Meluncur pada 2017, Suzuki Ertiga Diesel mengusung teknologi berbeda. Di saat MPV pesaing menganut mesin bensin, Suzuki menghadirkan peminum solar berpadu perangkat mild hybrid. Sayang kelanjutannya terhenti seiring beregenerasi. Pertama kali keluar dibanderol Rp219,5 juta. Menurut pantauan kami, unit bekas kini dilego antara Rp140 jutaan hingga Rp160 jutaan keluaran 2017. Keberadaan di pasar mobil bekas juga tidaklah banyak. Kalau bisa mendapatkan dalam kondisi segar, sungguh menguntungkan.
Keseluruhan desain Ertiga Diesel sama seperti versi bensin facelift 2016. Membedakannya harus jeli, terlihat dari emblem DDiS di kedua sisi dan Hybrid ZDi di belakang. Pilihan warna juga tak sama, ada Silky Silver Metallic, Superior White dan Granite Grey. Warna interior berbeda, yakni beige. Namun, dasbornya mengaplikasikan two-tones berupa hitam dan beige. Panel instrumen tertera logo SHVS dan angka tachometer lebih sedikit.
Urusan fitur, jangan harap menemukan head unit berupa layar sentuh, tapi sudah bisa memutar beragam media. Di bawahnya terpajang pengatur AC model kenop, tapi sudah ada fungsi pemanas (heater). Masih di dasbor, terdapat levelling headlamp manual untuk mengatur sudut pancaran lampu utama.
Baca Juga: Menimbang Suzuki Baleno atau Swift Bekas, Duo Hatchback Saling Berbagi Drivetrain
Panel instrumen didukung Multi Information Display (MID). Ada pula Gear Shift Indicator untuk merekomendasikan waktu perpindahan gigi terbaik di putaran mesin terefisien. Pengemudi pun lebih mudah mengatur posisi duduk, karena dibekali pengatur kemudi tilt, serta height adjuster pada jok. Perangkat pendukung lain ada defogger, yang mencegah terjadinya pengembunan di kaca belakang. Tak ada di Ertiga bensin.
Guna memantapkan pengendalian dan kenyamanan berkendara. Sistem peredaman mempercayakan model MacPherson Strut dengan Coil Spring di depan. Buritannya mengandalkan Torsion Beam dengan Coil Spring. Sementara sistem pengereman perpaduan Ventilated Disc di muka dan tromol di belakang. Ini masih ditopang teknologi Anti-Lock Braking System (ABS) yang mencegah ban selip. Sedangkan sisi keselamatan penumpang, selain ditunjang sabuk pengaman pretensioner, juga Dual SRS Airbag pada baris pertama.
Mesin D13A berkubikasi 1,3 liter yang dikembangkan Fiat dan General Motors, menganut teknologi Diesel Direct Injection System (DDiS). Keluaran tenaga puncaknya tak terlalu besar, 89 PS di putaran mesin 4.000 rpm. Namun, torsinya mumpuni, 200 Nm yang sudah keluar di 1.750 rpm. Berakselerasi saat macet-macetan tak jadi masalah.
Apalagi ada sokongan Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Teknologi mild hybrid yang mampu menambah torsi akselerasi awal (torque assist). Efisiensi konsumsi bahan bakar juga dibikin optimal. Sangat irit. Kami pernah tembus 30 kpl saat pengujian mobil ini 3 tahun lalu. Selain jantung mekanis yang dikenal hemat, di dalamnya terdapat fungsi Idle Start/Stop yang ditenagai baterai dari mild hybrid. Penyaluran daya dorong sayangnya hanya menggunakan model manual 5-speed. Tidak ada opsi otomatis. Walau begitu, keseruan berkendara bisa didapat. Terutama tarikan torsi besar sejak putaran mesin rendah.
Baca Juga: Anggaran Rp150 Juta, Mending Toyota Calya Baru atau Suzuki Ertiga Bekas?
Mesin dieselnya merupakan keunggulan utama yang ditawarkan Ertiga Diesel. Kita tahu, secara umum mesin diesel bisa lebih irit dan bertenaga dibandingkan mesin bensin. Mesin Ertiga Diesel, ternyata mengadopsi punya Spin Diesel. Dengan kode D13A, mesin Multijet 1.3 dikembangkan bersama Fiat dan General Motors.
Kelebihan berikutnya, sistem mild hybrid SHVS. Bukan seperti mobil hybrid dengan dua sumber tenaga, SVHS menggunakan Integrated Starter Generator (ISG) yang berfungsi sebagai altenator dan generator untuk menyimpan energi terbuang dari pengereman (brake regeneration). Tenaga tersimpan disalurkan untuk mengaktifkan fitur unggulan berikutnya, idle start/stop dan torque assist function. Idle start/stop mematikan mesin tatkala mobil berhenti sesaat. Fitur itu berkontribusi pada keiritan bahan bakar.
Meski tak banyak, tapi kekurangan pada Ertiga Diesel menjadi pertimbangan banyak orang. Yang paling menonjol, transmisi. Ertiga diesel hanya punya transmisi manual tanpa ada opsi otomatis. Performa transmisi manualnya juga bukan tanpa cela, yang terasa saat bertemu tanjakan. Selain itu, desain interior dan eksterior tak jauh berbeda dengan Ertiga bensin tipe GX. Padahal, kalau ada peningkatan bisa menjadi nilai lebih dari Ertiga Diesel.
Ertiga Diesel dapat menjadi pilihan menarik. Teknologi yang dianut sektor pacu selain beda dari model lain, turut menyuguhkan performa andal dan efisien. Fitur yang dibenamkan juga menunjang, baik kenyamanan maupun keselamatan. Meski memang banderol yang ditawarkan di pasar mobkas terbilang masih agak tinggi. Namun, MPV ini mampu memenuhi kebutuhan pengguna.
Perlu perhatian dari sisi mesin diesel yang tergolong canggih. Lebih banyak komponen ketimbang mesin bensin tentu bakal lebih manja setelah pemakaian jangka panjang. Diesel common rail pun wajib menenggak solar berkualitas tinggi. Asal mendapat unit dengan rekor perawatan komplet, pantas sekali dijadikan mobilitas harian. (Odi)
Baca Juga: Suzuki Ertiga Bekas Generasi Pertama, Pilihan Pas Ketimbang LCGC?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.