang Ertiga. Selain itu, biaya perawatannya juga tergolong murah dibanding LMPV lain. Spare part pun terjamin ketersediaannya, baik di bengkel resmi atau di pasar onderdil.
Baca Juga: Panduan Membeli Suzuki Ertiga 2021, Kenali Varian dan Harganya
Awal muncul, desain Ertiga langsung menyita perhatian. Ada sedikit kemiripan dengan Swift generasi dua, tapi didesain sebagai MPV dengan bodi membongsor. Malah interiornya sangat mirip Swift, hanya warna saja diubah beige. Sementara spek teknis lain terbilang serupa mulai dari mesin, transmisi hingga kontruksi kaki-kaki.
Sumber penggerak berasal dari mesin K14B 4-silinder 1,4-liter DVVT. Terdengar tanggung karena tak sampai 1,5-liter, lantaran ingin mengungguli Avanza-Xenia dengan kapasitas 1,3-liter. Unit K-Series memang lebih mengejar efisiensi ketimbang tenaga. Daya hanya 90 PS dengan torsi 130 Nm. Terbilang cukup, namun jangan terlalu berharap lebih.
Kabin Ertiga lumayan lapang meski bukan terbesar di kelasnya. Posisi mengemudi enak dengan jok empuk dan pas menyangga tubuh. Baris kedua juga nyaman dan dapat digeser depan-belakang untuk menambah ruang kaki. Sebenarnya lebih diperuntukkan untuk akomodasi baris ketiga juga yang tergolong sempit. Bisa diatur untuk menampung orang dewasa, namun lebih nyaman untuk anak-anak atau remaja saja. Nah, saat jok dalam keadaan terbuka, ruang bagasi jadi tersisa sedikit. Ada baiknya melipat saja jok ketiga bila sering membawa banyak barang. Toh mudah saja terlipat rata lantai.
Informasi penting bagi Anda yang mencari Ertiga keluaran 2012. Selama tahun ini, Suzuki Indonesia belum memberi opsi transmisi otomatis dan tidak dilengkapi AC double blower. Cukup mengecewakan pada saat itu, tapi sebuah strategi marketing tersendiri untuk Ertiga. Tahun 2013 ada dua kali pembenahan. Pertama menambah AC double blower dan dilanjutkan transmisi otomatis untuk tipe GL dan GX. Respons pasar pun membaik seiring meningkatnya permintaan mobil matik.
Siklus model awal berlanjut hingga 2015 tanpa ubahan berarti. Paling hanya ketambahan edisi khusus seperti Luxury yang dipasangkan aksesori bodi agar tampil sporty. Fase penyegaran terjadi pada Agustus 2015. Ubahan muka berasal dari grille melebar dan bemper baru. Sementara bemper belakang juga berganti bersama tambahan garnish di antara kedua lampu. Ubahan interior hanya mengganti warna setir sesuai kelir dashboard bagian atas. Selebihnya tidak ada penambahan fitur.
Varian baru muncul pada 2016. Ditempatkan sebagai strata tertinggi dengan tambahan nama Dreza. Trim termahal sudah tentu punya keistimewaan tersendiri. Dibedakan dari desain muka, samping sampai belakang, begitu pula pilihan warna bodi. Khusus Dreza diberi monitor layar sentuh berukuran 8-inci. Sudah berbasiskan Android dan mudah tersambung dengan smartphone. Diferensiasi lain ada di material jok yang berbeda dari tipe reguler.
Baca Juga: Menimbang Suzuki Baleno atau Swift Bekas, Duo Hatchback Saling Berbagi Drivetrain
Tahun ini juga muncul varian paling menarik. Ertiga diesel hybrid dengan teknologi SHVS memperlihatkan teknologi canggih penghirup solar lansiran Suzuki. Sekaligus menjadi pilihan satu-satunya LMPV bertenaga diesel pasca pensiunnya Chevrolet Spin diesel. Sayang tidak ada pilihan transmisi otomatis, hanya manual seperti juga di negara asal produksinya, India.
Menarik jika bisa mendapatkan versi diesel dalam kondisi segar. Sebab memang kurang terlalu dilirik pada saat itu sehingga tidak banyak juga beredar di pasar mobkas. Bisa jadi karena hanya tersedia manual dan teknologi diesel modern yang butuh perhatian ekstra. Selain butuh solar berkualitas tinggi yang dijual mahal, harus ingat pula kombinasi sistem mild hybrid sebagai teknologi efisiensi.
Jelas lebih rumit ketimbang mesin bensin, tapi punya keiritan luar biasa. Dalam sesi pengetesan, sama sekali tak sulit mencapai konsumsi BBM lebih dari 20 kpl di rute kombinasi. Jauh melebihi varian bensin.
Kalau ingin teknologi lebih sederhana dan praktis, Ertiga bensin sangatlah cukup. Untuk tipe manual juga irit. Rute dalam kota bisa menembus 12 kpl. Sedangkan tipe matik memang lebih boros, bisa selisih 2 kpl dibanding manual. Masih wajar mengingat mendapat kenyamanan matik. Perpindahannya tergolong halus walau masih jenis konvensional torque converter. Pastikan penggantian oli rutin sekaligus mengurasnya. Lebih baik oli matik lansiran resmi dari Suzuki saja. Biar aman.
Tidak banyak juga terdengar masalah di bagian lain. Mesin termasuk bandel dan sangat halus. Jangan lupa cek riwayat perawatan. Penggantian oli teratur menjamin kondisi selalu segar.
Perlu perhatian lebih di bagian sistem kemudi. Karena Ertiga sudah menerapkan electric power steering (EPS), biasanya terjadi masalah di steering rack. Kalau sudah pernah diganti oleh pemilik sebelum saat masih garansi, tentu lebih menenangkan. Ciri-cirinya bisa diketahui dari suara yang timbul ketika menemui jalan jelek. Kalau tak ada, masih aman.
Lalu rasakan dulu bagaimana suspensinya. Apakah berisik atau sudah sudah mengayun. Jika iya, maka harus dicek untuk melihat komponen apa yang diganti. Itulah timbal balik dari kenyamanan yang diberikan Ertiga. Format penggerak depan dan platform monokok, memang jauh memberi rasa nyaman. Apalagi memakai shock absorber keluaran Monroe. Tentu tak sebanding dengan Avanza-Xenia yang menggunakan sasis semi ladder-frame berpenggerak roda belakang. Beda sekali rasanya. Konsekuensinya, durabilitas lebih rendah. Kalau sudah lewat 100 ribu kilometer bersiap saja untuk peremajaan. Kondisi jalan yang dilalui setiap hari tentu berpengaruh juga. Tapi jangan khawatir. Harga komponen kaki-kaki Ertiga termasuk terjangkau.
Bagi Anda yang hanya punya dana terbatas pilihan Ertiga gen 1 amatlah masuk akal. Untuk model 2012 sampai 2017 berada di rentang Rp 95 - Rp 130 juta. Tergantung tipe dan pilihan transmisi. Karena model paling tua, pastikan dengan cermat kondisi dan riwayat perawatan. Hindari bekas tabrakan hebat dan banjir agar tidak rugi di kemudian hari. Kalau mendapat produk masih bagus, tentu mendapat banyak keunggulan ketimbang membeli LCGC 7-seater.
Model facelift generasi pertama era 2016-2018 pantas juga dipertimbangkan. Desain sudah lebih segar apalagi ditambah pilihan tipe diesel dan Dreza. Untuk versi reguler harga di pasar mobkas sekitar Rp 130 - Rp 150 juta. Ertiga Dreza berada di rentang Rp 135 - Rp 155 juta. Nah versi diesel memang lebih sulit dicari karena pilihannya tak banyak. Keluaran 2016-2017 harganya dipatok sama seperti Dreza. Sensasi torsi diesel dan keiritannya benar-benar berbeda. Patut dicoba selain unitnya juga langka. (Odi)
Baca Juga: Tak Perlu Gelontorkan Uang Setengah Miliar, Banyak Mitsubishi Pajero Sport Bekas Bernilai Ekonomis
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.