Seal merupakan model performa tinggi BYD. Akselerasinya ditonjolkan. Mereka bangga menyematkan kemampuan Seal dari diam hingga mencapai 100 km/jam dalam waktu 3,8 menit. Angka itu pun tersemat di emblem belakang.
Kami pun mendapat kesempatan mencoba tarikan buasnya. Sekaligus sedikit mengeksplorasi pengendalian serta kenyamanannya.
Desain Seal begitu kental aura mobil sport. Sudut tajam, area depan rendah, serta streamline hingga ke belakang mengingatkan mobil sport Eropa. BYD mengklaim Seal memiliki nilai hambatan udara rendah hanya 0,219. Disebut sebagai Ocean Aesthetic, terlihat dari penggunaan LED headlight tajam serta DRL yang menyerupai ombak lain di area bawah depan kendaraan.
Selain pelek model blade berukuran 19 inci, Seal juga menggunakan model pegangan pintu tersembunyi. Gagang pintu akan keluar saat penumpang hendak masuk. Rumah kaca spion juga dibuat seperti tetesan air yang senada dalam hal desain.
Buritannya dihias stop lamp LED tiga dimensi yang memanjang dari sisi ke sisi. Kesan sporty juga terlihat dari diffuser berukuran besar di bagian bawah belakang kendaraan meski cukup aneh karena tidak dilengkapi knalpot.
Selain itu, Seal menggunakan panoramic sunroof berukuran 1,9 meter persegi. Kaca di atap sudah menggunakan jenis UV resistant dimana BYD mengklaim mampu menahan cahaya tersebut kurang dari 4,2 persen serta menyaring cahaya masuk hanya 16 persen. Klaimnya atap kaca ini juga sudah lulus uji keselamatan.
Sayangnya kesan futuristik sedikit berkurang karena atap kaca ini tidak disediakan penutup otomatis. Pengguna harus membuka dan menutup secara manual dengan tirai yang disediakan BYD dalam setiap paket pembelian Seal. Sepertinya ini menjadi fitur paling jadul pada sedan futuristis ini.
Seal menawarkan dimensi panjang 4.800 mm, lebar 1.875 mm, tinggi 1.460 mm dengan jarak sumbu roda 2.920 mm. Seal diklaim memiliki radius putar hingga 5,7 meter dengan jarak pijak ke tanah 145 mm. Tawaran bagasi hadir di area kap depan sebesar 50 liter dan bagasi belakang 400 liter.
Masuk ke dalam Seal, rasanya cukup memberikan kesan menaiki mobil sporty. Pengemudi dengan tinggi 170 cm akan membentur atap jika tidak berhati-hati masuk ke dalam. Lewat cara masuk kabin sportcar, dimana pengemudi mendudukkan pantat terlebih dahulu lalu memutarkan kaki ke dalam, masuk ke dalam Seal menjadi lebih mudah.
Sebagai sebuah EV, desain dasbor terbilang cukup sederhana. Namun cocok untuk model sport EV yang membutuhkan fokus pengemudi selama berkendara. Layar meter cluster 10,25 inci dan layar head unit 15,6 inci yang bisa diputar vertikal atau horizontal menjadi perhatian utama.
Seal bahkan tidak menyediakan tombol fisik di area konsol tengah yang biasa ditemui di mobil konvensional. Semua pengaturan, termasuk arah semburan AC, dilakukan melalui layar besar head unit. Ini sedikit membuat frustasi bagi yang belum terbiasa dan menyukai kehadiran tombol fisik yang memudahkan, namun bisa diatasi dengan adaptasi seiring waktu.
Head unit ini memang jadi sumber pengaturan fitur kendaraan. Terdapat beragam informasi, juga pengaturan yang perlu dipelajari pengguna Seal. Ini karena terdapat beragam sub menu yang menghadirkan beragam kebutuhan. Head unit layar sentuh ini juga dihubungkan dengan sistem audio DynaAudio 12 speaker di seluruh kabin. Kemampuan head unit ini di sisi hiburan antara lain radio, Android Auto, Apple Carplay, bluetooth, navigasi dan kehadiran perintah suara bahasa Inggris.
Bahasan performa ini memang jadi menu utama yang ditawarkan BYD untuk Seal. Produk ini ditawarkan dalam tiga varian yakni Dynamic, Premium dan Performance. Untuk acara media test drive, BYD sengaja memberikan kesempatan untuk menjajal model teratas Performance yang menggunakan penggerak AWD guna merasakan performa produk tersebut.
Varian Performance berpenggerak AWD menawarkan tenaga maksimum 390 kW atau sekitar 522 hp dan torsi 670 Nm. Tenaga tersalur dari motor listrik di as roda belakang. Dalam kondisi kendara normal, lebih banyak tersalur penggerak roda belakang.
Salah satu menu pengujian adalah area drag lintasan lurus sirkuit Sentul. Mode berkendara Sport dipilih dan penggambaran lonjakan tenaga Seal luar biasa, utamanya pada putaran awal yang instan. Tubuh pengemudi terbenam ke jok selama beberapa saat, sensasi yang menyerupai berkendara supercar.
Catatan waktu akselerasi, dengan pengemudi dan penumpang depan berbobot masing-masing 90 kg, dicapai dengan waktu sekitar 4 detik. Memang tidak sesuai dengan klaim 3,8 detik BYD, namun secara sensasi torsi tidak bisa dipungkiri, klaim model paling bertenaga BYD benar terasa.
Menu berikutnya yang ditawarkan BYD adalah sensasi berkendara Seal. Sirkuit Sentul jadi arena tepat untuk tugas ini, meski di beberapa bagian kondisi aspal apa adanya membuat pengemudi harus berhati-hati.
Mengenai pengendalia, ada beberapa faktor yang bisa jadi mempengaruhi. Pertama pemilihan ban. Seal Performance menggunakan ban Continental EC6Q Giti Comfort berukuran 19 inci. Ban ini masuk tipe performance dan dirasa sanggup untuk menghantarkan torsi besar Seal.
Berbeda dengan Dolphin dan Atto 3, Seal menggunakan platform terbaru e-Platform 3.0 dengan teknologi Cell to Body (CTB). Penjelasannya, Blade Battery berukuran tipis kini menjadi bagian rangka dimana bagian atas baterai menjadi lantai interior. BYD menjelaskan platform ini sebagai model vehicle sandwich structure dan diklaim memiliki keunggulan selain interior lapang, kemudahan desain eksterior, juga pada handling.
Faktor lain yang mendukung pengendalian adalah suspensi double wishbone di depan dan five multi link di belakang. Ini pertama kalinya model BYD menggunakan jenis suspensi yang diklaim memberikan pengendalian serupa kendaraan sport.
Maka dilibaslah Sirkuit Sentul dengan torsi instan Seal cukup mudah. Mencapai tikungan satu ke tikungan lain terhitung cepat, ditambah dengan performa pengereman cakram depan dan belakang, pengemudi melakukan pengereman di titik terdekat tikungan secara meyakinkan.
Kendalinya tergolong tajam. Respons pergerakan sesuai dengan arahan lingkar kemudi. Tidak membutuhkan tenaga, menggerakkan kemudi sedikit, arah kendaraan langsung mengikuti sesuai keinginan. Menyenangkan menggeber Seal di lintasan sirkuit. Area zig-zag yang disediakan BYD juga membuktikan kemudahan pengendalian Seal. Mobil terasa ajeg meliuk ke kiri kanan dengan mudahnya.
Sisi positif pengendalian ini juga didukung distribusi beban yang merata pada Seal. BYD menjelaskan, jok pengemudi berada tepat di bagian tengah platform, dengan distribusi 50:50 di depan dan belakang. Ban menopang beban secara merata dan pengemudi merasakan kontrol akurat pada Seal.
Sayangnya, ada sedikit hal mengganjal selama berkendara Seal. BYD tidak menyediakan paddle shift dibalik lingkar kemudi. Beberapa model EV menggantikan tuas ini sebagai level pengereman regeneratif, yang menghasilkan sensasi seperti engine break pada mobil konvensional. Ini sedikit mengurangi sensasi sport.
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.