Ulas Beda Triumph Tiger 900 Rally dan Rally Pro
JAKARTA -- Triumph Motorcycles akhirnya resmi memperkenalkan generasi terbaru Tiger 900. Secara tampilan, Triumph Tiger 900 sudah tampak mengesankan. Serangkai hardware dan software baru mengoptimalisasi performa signifikan. Untuk pasar Indonesia, PT Garda Andalan Selaras (GAS) - APM resmi Triumph di Tanah Air - memboyong Tiger 900 Rally. Sebenarnya masih ada tipe Rally Pro dengan bekalan spesifikasi lebih advance lagi.
Apa saja perbedaanya?
Pertama dan paling terlihat, adalah kesiapan menerjang medan tanah. Jika ban Bridgestone Battlax Adventure membungkus pelek jari tubeless Tiger Rally, seri Pro sudah pakai Pirelli bertapak kasar. Otomatis motor siap dibawa offroad. Jarak konturnya juga lumayan lebar. Tatkala masuk alam liar, harusnya ia sanggup memberi traksi maksimal.
Kemudian pipa proteksi mesin menjadi bawaan standar. Melintang di area bawah, meminimalisir benturan ke permukaan blok jika sewaktu-waktu roboh. Dan cover plat dek, bukan berbahan besi. Melainkan dibuat dari material aluminium nan kuat. Plus ada standar ganda, supaya bisa tetap stabil jika memarkir di permukaan terjal.
Perlengkapan
Perlengkapan touring sama halnya lebih baik. Kita tahu, standarnya saja sudah tersedia heated grip, cruise control, serta beberapa peranti pendukung mewah. Khusus yang Pro, mendapat tambahan heated seat pengendara serta penumpang. Berkelana ke dataran tinggi nan dingin bukan jadi masalah lagi.
Soal pasokan cahaya, setingkat makin bagus. Sebenarnya lampu utama LED serta DRL sudah terang dan hemat daya. Pun di belakang, juga lampu sein. Semua bersumber dari dioda. Namun di sini ketambahan fog light LED, begitu berfungsi saat cuaca berkabut tak diduga datang. Untuk adventure, sorot cahaya ini kerap kali dibutuhkan.
Deretan hal tadi baru yang terlihat. Di dalam layar TFT 7 inci, menunya lebih lengkap. Salah satunya Tyre Pressure Monitoring System (TPMS). Secara real time, komputer bakal membaca terus tingkat tekanan angin dengan akurat. Alhasil, mitigasi jika ban kempis bisa dilakukan lebih cepat. Atau sekadar hendak menyesuaikan lintasan yang dilalui.
Baca juga: Triumph Bonneville T120 dan T100 Edisi Spesial Bud Ekins
Riding Mode
Riding mode juga bertambah jadi enam opsi. Kalau di seri Rally pilihannya hanya empat (Road, Rain, Sport, Offroad), Rally Pro meletakkan fokus di medan tanah. Di samping offroad, masih ada offroad pro dengan respons makin beringas. Sistem ABS dan kontrol traksi juga menyesuaikan. Dan satu lagi, adalah software yang mengamini pengendara mengatur sendiri sesuai keinginan.
My Triumph Connectivity System turut jadi software standar. Alhasil gadget dapat langsung terkoneksi Bluetooth, menampilkan banyak fungsi. Paling penting misalnya, navigasi. Berikut panggilan telepon, pemutar musik, serta sistem hiburan lainnya. Adapun, fitur konektivitas kamera aksi. Super lengkap. Hal ini sebetulnya bisa saja diaplikasikan ke Rally standar, namun dengan biaya tambahan alias opsional.
Lantas pentingnya lagi, dipasang Triumph Shift Assist atau jamak disebut quick shifter. Fungsinya bisa naik turun gigi, tanpa perlu khawatir mengatur momen kopling. Sangat membantu saat manuver ekstrem, tangan tak harus kerepotan multitasking. Dengan hadirnya pemindah gigi cepat, kinerja girboks enam percepatan makin optimal lagi. Lantaran standarnya sudah ada assist dan slipper clutch.
Baca juga: Triumph Rilis 5 Motor Baru Sekaligus di Indonesia, Semuanya Limited
Catatan Teknis Tiger 900 Rally & Rally Pro
Kalau teknis dan tampilan identik. Mesin terbaru Tiger 900 Rally naik kapasitas jadi 888 cc, tiga silinder segaris DOHC. Catatan daya kuda sebetulnya naik tipis, 93,8 Hp/8.750 rpm alias terdongkrak dalam nominal desimal. Namun justru, fokus utama adalah peningkatan torsi. Selain gapaian daya makin cepat, eskalasi angkanya lumayan signifikan, 87 Nm/7.250 rpm.
Dan bukan semata-mata meminjam basis Tiger 800. Rangkaian crankshaft diubah. Peletakkan mesin juga berbeda, lebih turun sekaligus maju dari sebelum. Demi menciptakan titik gravitasi lebih baik. Maka itu, model radiator juga berubah jadi tipe split, sebab ruangnya termakan.
Salah satu ubahan penting, struktur utama. Bukan lagi pakai kerangka steel teralis utuh. Kini pipa-pipa tubular hanya memeluk mesin hingga depan. Sementara dibuat subframe terpisah, supaya fleksibilitas motor makin bagus. Terutama waktu dibawa offroad. Atas itu pula, bobot berkurang jadi 196 kg (Dry weight).
Baca juga: Triumph Rocket 3 GT dan Rocket 3 R, Mesin 2500cc Dibanderol Rp 750 Juta
Perangkat
Komponen pengendalian pun begitu. Suspensi WP direvisi jadi merek Showa, sementara ukuran forknya membesar jadi 45 mm. Lengkap beserta setelan preload dan kompresi. Jarak main mencapai 240 mm, alias lebih dari cukup untuk menginjak obstacle berat.
Belakang, sama. Diprakarsai monoshock Showa dengan travel 230 mm beserta setelan preload dan rebound. Kian menarik, kini peranti deselerasi disuplai Brembo jenis Stylema. Ukurannya 320 mm (Double disc), dijepit kaliper empat piston. Lantas diameter cakram belakang 255 mm, diapit kaliper piston tunggal. ABS dua kanal, serta cornering ABS menjadi standar di varian Rally manapun. (Hlm)
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Triumph Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Triumph dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test