Konsumen Indonesia sudah sangat akrab dengan Nissan Serena. Mobil keluarga berbentuk kotak ini telah ada sejak model pertama, atau seri C23. Memang, generasi C25 terlewatkan, namun hal itu tidak menjadi masalah besar karena unit-unitnya masih tersedia melalui importir umum. Selain itu, perbedaan antara C26 dan C27 tidak terlalu signifikan.
Jika generasi C28 diabaikan, kemungkinan besar penggemar Serena akan kecewa. Generasi ini menandai penerapan teknologi e-Power oleh Nissan, yang mengubahnya menjadi kendaraan hybrid dengan dua sumber tenaga. Mekanisme ini sudah dimengerti oleh banyak orang. Seperti Nissan Kicks e-Power, mesin bensin berfungsi hanya untuk mengisi energi baterai, sementara motor listrik menjadi penggerak utama.
Keuntungan dari sistem ini termasuk akselerasi spontan seperti mobil listrik, namun tanpa kebutuhan untuk mengisi ulang baterai. Bahan bakar tetap diperlukan untuk mengoperasikan mesin pembakaran konvensional yang berfungsi sebagai generator untuk baterai. Hasilnya, konsumsi bahan bakar bisa sangat rendah, menjadikan ini sebagai Nissan Serena yang paling hemat bahan bakar hingga saat ini.
Pengujian dilakukan di sekitar Jakarta dan Tangerang Selatan, dengan perhitungan dibagi antara rute tol dan jalan dalam kota. Data diperoleh dari Multi Information Display (MID), merupakan sumber informasi yang paling logis dan sering digunakan oleh pengemudi sehari-hari. Cara berkendara sangat normal, mengikuti kondisi lalu lintas, tanpa berkendara secara agresif atau dengan tujuan khusus untuk efisiensi bahan bakar.
Pengujian rute tol terutama dilakukan di sepanjang Jakarta Outer Ring Road (JORR) dari Bintaro ke Jatiwarna dan kembali lagi. Jaraknya sekitar 65 kilometer, yang relatif padat namun masih lancar, terutama karena dilakukan pada hari Minggu, sehingga tidak sepadat hari kerja biasa. Meskipun demikian, tetap sulit untuk mempertahankan kecepatan konstan 100 km/jam, dengan kecepatan rata-rata hanya sekitar 80-90 km/jam. Mode berkendara diatur ke Standard karena memberikan respons yang lebih baik.
Hasilnya sungguh mengejutkan. Data MID menunjukkan konsumsi bahan bakar rata-rata 20,3 km/liter dengan kecepatan rata-rata 45 km/jam. Efisiensinya dapat menandingi city car dengan mesin 3-silinder. Namun, ini adalah MPV besar dengan kenyamanan maksimal untuk semua penumpang. Ditambah lagi, akselerasinya sangat responsif. Dengan tenaga 163 PS dan torsi 325 Nm, ia dengan mudah mengikuti arus lalu lintas dan menyalip kendaraan lain. Suatu kombinasi yang tidak mungkin ditemukan di generasi Serena sebelumnya.
Pengujian rute perkotaan bahkan lebih mengejutkan. Perjalanan menuju kantor Nissan di Jl. MT Haryono, Jakarta Timur, dari Bintaro, Tangerang Selatan, selama jam ganjil-genap berlangsung, hampir pasti mengalami kemacetan. Data kecepatan rata-rata di MID hanya 31 km/jam, sementara konsumsi bahan bakar rata-rata hanya 16,9 km/liter. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, bahkan sulit dicapai oleh city car kecil.
Teknologi e-Pedal dapat dimanfaatkan untuk mencapai tingkat efisiensi tinggi. Saat deselerasi dengan melepaskan pedal gas, pengereman regeneratif menjadi lebih intens, memungkinkan baterai terisi lebih sering dan mengurangi ketergantungan pada mesin bensin untuk mengisi baterai. Sistem e-Pedal juga menambah kenyamanan berkendara karena pengemudi tidak perlu sering berpindah dari pedal gas ke pedal rem. Misalnya, saat merayap dalam kemacetan di jalan tol, cukup dengan mengatur ritme injakan pedal gas untuk mengontrol akselerasi dan deselerasi.
Nissan Serena telah mengalami peningkatan teknologi yang sangat signifikan, terutama dari segi powertrain dan fitur-fiturnya. Sangat pantas untuk melanjutkan estafet Nissan Serena yang Anda miliki, meskipun harganya lebih mahal. Varian single-tone ditawarkan dengan harga Rp635 juta, dan varian two-tone seharga Rp639,5 juta. (Odi)
Baca Juga: Simulasi Kredit All New Nissan Serena e-Power yang Dijual Rp635 Juta
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.