Generasi terbaru All New Yamaha R15 bikin persaingan kian memanas. Banyak perubahan penting dan teknologi baru, wajar kalau lawan-lawannya 'ketar-ketir'. Dari tampangnya saja sudah intimidatif. Raut muka terinspirasi moge R Series. Racing DNA diturunkan dan dikemas dalam bentuk “The True Supersport 155 cc Engine”. Bagian fascia mirip YZF-R7 dan kontruksi fairing identik dengan YZF-R1 dan M1. Alhasil bodinya lebih padat dan diklaim lebih aerodinamis.
Tawaran varian berupa R15 Connected standar dan R15M Connected-ABS. Kami berkesempatan menguji R15M sebagai varian tertinggi. Beda dengan trim bawah, tipe termahal yang kita pakai sudah dijejali teknologi Traction Control System, Dual ABS, Quick Shifter (up), dan Assist & Slipper Clutch. Terdengar hebat, namun apakah fitur-fitur berguna kala digunakan untuk beraktivitas sehari-hari? Kami coba cari jawabannya
Pertama kali duduk di atasnya, posisi riding masih sama dengan model sebelumnya. Tinggi tempat duduk masih 815 mm. Memang agak jinjit sedikit, namun tidak berlebihan. Wajar, tinggi saya cuma 173 cm. Saat meraih stang tipe underyoke, badan dibuat sedikit membungkuk. Meski begitu, jangkauannya masih bisa ditoleransi.
Mulanya sempat agak kagok lantaran nyari letak footstep. Ternyata tekukan dengkul lumayan ke belakang. Maklum, saya biasa bawa motor skutik setiap hari. Posisi footpeg dan handlebarnya pun kurang lebih mirip, sehingga segitiga ergonomi tidak berbeda dibandingkan R15 generasi sebelumnya. Tapi khusus buat R15M, ada nuansa yang bikin lebih ‘racy’. Sebab pakai segitiga atas yang bentuknya terinspirasi YZR-M1. Bagian tengah diberi lubang secara horizontal dan dikasih tutup shock depan berkelir biru serta emblem 3D di ujung tangki.
Kala mengendarainya, jangan berharap banyak mengenai sektor kenyamanan. Walau demikian, peran jok sedikit membantu menopang bokong. Menariknya, di varian ini sudah dibalut sama kulit bermotif carbon look. Selain itu, cover tangki besar yang menyembul ke atas mampu mengakomodir bagian perut dan dada saat dibawa kecepatan tinggi.
Visibilitas juga masih tergolong baik. Terutama front cowl, mampu memproteksi rider dari terpaan angin di depan. Dan ini tentu saja berefek terhadap performa, terutama torehan angka top speed yang bisa diraih.
Berkat penggunaan setang tipe slip-on, bagian kokpit jadi terasa luas. Meski bagian depan lumayan lebar, radius beloknya cukup banyak. Saat ingin putar balik tak butuh effort lebih. Mudah dikontrol dan ringan.
Dan satu lagi yang menarik. Spidometer milik R15M dirancang khusus dengan tampilan mirip punya R1. Layar digital punya dimensi lebih besar dibanding sebelumnya. Malah punya 2 pilihan Mode: Street dan Track. Utamanya ada shift light baru yang model LED 5 titik berbaris. Motor balap banget!
Meski demikian, kala dipakai harian tidak terlalu terpakai lantaran mata tetap fokus pada jalan. Tapi beda lagi kalau dipakai di sirkuit. Tak perlu takut telat naik gigi, cukup lirik terangnya atau banyaknya titik shift light yang menyala.
Sebetulnya tak perlu dijelaskan secara detail mengenai stabilitas R15M ini. Sebab struktur bodi masih sama seperti model sebelumnya, tetap gunakan rangka Deltabox. Seperti kita ketahui, teknologi rangka yang diadopsi bersifat kaku dan mampu meningkatkan stabilitas berkendara. Terbukti selama pengetesan yang kami lakukan. Stabilitas terjaga saat di kecepatan rendah maupun tinggi.
Penggunaan suspensi upside down dari KYB berkarakter sport mampu memberikan stabilitas saat di kecepatan tinggi. Apalagi sudah diimbangi peredam kejut belakang monoshock dengan swing arm alumunium model banana yang kokoh dan ringan. Wajar bila siap turun lintasan. Buat penggunaan harian juga tak jadi soal. Melahap beragam tikungan jadi lebih ajeg. Hanya saja saat melewati speed bump maupun berada di jalan bergelombang, guncangan setang cukup terasa, namun masih bisa diterima.
Saat dibawa jalan santai, motor ini tergolong stabil dan asyik. Padahal untuk kelas 150 cc, R15M memiliki berat isi 140 kg. Karena cukup berbobot, efeknya di kecepatan tinggi tidak terasa melayang. Apakah mempengaruhi keringkasan manuvernya? Selama pengujian, tak ada kendala saat berada di tengah kemacetan. Ia masih lugas menembus rongga sempit antara mobil, motor, dan bus. Hanya saja harus bisa memprediksi saat berada di tengah-tengah kendaraan lebih besar. Lantaran spion yang digunakan cukup lebar. Kelincahannya tidak jauh berbeda dengan motor sport Yamaha yang lain. Tapi karena posisi riding sedikit membungkuk, pengendara jadi cepat lelah.
Handling mumpuni juga didukung sama penggunaan pelek profil lebar. Depan 2,75 inci dengan lingkar pelek 17 inci dibungkus ban 110/80-17. Belakang 4 inci dengan diameter sama, yang berbalut ban 140/70-17. Cuma kalau mau enak lagi, ganti ban yang sedikit lebih lebar. Ya, naik satu step lah. Dijamin, saat dibawa cornering atau ketika bermanuver, bikin rider tetap percaya diri.
Soal performa tidak perlu diragukan lagi, meski masih sama dengan model sebelumnya. Sesuai karakter 150 cc SOHC Yamaha, ia unggul di putaran bawah dan akselerasi. Di atas kertas, jantung pacunya mampu menyemburkan tenaga sebesar 19 hp di 10.000 rpm dan menghasilkan torsi sebesar 14,7 Nm di putaran mesin 8.500 rpm. Perbandingan kompresinya 11,6:1, serta bore x stroke di angka 58 x 58,7 mm.
Impresi pengetesan selama di jalan raya, secara umum tidak ada perbedaan dengan mesin sebelumnya. Saat berjalan dengan putaran mesin rendah, grafik peningkatan tenaga terasa cukup lambat. Hal ini bermanfaat untuk menjaga efisiensi saat melaju di perkotaan dengan kondisi stop and go.
Nafas tiap perpindahan juga lumayan panjang. Power dari bukaan gas setiap gigi responsif dan terasa di setiap putaran mesin. Semua itu berkat konstruksi kepala silinder ber-variable valve. Begitu membutuhkan tenaga maksimal, tinggal puntir selongsong gas ke putaran 6.000 rpm, performa asli motor sport langsung keluar. Katup langsung menyesuaikan dan ditunjukkan munculnya aksara VVA di atas tachometer. Tenaga pun melontar lebih banyak dan akselerasi terasa lebih cepat.
Saat berada di jalan cukup lengang, kami mencoba kecepatan puncak. Yes, motor ini mampu melaju hingga kecepatan 120-an kpj. Sebetulnya masih ada sisa bukaan throttle, tapi karena ini jalan umum tidak baik untuk dilakukan lebih jauh lagi. Ini hanya untuk menaklukkan rasa penasaran. Overall Yamaha R15 terbaru memiliki karakter kalem namun siap untuk buas jika pengendara menginginkan hal itu.
Ketika kami mencobanya, fitur unggulan yang disematkan sangat bermanfaat. Teknologi pertama yang konstan kami rasakan adalah fitur assist dan slipper clutch. Sangat membantu ketika dipakai buat harian. Tidak butuh effort lebih saat mengoperasikan tuas kopling, karena ringan. Bermanfaat pula saat berkendara di tengah kemacetan. Sedang slipper clutch berkhasiat agar roda belakang tidak mengunci, walau menurunkan gear saat mesin berada dalam putaran tinggi.
Lalu Quick Shifter (up), membuat perpindahan gigi menjadi lebih lancar untuk penggunaan dalam kota. Kalau di sirkuit tentu saja dapat memangkas waktu saat proses perpindahan gigi persneling lantaran tidak perlu tarik tuas kopling. Namun ada sedikit catatan untuk pabrikan. Pada saat kecepatan rendah, quick shifter yang sudah aktif di 2.500 rpm masih terasa kasar perpindahan giginya. Tapi kalau sudah masuk di putaran tinggi, kerja fitur canggih ini lebih halus.
Kemudian fitur dual channel anti-lock brake system (ABS). Dalam pengetesan kali ini, tak sengaja kami bertemu pengendara yang langsung potong lajur. Seketika saya mengambil keputusan hard braking sekaligus diimbangi dengan engine break, alhasil bisa menghindari dari bahaya. Lajur motor dapat dikontrol dan bagian bodi belakang tidak bergerak liar. Oh iya, R15M pakai kaliper depan Bybre (By Brembo). Respons tuas rem lebih empuk dengan daya gigit tetap kalem tapi tak mengagetkan.
Tak lupa Traction Control System (TCS) yang juga turut menyumbang rasa keamanan. Terbukti saat kami melewati jalanan basah selepas turun hujan. Kinerja TCS terasa saat di tikungan ada genangan air. Ketika buka gas ternyata roda belakang hampir terpeleset, di situlah fitur itu bekerja. Secara otomatis mengurangi tenaga, mesin langsung brebet, sehingga ban belakang dapat menjaga traksi. Hampir saja!
Oh iya, selain fitur penjamin keamanan dan keselamatan, ada satu teknologi yang tak bisa kami lupakan begitu saja. Ya, Y-Connect juga terpasang di kuda besi ini. Sebetulnya isi dari sistem serupa seperti keluarga Maxi Yamaha (NMax dan Aerox). Tetap menyediakan informasi mengenai kondisi motor. Bila sudah terkoneksi kita bisa melihat kabar tentang rekomendasi perawatan oli dan aki, konsumsi BBM, lokasi parkir terakhir saat terhubung dengan aplikasi, notifikasi malfungsi, notifikasi telepon dan pesan masuk, revs dashboard hingga fitur rank yang menghibur. Perbedaan hanya di bagian awal saat membuka aplikasi. Siluet R15 terpampang di situ. Sisanya semua sama.
Selama pengetesan, teknologi yang tergolong sarana hiburan ini jarang kami pantau. Rider terlalu asyik dimanjakan dengan fitur unggulan di atas tadi. Hanya sesekali. Itupun cuma melihat catatan konsumsi BBM saat sampai di tempat tujuan. Alasannya karena penempatan panel instrumen berada di ujung kokpit dan di balik tudung fairing depan. Agak sulit melihatnya ketika sudah berkendara. Meski demikian, inovasi yang diberikan patut diapresiasi. Memudahkan segala urusan buat merawat motor kesayangan. Keren!
Yamaha R15M membawa perubahan utama dari sisi desain. Tampak jelas terinspirasi moge R series. Paling mencolok dari M-Shaped Intake Duct, yang merupakan saluran udara berbentuk M mengadopsi dari gaya YZR-M1. Di bagian itu terdapat satu lampu utama dengan projector LED dan ada juga tambahan Twin Eyes DRL (Daytime Running Light) yang mengambil dari YZF-R7.
Rancangan panel bodi mengadopsi dua layer, menunjang posisi berkendara yang sporty khas balap. Bahkan pabrikan mengklaim perubahan ini membuat nilai coefficient of aerodynamic analysis berkurang dari 0,307 menjadi 0,293. Memberikan keuntungan untuk mencapai top speed dengan lebih cepat.
Sisi eksterior lain juga menciptakan aura big bike look. Salah satunya speedometer full digital dengan konsep smart cockpit design terinspirasi dari YZF-R1. Di tipe tertinggi ini pengendara bisa mengatur untuk mengubah tampilan menjadi mode Street dan Track, serta kehadiran penunjuk catatan waktu atau lap timer.
Selain itu, penggunaan jok dengan cover motif karbon membuat pengendara kian merasa spesial. Hal menarik lain juga terlihat dari keberadaan simbol 3D emblem terletak di ujung tangki dan fork caps biru berlogo R15M.
Soal warna di suspensi juga terbilang istimewa. Diberikan kelir kuning emas untuk tabung suspensi depan serta stiker KYB dan cat kuning di shock belakang. Swing arm dan cover knalpot silver juga mendukung tampilan sporty. Sementara bagian ekor masih sama dengan model sebelumnya.
Buat penggunaan harian tentu saja sangat mumpuni. Terlebih segudang fitur canggih yang telah disematkan. Semua sangat bermanfaat, dari segi hiburan tersedia Y-connect, sisi kenyamanan berkendara ada assist & slipper clutch dan quickshifter, hingga keamanan dan keselamatan dengan ABS dua channel serta TCS.
Keempat fitur unggulan itu tentu saja bikin lawan sekelasnya ‘insecure’. Di segmen motor sport full fairing 150-155 cc, hanya dirinya yang sudah dibekali teknologi setara moge. Semua teknologi disematkan sekaligus menjawab rasa penasaran kala R15M dipakai buat harian. Keselamatan juga lebih terjamin.
Sementara soal efisiensi bahan bakarnya, kami telah melakukan pengujian dengan cara full to full. Jarak 177 km menghabiskan bahan bakar 6,790 liter. Itu berarti 1 liter dapat menempuh jarak sekitar 26 km. Pengetesan ini dilakukan hanya di dalam kota dengan traffic kombinasi. Stop and go saat di kemacetan dan beberapa kali menggeber di kecepatan tinggi saat jalanan lengang. Angka ini tentu saja bisa berbeda, tergantung cara berkendaranya.
Dengan harga Rp43,5 juta (OTR Jakarta) kami rasa motor ini masih cocok menjadi partner untuk kegiatan sehari-hari. Terlebih bagi rider yang berusia muda atau yang masih ingin terlihat muda. (Bgx/Odi)
Baca Juga: Jajal All New Yamaha R15 di Sirkuit
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.