JAKARTA – Group Piaggio dan Vespa memang tak mau ketinggalan dalam urusan motor bertenaga listrik. Mereka memasarkan Elettrica berbasis Primavera. Tapi rumah desain Mighty Speed selangkah lebih maju. Mereka membuat sebuah konsep skuter elektrik. Yang makin menarik, konsep itu bukan dari line up baru. Melainkan karya pertama Enrico Piaggio pada 1946, bernama Vespa 98.
Model yang dimaksud merupakan kakek buyut dari segala Vespa. Lahir di medio 40an, selepas Perang Dunia Kedua. Eksistensinya sangat bersejarah. Bisa dibilang ialah titik balik Piaggio, yang kala itu banting setir dari kebangkrutan perusahaan aviasi.
Rancangan Mighty Speed ini pun memiliki nama sama. Hanya saja ditambah imbuhan “Electric”, menunjukkan identitasnya sebagai motor niremisi. Hampir seluruh desain eksotis ini diilhami dari sang Vespa sepuh. Namun dirancang ulang dengan interpretasi modern.
“Sebagai firma desain, kami percaya. Melihat kembali sejarah akan memberikan banyak wawasan ke masa depan. Vespa 98 elektrik adalah reinkarnasi dari desain aslinya. Konsepnya diterjemahkan dengan interpretasi masa kini, dengan styling minimalis. Singkatnya, ia merupakan skutik modern dengan nuansa retro,” ujar salah satu perwakilan Mighty Speed.
Baca juga: Uang Muka Vespa GTS Super 150 Mulai Rp 9 Juta, Bisa Dapat Potongan Harga dan Genuine Helmet
Tampilan Klasik
Mighty Speed sepertinya tak mau menghilangkan tampilan klasik. Unsur-unsur khas 98 sama sekali tak dihilangkan. Mengenakan bodi monokok lebar, layaknya kategori large frame di era itu. Buritan yang digurat brutal serta gambot juga menyiratkan bentuk aslinya. Benar-benar besar, seperti bokong tawon.
Dan paling ikonik tentu peletakkan lampu utama di atas fender. Memang tak lagi bulat seperti jaman baheula. Rumah headlight dibentuk begitu minimalis berhias bingkai kromium. Lantas soal pencahayaan, pastinya tak mengandalkan halogen lagi. Melainkan sudah LED.
Pengaplikasian stoplamp tak kalah menarik. Mika merah berjajar vertikal seperti kisi-kisi angin. Rasanya kami paham maksudnya dan sudah terbayang saat difungsikan: Menyala berurutan (sequential) seperti sein mobil mewah. Pasti tampak dramatis. Lantas di kedua sisinya, baru terdapat lubang angin asli. Bentuknya memang agak mirip dengan lampu, hanya beda pewarnaan. Sekilas, tampak belakang jadi mirip komponen robot. Futuristik.
Baca juga: Test Ride Royal Alloy GP200S: Selisik Perbekalan Sang Pendatang tanpa Seremoni (Part-1)
Fitur-Fitur
Masih ada detail lain yang dikerjakan. Ini sedikit modern. Mereka memasang stang telanjang berpipa lurus. Menyerupai sang kakek. Menariknya, tetap disediakan panel instrumen dengan tampilan digital. Layar tampak memanjang serta mengikuti kurva pipa. Sementara informasi data disajikan berderet.
Untuk duduk, bagian sadel sekilas tak dibuat dengan interpretasi modern. Bahkan bentuknya serupa Vespa lama, bukan seperti konsep single seat milik 946. Tapi jika diperhatikan, terdapat lubang tertutup jaring di belakangnya. Entah apa fungsinya, namun menjadi finishing yang apik.
Di dalam perut gendutnya, terpasang baterai lithium-ion 30 aH dan motor elektrik. Sayang tak diinformasikan dengan detail berapa ekstraksi tenaga yang dihasilkan. Atau kemampuan tempuhnya. Yang pasti komponen itu cukup kompak dan tak makan tempat. Sehingga tersedia bagasi superbesar di samping jantung listrik. (Hlm/Raju)
Sumber: Autoevolution
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2025. Semua Hak Cipta Dilindungi.