Kesempatan menjajal Honda BR-V generasi terbaru datang juga. Sudah muncul dari September 2021 dan langsung diserbu pesanan. Harganya baru keluar di GIIAS 2021 bulan November. Menjawab rasa penasaran calon konsumen yang tertarik. Paling harga Rp275,9 juta dan termahal Rp339,9 juta, lantas dipesan lebih dari 2.100 orang. Performa penjualan yang bikin saya semakin penasaran. Banyak orang yang sampai rela belanja Rp300 jutaan untuk LSUV (Low Sport Utility Vehicle) di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.
Jika Anda termasuk salah satu orang yang ikut mengantre, Anda pasti cemas kan? Bohong kalau tidak. Karena Anda pasti tidak bisa mencoba mobilnya. Ya, belum ada unit test drive untuk konsumen. Bahkan unit yang kami uji bukan versi produksi massal. Menurut Honda, produksi massal akan diantar ke konsumen awal tahun depan baru mulai diproduksi pertengahan Desember 2021 dengan VIN 2022. Harga yang dibayar konsumen juga tidak mendapat keringanan PPnBM 100 persen karena peraturan pemerintah tersebut hanya berlaku sampai Desember 2021. Tetapi pajaknya sudah mengikuti skema pajak berbasis emisi.
Oke cukup pengantarnya, sekarang langsung kita coba. Tapi tunggu dulu, karena Honda menyiapkan satu unit Honda BR-V generasi pertama untuk kami uji juga. Tujuannya biar bisa merasakan perbedaan dengan versi barunya secara maksimal. Jadi, kesempatan pertama saya memutari sirkuit menggunakan BR-V lama terlebih dahulu.
Walau sudah lama mengendarai mobil ini, terakhir saya mencobanya pada 2016 di Bali, tetapi rasa berkendaranya cukup familiar. Maklum, BR-V lama berbagi platform dengan Honda Brio dan Honda Mobilio. Keduanya cukup sering saya kemudikan. Bahkan mesin, transmisi dan kaki-kaki identik BR-V dan Mobilio.
Jadi saya tidak kaget waktu pedal gas dibejek, performa mesinnya lumrah saja. Yang berubah, Honda mengganti mesin SOHC lama dengan mesin baru DOHC. Kapasitasnya masih sama, 1,5 liter, tapi tenaga dan torsinya meningkat menjadi 121 PS pada 6.600 rpm dan 145 Nm pada 4.300 rpm. Di atas kertas perbedaannya memang tak begitu signifikan. Begitupun yang dirasakan saat kami menguji di lintasan lurus. Tetapi sebetulnya banyak ubahan terhadap mesin yang juga dipakai Honda City Hatchback ini. Kalau mau tahu teknisnya lebih dalam, silahkan klik di sini.
Intinya, tenaga maksimal dan puncak torsinya muncul di rpm yang lebih rendah. Hasil yang kami rasakan, akselerasinya terasa sedikit lebih lincah dan naik tanjakan curam jadi sedikit lebih mudah. Karena bagaimanapun juga, karakter transmisi otomatis CVT (Continuous Variable Transmission) BR-V terbaru lebih mengutamakan rasio gear dengan putaran mesin harmonis demi efisiensi dan kenyamanan berkendara. Kalau Anda lebih suka pengalaman berkendara sporty, pilih tipe manual 6-speed.
Nah, ini kelebihan utama BR-V. Mengemban predikat All New, BR-V versi 2022 berdiri di atas platform yang benar-benar baru. Hasilnya dimensi membesar. Tapi yang wajib dilihat, jarak sumbu roda lebih panjang 40 mm menjadi 2.700 mm. Tak hanya berakibat pada dimensi menjadi lebih panjang dan ruang kabin lebih lega, tapi jarak sumbu roda lebih panjang juga berkontribusi stabilitas.
Terasa signifikan sekali perbedaan rasa berkendara antara versi lama dengan baru. Sesi slalom singkat dengan kedua mobil yang saya lakukan membuktikan itu. Tentu saja gejala body roll dapat dirasakan saat menikung di kecepatan 60 km/jam. Tetapi dapat diminimalkan dengan baik tanpa koreksi berlebihan di setir.
Salah satu faktor penting yang membuat pergerakan bodi menjadi lebih mudah dikendalikan adalah struktur rangka baru yang lebih rigid. Material baja sebagai penopang struktur rangka juga sukses membuat bobotnya lebih ringan.
Menariknya lagi, suspensi pun tak luput dari penyempurnaan. Secara umum, suspensi yang digunakan BR-V baru sama seperti model lama. Hanya saja MacPherson Strut di depan disetel lebih rigid. Sedangkan Torsion Beam di belakang mendapat penyesuaian geometri.
Bukan hanya kualitas bantingannya menjadi lebih baik saja. Tetapi penyesuaian lain di area suspensi juga dilakukan. Dudukan suspensi belakang disempurnakan untuk mengurangi getaran ke bodi. Banyak lagi perbaikan yang dilakukan guna mereduksi getaran. Beberapa mounting memakai material yang lebih baik dari sebelumnya. Bahkan Honda sampai memasang bantalan peredam di bawah jok untuk mengurangi getaran.
Kenyamanan juga semakin lengkap karena kabinnya terasa lebih senyap. Insulasi suara optimal dilakukan mulai dari material penutup mesin, kap mesin, dek penutup kolong, hingga sepatbor belakang. Bahkan juga mengaplikasi spray foaming di area panel bodi guna meningkatkan keheningan kabin. Terbukti saat melaju 100 km/jam di area trek lurus, suara artikulasi roda dan deruman mesin yang dipacu kencang hanya terdengar sayup di dalam. Di model lama, baik suara mesin maupun kebisingan jalan sukses mengintrusi ruang kabin dengan sempurna.
Sayang pengujian kami memang sangat singkat. Belum sempat kami mencoba fitur keselamatan berkendara Honda Sensing yang sangat canggih itu. Kami juga belum sempat mengujinya berjalan di medan yang lebih beragam. Catatan konsumsi bahan bakar pun tak bisa kami dapatkan lantaran pengujian yang terbatas. Honda berjanji, akan mengajak kami jalan-jalan lebih jauh dan lebih lama bersama. Jadi, kita tunggu saja janjinya! (RS/Odi)
Baca Juga: First Drive Toyota All New Avanza dan Veloz, Transformasi Sepenuh Hati
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.