Bertambah lagi spesies SUV kompak – atau jamak disebut crossover – dengan nilai jual sepantaran LMPV. Setelah KIA Sonet masuk, giliran Nissan Magnite meramaikan segmentasi terkait. Sama halnya, Magnite dikemas dalam wujud stylish serta merta fitur menarik. Begini detail spesifikasinya.
Sikap Nissan tidak menganaktirikan varian Magnite patut diapresiasi. Kala trim mobil lain kerap dipilah soal fasilitas keamanan, dari seri terendah ia bertabur perangkat penjaga laju. Bahkan tak sekadar di sektor deselerasi. Sampai elektronik penstabil manuver pun hadir.
Dari paling dasar dan pasif, dual SRS Aribag senantiasa melindungi pengendara dan penumpang depan. Tentunya serta sabuk pengaman pretensioner dan load limiter di row depan. Sementara variabel pengereman, semua seri Magnite dilengkapi ABS, EBD dan Brake Assist hidrolis. Seharusnya, meski terjadi pengereman mendadak yang keras risiko ban depan terkunci begitu terminimalisir. Alhasil masih bisa dikendalikan.
Itu baru pembuka. Vehicle Dynamic Control (VDC) turut masuk dalam semua varian mobil. Oleh karena itu ketika bermanuver apalagi saat cuaca hujan tak perlu khawatir hilang kendali. Sistem elektronik bakal membantu pengendalian makin presisi. Plus, ada Hill Start Assist (HAS) berguna waktu mobil hendak melaju dari tanjakan. Perangkat akan menjaga supaya tak merosot ke belakang. Lumayan lengkap buat harga Rp 200 jutaan kecil bukan?
Kendati mesinnya tak begitu besar, Nissan juga menanamkan Traction Control System (TCS). Layaknya kontrol traksi pada umumnya, sensor membaca gerak roda depan dan belakang serta diproses ke ECU, supaya keduanya berputar seirama. Alhasil gejala hilang traksi tereduksi dari sistem begini.
Nah, demi kenyamanan saat berkelana jauh bersama sang SUV kompak, ada satu perangkat tambahan di trim Premium M/T maupun CVT. Mereka berdua dipasang fitur cruise control. Semisal mau menikmati jalur tol trans Jawa, kaki bisa beristirahat tenang berpuluh kilometer namun harus tetap siaga. Sebab tipenya masih konvensional, bukan adaptif.
Baca Juga: Menanti Nissan Magnite atau Pilih Kia Sonet?
Ketika masuk ruang kabin, baru terasa ada perbedaan antara perlengkapan varian Upper dan Premium. Namun sebenarnya dapat ditoleransi. Toh variabel yang absen sifatnya hiburan, bukan fundamental. Alokasi seperti ini kami kira cukup pintar, dari pada mengurang-ngurangi perihal keamanan.
Semua seri Premium punya around view monitor. Kita tahu hadirnya fitur begini sangat membantu cakup pandang mobil. Meski kecil, Nissan menyajikan visual depan, samping, serta belakang agar lebih mudah waktu masuk jalur sempit. Atau ketika hendak memarkir di situasi sulit. Mereka berdua pun, memiliki indikator tekanan ban, atau disebut Tire Pressure Monitoring System (TPMS). Alat komputasi membaca secara real time sehingga pengendara dapat memitigasi dengan cepat kalau-kalau ada tekanan angin tidak sesuai. Dan diklaim jadi yang pertama dikelasnya.
Makin nyaman lagi, Magnite Premium dipasang arm rest pada konsol tengah. Dan tambahannya, adalah ventilasi AC khusus untuk baris kedua. Penyebaran suhu sejuk kabin tentunya lebih baik dan mencakup semua ketimbang varian bawah, lantaran hal ini tak masuk di paket murah.
Namun, perihal layar hiburan dengan display TFT serta konektivitas gawai ada di semua. Berikut sistem kunci pintar dan mekanisme nyala mobil dengan Push Start/Stop Button. Atas itu kami rasa pembagiannya cukup adil. Tak membuat yang punya budget sedikit terlalu merana.
Baca Juga: Harga Nissan Magnite Termurah Tak Sampai Rp 100 Juta, Langsung Laris
Hari ini pabrikan memang tak lagi berlomba besar-besaran kubikasi. Justru sebaliknya, semakin memangkas volume silinder demi mengejar efisiensi. Sementara performanya diperbantukan teknologi induksi paksa alias turbo. Namun, Magnite menggendong jenis tiga silinder segaris 1.0-liter yang notabene sangat kecil. Bagaimana hasilnya?
Melihat catatan pabrik, output dikeluarkan terbilang memuaskan buat ukuran 999 cc. Daya maksimal mencatat 100 PS pada 5.000 rpm dan torsi maksimal menoreh 160 Nm di rentang 2.800 – 3.600 rpm, alias di putaran rendah. Itu untuk versi girboks manual. Yang CVT, perolrhan torsi sedikit lebih kecil yakni 152 Nm, hanya saja digapai pada rentang 2.200 rpm – 4.400 rpm.
Nissan mengklaim respons akselerasi 50 persen lebih baik dari pada mesin non-turbo sekelasnya. Berikut menghasilkan nilai konsumsi bahan bakar efisien – kendati belum ada angka klaim kongkritnya. Perlu pengetesan langsung untuk membuktikan kemampuan Magnite. Mengingat karakter 1.0-liter – apalagi tiga silinder – biasanya kurang memuaskan. Pula soal sejauh mana mereka sanggup mengatasi turbo lag.
Baca Juga: Walau Menghadapi Banyak Tantangan, Nissan Siap Luncurkan Leaf pada 2021
Kompak, stylish, elegan, sekaligus sporty. Karakteristik desain Magnite boleh dikatakan menjawab selera konsumen masa kini pada sosok Crossover mungil. Sekeliling gurat tubuh proporsional dan cantik. Namun tetap menerapkan identitas maskulin, berkat tepian fender hitam yang bulky.
Mereka juga kompak memakai pelek dengan alur blade 16 inci untuk mempermanis tampilannya. Tak dibedakan antarvarian. Hingga aksesori semacam roof rail, juga menempel di atap dan tak hanya sekadar hiasan. Tentunya dapat difungsikan ketika butuh mengangkut barang tambahan.
Pembeda varian bawah dan Premium, diterjemahkan lewat pemilihan warna. Yang trim tinggi secara eksklusif diberi pilihan tema two tone. Yakni bertajuk Flare Garnet Red & Onyx Black serta Pearl White & Onyx Black. Lantas buat yang satu tonasi, diberi tiga opsi: Blade Sliver, Onyx Black dan Storm White.
Tak tampak diferensiasi serius secara dimensi. Panjang totalnya 3.994 mm, lebar 1.758 mm, serta tinggi 1.572 mm. Dan jarak poros roda di kisaran 2,5 meter termasuk ringkas, harusnya sanggup mendapat radius putar baik. Tanpa beban, ground clearance-nya pun menyentuh 205 mm. Cukup untuk utilitas sehari-hari maupun kebutuhan eksplorasi agak ekstrem.
Kaki-kaki Magnite ditopang jenis MacPherson strut dengan lower transverse link serta stabilizer bar di depan. Untuk belakang, disangga twin tube telescopic shock absorber double acting. Sementara keempat roda berbungkus ban 195/60 R16 dan spare tyre dengan diameter satu inci lebih kecil dan profil kurus.
Baca Juga: Kicks e-Power Menjadi Jembatan Era Mobilitas Listrik Nissan
Seperti KIA Sonet yang jadi rival terkuat, Magnite buatan India ini dijual dalam nilai menarik. Paket lengkap sekalipun nominalnya tak sampai seperempat Miliar Rupiah. Bahkan belasan juta masih di bawah.
Misal yang Premium dengan trasnmisi CVT, dibanderol Rp 238,8 juta OTR Jakarta. Premium dengan girboks manual Rp 226,3 juta OTR Jakarta dan yang terendah Rp 208,8 juta OTR Jakarta. Bungkusan harga ini sangatlah menarik melihat paket ditawarkan cukup lengkap. Malah tak lebih mahal dari LMPV tipe tinggi, sehingga patut dijadikan opsi bagi yang bosan dengan populasi mobil 7-seater yang terlalu jamak. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Nissan Magnite Meluncur di Indonesia, Bermesin Turbo Dijual Rp 200 jutaan
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.