Terdapat banyak ubahan signifikan di Honda CB150R Streetfire generasi baru. Selain desain yang disegarkan, beberapa komponen anyar membuatnya lebih nyaman. Paling mencolok suspensi upside down SFF-BP dari Showa berdimater 37 mm dan setang tappered handle bar atau fat bar. Unit tes kami adalah tipe Spesial Edition dengan warna Raptor Matte Black. Revisi di bagian pengendalian membuat penasaran. Motor ini lalu dipakai harian dengan jarak tempuh mencapai 200 km lebih. Kondisinya hanya digunakan dalam kota saja. Lantas, bagaimana impresi mengenai posisi berkendara, handling, performa dan konsumsi BBM. Berikut hasil yang kami dapat dari naked bike baru dari AHM.
Walau perdananya tampil secara virtual, motor ini sudah terlihat keren. Begitu lihat wujud aslinya, jauh lebih menarik dibanding model sebelumnya. Ya, bodi dari tengah ke depan berubah total. Lebih gemuk dan tampak kokoh. Apalagi kalau melihat dilihat dari depan, makin gagah. Padat berisi berkat penggunaan suspensi upside-down baru yang diameternya besar. Tak bisa dipungkiri pula kalau dirinya mengadopsi tampilan moge look.
Tangki bensin direvisi, sekarang pakai cover jadi makin kekar dan besar. Selain mengikuti tren saat ini, penggunaan cover plastik dapat memudahkan konsumen ketika mau memodifikasi motor. Jika rusak atau pecah, cukup beli satu bagian saja. Jelas menghemat biaya perbaikan ketimbang tangki besi yang harus diperbaiki atau mengganti tangki baru utuh. Kemudian meminimalkan risiko tangki bocor karena benturan.
Lekukan cover tangki dan area shroud boleh dibilang mirip CB500F. Depan mengembung padat, bagian belakangnya mengecil sehingga paha pengendara lebih nyaman menjepit tangki. Terdapat pula undercowl di varian Special Edition (SE).
Sementara wajahnya sendiri masih menganut irama serupa dari versi lalu. Tapi jika diperhatikan seksama, bagian atas headlamp tidak lagi disematkan visor. Langsung menempel cover spidometer. Meski begitu, garis batok lampu tampak lebih modern dan maskulin. Dan tentunya sudah menganut pencahayaan LED depan belakang.
Unit ini punya identitas mencolok, karena memang kami pakai yang seri SE alias Special Edition. Opsi ini diberi nama Raptor Black Matte. Bagian setang dan pelek dilabur Burnt Titanium. Memberikan kesan solid buat naked sport entry level jagoan Honda ini. Oh iya, penambahan undercowl dan logo 3D di tangki, turut menjadi pembeda varian atas.
Ubahan tampilan paling utama terletak di suspensi depan. Garpu teleskopik lama ditanggalkan. Diganti model inverted dengan bungkusan tabung emas. Kontras dengan penampilan serba gelap atau matte. Secara ukuran, suspensi upside-down buatan Showa punya diameter kurang lebih mirip CBR150R. Hanya saja belum ada informasi soal jarak mainnya. Dan tak kalah krusial, tapered handlebar juga diperbarui demi mengejar tampilan maskulin maksimal. Sekaligus memberi kenyamanan dalam berkendara harian maupun jarak jauh.
Bagian-bagian yang serba membesar tentunya berpengaruh terhadap dimensi total. Kini panjangnya 2.024 mm, lebar 796 mm, serta tinggi 1.083 mm. Begitu pula jarak poros roda kini 1.298 mm. Masing-masing nominalnya bertambah ketimbang generasi ke belakang. Hanya saja, justru ground clearance turun ke 164 mm, diikuti jarak jok ke tanah menjadi 795 mm. Bobotnya pun terpangkas 1 kg sampai 2 kg dari versi lama.
Selain pencahayaan LED, tapered handlebar dan suspensi upside down SFF-BP, ada perubahan dari elektronik. Memang bukan sesuatu yang besar, tapi paling tidak ada yang baru. Model panel digital versi lama sudah uzur. Dan akhirnya kini disegarkan dengan desain baru. Secara penampilan dan pewarnaan atraktif, sekaligus berisi informasi lengkap serta memiliki visibilitas baik di segala cuaca. Paling baru sekarang terdapat posisi gear. Buat info lainnya masih sama, seperti takometer, trip meter A dan trip B lengkap dengan konsumsi BBM rata-rata di masing-masing trip. Selain itu ada juga indikator penunjuk odometer, rata-rata konsumsi bahan bakar, dan jam.
Hal lain yang bisa ditemukan, sama seperti CBR150R, motor versi telanjangnya ini menggunakan wavy disc brake di bagian rem cakram depan dan belakang.
Saat pertama duduk di jok, ternyata cukup pendek. Badan dengan tinggi 173 cm masih bisa menapak sempurna. Sepertinya lebih pendek dibanding model terdahulu. Tercatat hanya 795 mm. Tidak menyulitkan untuk menahan motor yang memiliki berat kering 135 kg ini. Kemudian saat menggapai setang, terasa lebih rileks. Tentu saja ini efek dari penggunaan setang tappered handle bar atau fat bar. Ditambah raiser yang lumayan tinggi. Posisinya juga kini lebih dekat ke pengendara, mengasyikkan! Ketika kedua tangan menggenggam setang, punggung juga tidak terlalu membungkuk. Pas untuk ukuran naked bike.
Kala mengendarainya, tidak butuh waktu buat penyesuaian. Langsung gas, enak dibawa jalan. Berkat penggunaan setang lebarnya juga membuat berbelok jadi sigap, sehingga mudah dikontrol dan terasa ringan. Meski bagian depan cukup besar, radius belok cukup banyak. Model ergonominya pun benar-benar beda dari yang lama. Visibilitas juga jadi makin baik.
Bicara riding position, tak lepas dari peran jok yang berfungsi sebagai tempat pelana. Menurut kami, ini menjadi poin penting dalam memilih motor. Ukuran kursi yang tidak sesuai dengan bokong juga bisa berpengaruh terhadap kenyamanan. Walau bentuk tangki baru, jok masih sama dengan model sebelumnya, menurut kami ini sudah cukup. Tidak terlalu sempit, pun tidak lebar. Rasanya? Tidak terlalu keras dan juga tak terlalu empuk. Cukup lah untuk ukuran naked bike 150 cc.
Soal handling, CB150R Streetfire yang baru benar-benar patut diacungi jempol. Berubah total dari yang lama. Sekarang lebih ajek. Efek dari penggunaan suspensi upside down SFF-BP dari Showa benar-benar berpengaruh besar. Karakternya stiff layaknya motor sport, cukup buat penggunaan di jalur perkotaan. Memuaskan!
Tapi saat melewati jalan sedikit bergelombang, peredam kejut kurang berperan. Namun hasil itu bisa berbeda ketika menghantam lubang cukup dalam. Kinerjanya baru terasa. Wajar, karena memang sedikit lebih kaku. Untuk memberi rasa nyaman, pabrikan kasih karet damper di antara segitiga atas sokbreker depan dan raiser pemegang setang. Dampaknya bisa mengurangi getaran. Lumayan untuk mengurangi lelah di tangan.
Penggunaan teknologi karet damper yang ada di CB150R Streetfire baru mirip kepunyaan PCX 160 atau ADV 150. Sebetulnya ini sudah ada sejak Honda CB150R versi lama. Tapi yang sekarang sedikit berbeda. Goyangan setang maju-mundur lebih terasa. Boleh jadi karena menggunakan raiser lebih panjang. Saat melakukan pengereman keras, ayunannya makin terasa kuat. Tangan dan badan seperti terdorong ke depan secara otomatis. Bagi yang belum terbiasa mungkin kurang nyaman. Tapi jangan khawatir, memang didesain seperti itu. Semua aman, karena pabrikan sudah melakukan serangkaian uji coba.
Selama pengujian, sangat menurut ketika diajak meliuk-liuk di antara himpitan kendaraan besar. Kelincahannya juga bisa dirasakan di tengah kemacetan. Padahal kalau dilihat dari ukurannya, motor ini lebih lebar dari model lama. Berkat distribusi beban di bagian depan, kecepatan tinggi pun tetap stabil. Namun karena itu tadi, saat melakukan hard braking, ada goyangan setang yang sedikit menggangu. Tapi lagi-lagi, pengaplikasian suspensi depan upside-down jelas membantu. Dari segi redaman, lebih baik dari suspensi teleskopik konvensional. Pada intinya, Honda sukses jadikan handling sebagai kunci tak terbantahkan untuk motor keren ini.
Handling lincah juga didukung sasis teralis yang fleksibel. Dikombinasi monosok pro-link yang sama seperti model lama. Kompresi dan reboundnya cukup lambat. Jadi ketika melewati jalanan tidak rata atau sedikit bumpy, bagian belakang masih tetep anteng. Struktur itu juga dapat menghasilkan kestabilan saat melahap tikungan.
Selanjutnya, bagaimana jika motor ini diajak cornering? Ya, ternyata sesuai ekspektasi. Masuk dan keluar tikungan sangat ajek dan rigid. Rasanya kayak bawa motor sport ber-fairing. Cuma beda posisi berkendara saja.
Penunjang kestabilan lain yang ditawarkan bisa kami rasakan dari sektor kaki. Pelek depannya punya lebar 2,50 inci di depan dan 3,5 inci di belakang. Dibungkus ban yang masing-masing berukuran 100/80 dan 130/70 dengan lingkar pelek 17 inci. Kalau mau enak lagi, harus ganti ban dengan naik satu step. Tampilan makin gagah, handling pasti lebih enak.
Oh iya, tidak usah khawatir dengan jalanan perkotaan yang lebih banyak stop and go, karena sektor pengeremannya cukup mumpuni. Penggunaan wavy disc yang sekarang sudah lebih dari cukup. Tampilan keren, dan lebih cepat melepas panas dibanding model bulat. Walau belum dipasang ABS, disk brake konvensional di kedua bagian roda, tidak perlu diragukan. Tapi, sebagian kalangan banyak yang beranggapan adanya fitur rem bersensor lebih aman, padahal semua tergantung cara berkendara. Intinya tetap fokus dalam berkendara.
Untuk aspek performa sebenarnya tidak ada yang spesial. Lantaran mesinnya masih sama dengan yang lama. Mengandalkan format satu silinder 149,1 cc DOHC empat katup enam percepatan. Tentunya berpendingin cairan seperti CB150R lama. Tak bisa dibayangkan lebih. Sesuai catatan pabrik, tenaganya 16,7 Hp pada 9.000 rpm dan torsi 13,8 Nm pada 7.000 rpm. Tetap bertahan dengan karakter torsi kuat sejak putaran rendah.
Perbedaan dari mesin sebelumnya ada pada perubahan ECM atau Electronic Control Module, otak si mesin. Dan minus kick starter. Sekarang bobotnya jadi 135 kg, hanya menyusut 1 kg. Pengurangan komponen itu lumayan mereduksi bobot. Hampir 1 kg. Buat impresinya, tak ubahnya versi sebelumnya. Tarikan dari awal sampai putaran tengah terasa berisi. Untuk stop and go atau jalan santai di jalanan padat lebih dari cukup.
Mesin DOHC yang diterapkan bikin gemas ketika ketemu jalanan panjang, nafasnya di putaran atas terasa kurang panjang. Apalagi limiternya hanya ada di sekitar 10.000 rpm, mendekati 8.000 rpm sudah terasa ada getaran halus di beberapa area. Khususnya sekitar paha, ketika mesin sedang menjerit tinggi.
Sebetulnya ia memiliki basis mesin mirip All-new CBR150R. Namun sayangnya si naked bike baru itu belum mengadopsi teknologi Assist and Slipper Clutch. Padahal fitur itu berguna untuk mengurangi beban kerja kopling. Sehingga, kopling jadi terasa lebih ringan. Sementara slipper clutch, berguna pada saat pengendara melakukan penurunan gigi secara ekstrem untuk meredam engine braking. Meski begitu, tuas kopling masih terasa empuk. Jadi, saat motor ini dipakai di jalur perkotaan yang macet, bisa mengurangi beban jemari tangan kiri.
Kecepatan maksimal diklaim tembus 125 Km/jam. Sesuai data, ia bisa menghasilkan 40,5 km/liter berdasar metode pengetesan ECE R40 dengan standar EURO 3. Sementara menurut catatan kami dengan pengujian full to full didapat 38,7 km/liter. Hasil itu diperoleh dari perjalanan sejauh 108 km yang menghabiskan bahan bakar RON 92 sebanyak 2,79 liter. Selisih sedikit dengan pengujian yang dilakukan pabrikan. Tapi hasil ini bisa berbeda, tergantung cara berkendara. Situasi saat di jalan raya juga bisa memengaruhi. Jadi tidak bisa buat patokan. Motor kami gunakan di jalur perkotaan dengan berbagai kondisi, seperti stop and go, berboncengan, sampai gaya agresif untuk merasakan tenaganya. Bahkan sesekali motor dipuntir secara spontan. Kami tidak menerapkan prinsip eco riding.
Mendapat ubahan signifikan, All-new CB150R Streetfire layak dipertimbangkan. Motor ini sekarang menjanjikan kestabilan dan punya tampilan gagah a la moge. Walau performanya sama seperti yang lama, setidaknya sudah cukup untuk penggunaan dalam kota atau perjalanan jarak pendek. Juga tidak ada salahnya bagi Anda yang senang melakukan touring atau perjalanan jarak jauh. Sebab motor ini memiliki kenyaman hebat.
Dipasarkan kepada konsumen seharga Rp29,7 juta buat tipe standar dan Rp30,7 juta on the road Jakarta untuk versi Special Edition (SE). Dengan banderol yang ditawarkan itu, ia menghadapi perlawanan Yamaha Xabre yang dijual Rp30,7 juta dan Vixion R yang senilai Rp31,6 juta OTR Jakarta. Bila Anda tertarik memboyong motor berpenampilan moge namun tetap ramah kantong dan nyaman dikendarai sehari-hari, motir ini patut dipertimbangkan. (Bgx/Odi)
Baca Juga: First Ride All New Honda CBR150R, Terpuaskan Rasa Kendali, Tak Tergiur Caranya Berlari
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.