Sedari awal, Toyota Fortuner ditawarkan dalam dua mesin. Ada diesel dan bensin, opsi yang disesuaikan selera dan kebutuhan pasar. Karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Nah, bagi Anda yang mencari SUV ladder frame bermesin bensin, Toyota masih menyisakan Fortuner peminum gasoline, tapi dalam satu varian 4x2 GR Sport A/T. Bukan lagi trim SRZ seperti sebelumnya.
Bedanya lagi, model ini tersedia sebagai spot order. Alias sesuai pemesanan dan permintaan saja, plus harus inden minimal 3 bulan. Jelas, bukan tipe paling disukai pasar sini. Mesin diesel tetap menjadi pilihan diminati. Tentunya ada alasan mengapa versi bensin lebih pantas dipilih ketimbang diesel, begitu pula sebaliknya.
Fortuner bermesin bensin hanya satu varian GR Sport A/T. Harganya Rp604,45 juta, jauh lebih murah dibandingkan Fortuner GR Sport diesel dan bahkan Fortuner tipe G diesel. Mesin diesel memang dipatok lebih mahal, tapi trim GR Sport sebagai tipe teratas tentu memberikan fitur paling komplet.
Sesama GR Sport, tidak ada perbedaan fisik antara peminum bensin atau diesel. Hanya emblem yang membedakan. Tertera angka 2.7 sebagai penanda mesin 2TR-FE 2.700 cc, Ditambah tulisan Dual VVT-i di area fender depan penegas varian bensin. Kalau diesel polos saja tanpa tulisan itu, serta kode 2.4 atau 2.8 sebagai pilihan enjin GD Series. Selebihnya sama. Banyak aksen sporty oleh GR Sport di luar dan dalam. Semua jok berbalut kulit dan mampu menampung 7 penumpang. Pembeda utama jelas dari tachometer. Putaran mesin lebih tinggi tergambar dari jumlah angka sampai 6.000 rpm.
Fortuner GR Sport berada dalam satu level di atas VRZ. Mulai dari luar, lampu utama berteknologi Bi-Beam LED dengan fungsi auto leveling dan follow me home. Pintu bagasi dapat terbuka secara elektrik plus tersedia fungsi memori.
Masuk ke kabin dan menyalakan mesin tak perlu anak kunci. Cukup kantongi Smart Key dan tekan tombol start/stop engine. Setir berlapis kulit dan kayu dengan pengaturan tilt-telescopic, dipenuhi tombol untuk pengaturan audio serta koneksi Bluetooth. Sumbernya berasal dari head unit monitor layar sentuh.
Kinerja transmisi matik 6-speed dapat diatur dalam mode berkendara Eco, Normal dan Power. Dapat melakukan perpindahan secara manual lewat Sequential Switchmatic, lengkap dengan paddle shift menyembul dari balik kemudi dan sudah ada cruise control yang bikin nyaman.
Seri TR sudah tergolong lawas. Sudah dipakai sejak Fortuner pertama kali beredar dan sempat menghuni ruang mesin Kijang Innova juga. Enjin dengan konfigurasi 4-silinder berkapasitas 2.693 cc terkenal rakus meminum BBM. Akselerasinya tergolong cepat saat dipakai Innova. Tapi terasa kekurangan torsi kala membopong gambotnya tubuh Fortuner.
Update dilakukan untuk Fortuner generasi sekarang. Tak banyak, hanya mengubah sistem katup variabel menjadi Dual VVT-i. Tenaganya 163 PS (161 hp) di putaran 3.400 rpm dan torsi 245 Nm di putaran 4.000 rpm. Penghantaran menuju roda belakang dilakukan transmisi otomatis 6-speed tanpa opsi transmisi manual.
Unit 2TR-FE bukanlah mesin ringkih yang cepat rusak. Sejauh ini tidak pernah terdengar kendala serius. Terkenal berdaya tahan tinggi yang siap menjelajah hingga ratusan ribu kilometer. Walau harus berkompromi pada akselerasi pas-pasan dan tidak ekonomis. Terbukti masih sangat diandalkan Toyota sampai sekarang. Bukan cuma dipakai Fortuner, tapi juga Land Cruiser Prado, Tacoma, Coaster, dan Innova versi ekspor ke Timur Tengah.
Karakter bensin 2TR-FE tentu amat berbeda dengan diesel 2GD-FTV dan 1GD-FTV. Torsi besar membuat laju ringan seolah tanpa beban. Jambakan torsi masif begitu nikmat acap kali berakselerasi. Efek positifnya juga membuat konsumsi BBM irit. Minusnya, suara diesel kasar tak akan pernah bisa sehalus bensin. Belum lagi bau jelaga yang keluar dari knalpot. Tidak semua orang suka. Getaran pun jelas lebih besar dan sampai terasa di dalam kabin.
Komponen krusial di mesin patut mendapat perhatian lebih. Misal jumlah filter lebih banyak, terutama saringan bahan bakar. Pemakaian solar berkualitas jelek, menuntut penggantian lebih cepat. Peranti turbo pun juga butuh perhatian, seiring pertambahan usia.
Lain halnya jantung mekanis bensin. Suara halus berimbas keheningan kabin baik. Getaran pun tidak sampai mengganggu. Tenggakan BBM memang lebih banyak. Namun mekanisme mesin sederhana, bisa berimbas biaya perawatan lebih sedikit untuk pemakaian jangka panjang.
Untuk SUV Rp600 jutaan, fitur keselamatan Fortuner masih tergolong payah. Tergolong standar malah mirip seperti Toyota Rush yang cuma setengah harganya. Airbag tersebar 7 titik. Peranti ABS & EBD pasti ada dan sudah umum di mobil era sekarang. Lalu tersedia VSC (Vehicle Stability Control), A-TRC (Automatic Traction Control), BA (Brake Assist), HSA (Hill Assist Assist) dan EBS (Emergency Brake Signal). Jangan cari peranti ADAS Toyota Safety Sense di Fortuner, karena tidak ada.
Tentu ada saja alasan untuk memilih mesin bensin ketimbang diesel. Pertimbangan utamanya dari karakter mesin bensin. Jika tidak suka diesel yang berisik, bergetar dan bau solar, tentu orang itu cocoknya memilih mobil bensin. Asalkan tak mempedulikan konsumsi bahan bakar. Bicara keasyikan mengemudi bersumber dari jantung pacu, tentu sensasi diesel tak mampu disaingi mesin bensin. Kalau Anda mencari itu, diesel adalah jawabannya. (Odi)
Baca Juga: Terpampang di IIMS 2024, Toyota Astra Motor Buka Pemesanan GR Corolla
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.