Baru-baru ini, Citroen Indonesia memberi kesempatan kepada kami untuk menguji coba mobil listrik mereka, Citroen e-C3. Acara Media Drive yang berlangsung dari Jakarta menuju Cisarua, Puncak, Jawa Barat, memberikan kami peluang untuk mengevaluasi keunggulan dan kelemahan dari mobil ramah lingkungan yang dibanderol dengan harga Rp377 juta OTR.
Citroen Indonesia menyediakan 8 unit e-C3. Setiap mobil dihuni oleh tiga jurnalis dari berbagai media. Perjalanan ini semakin menantang karena kami harus melewati kemacetan lalu lintas yang berat di kawasan Puncak, baik saat berangkat maupun saat kembali ke Jakarta.
"Kami sengaja memberikan kesempatan kepada teman-teman media untuk mencoba apa yang selama ini menjadi pernyataan kami mengenai produk ini. Kenyamanan dan kenikmatan yang kami klaim selama ini, dibuktikan oleh teman-teman melalui perjalanan yang penuh dengan tikungan dan tanjakan," kata Tan Kim Piauw selaku Chief Executive Officer, PT Indomobil National Distributor.
Memulai dengan kelebihannya, handling dan suspensi Citroen e-C3 memang terasa paling nyaman di kelasnya. Klaim perusahaan tentang sensasi 'karpet terbang' cukup terwujud pada mobil listrik ini.
Dari segi teknis, suspensi depannya menggunakan Macpherson Strut with Coil Spring yang dikombinasikan dengan peredam belakang Twist Beam with Coil Spring. Ukuran roda juga sangat penting dalam handling dan kenyamanan suspensi, dimana Citroen e-C3 menggunakan roda dengan profil 195/65 pada ring 15.
Suspensi mobil ini memberikan kenyamanan yang luar biasa saat melintasi jalan rusak, dan bahkan lebih nyaman saat berkendara di jalanan yang mulus. Suspensinya yang lembut, empuk, dan stabil minim memerlukan koreksi. Mobil ini memiliki handling yang responsif, memungkinkan manuver pada kecepatan tinggi dengan sedikit koreksi.
Kelebihan lainnya terletak pada ruang kabin yang luas, meskipun memiliki bentuk yang kompak. Citroen e-C3 memiliki dimensi panjang 3.981 mm, lebar 1.733 mm, dan tinggi 1.604 mm, dengan wheelbase yang berukuran 2.540 mm.
Kenyamanan tempat duduknya luas dan menyenangkan, baik untuk penumpang di depan maupun saat mengemudi. Bagi seseorang dengan tinggi 175 cm, duduk di baris kedua tidak masalah, tetapi bagi mereka dengan postur lebih besar, mungkin perlu waktu untuk beradaptasi karena sedikit sempit dan kurang nyaman untuk duduk dalam waktu lama.
Bagasi belakang sebagai ruang penyimpanan utama cukup memadai, mampu mengakomodasi tiga tas besar dengan ruang sisa yang cukup. Bagasi Citroen e-C3 tampaknya dapat menampung tiga koper ukuran medium dan beberapa barang lainnya. Selain itu, bagian atas juga dilengkapi dengan partisi yang memberikan perlindungan dan privasi tambahan.
Perjalanan ini juga memperlihatkan beberapa kekurangan. Pertama, performanya tidak mengejutkan, mengingat Citroen e-C3 hanya dilengkapi dengan baterai 29,2 kWh yang diklaim dapat menempuh jarak 320 km. Namun, pada kenyataannya, baterai mobil ini hanya mampu menjangkau 250 hingga 280 km dengan sekali pengisian penuh.
Motor Permanent Magnet Synchronous yang terletak di bagian depan hanya menghasilkan tenaga sebesar 57 PS dan torsi maksimal 143 Nm. Outputnya tidak terlalu kuat, lebih cocok untuk dikendarai secara linear atau dengan gaya berkendara yang halus. Selain itu, torsinya tergolong rendah, sehingga ketika menanjak di jalanan Puncak, Jawa Barat, kendaraan dapat melakukannya namun tidak dengan mudah.
Kecepatan maksimal Citroen e-C3 di jalan tol hanya mencapai 107 km/jam, dan akselerasinya dari 0 ke 60 km/jam memerlukan waktu 6,8 detik. Dibandingkan dengan pesaingnya seperti Neta V-II dan Wuling Binguo, spesifikasi dan output Citroen e-C3 memang secara signifikan lebih rendah.
Selain itu, mobil ini belum dilengkapi dengan sistem bantuan pengemudi canggih (ADAS). Citroen e-C3 hanya dilengkapi dengan fitur keselamatan standar seperti airbag untuk pengemudi dan penumpang, ABS, EBD, sensor parkir, pengingat sabuk pengaman, kunci pintu sensitif kecepatan, dan kunci pengaman anak. Untuk kemudahan parkir, tersedia kamera belakang yang tampilannya dapat dilihat di layar tengah dashboard.
Kami cukup terkejut bahwa mobil seharga Rp300 juta ini belum dilengkapi dengan fitur Hill Start Assist, yang umumnya sudah ada pada mobil yang lebih murah. Akibatnya, saat berhenti di tanjakan, mobil cenderung mundur, sehingga pengemudi harus menggunakan rem tangan dan menginjak pedal gas untuk melanjutkan perjalanan dengan aman.
Untuk akses kenyamanan, mobil ini belum memiliki sistem keyless, tidak ada sandaran tangan di kursi belakang, headrest yang tidak dapat diatur, dan sistem AC yang masih manual. Namun, mobil asal Prancis ini telah dilengkapi dengan beberapa fitur modern seperti head unit Apple Carplay & Android Auto tanpa kabel, sistem pengereman regeneratif, lampu depan LED, pengaturan cermin elektrik (tanpa fitur auto retract), dan tampilan cluster meter LCD.
Citroen Indonesia mengakui bahwa fitur ADAS tidak tersedia pada e-C3 sebagai strategi untuk menekan harga jual di pasar lokal. Mereka percaya bahwa kenyamanan tetap dapat dirasakan, terutama berkat suspensi yang mereka sebut 'karpet terbang'.
Apakah mobil ini layak dibeli? Jawabannya adalah ya, terutama jika Anda adalah pengemudi yang tidak memerlukan fitur bantuan ADAS dalam berkendara di era modern ini. Citroen e-C3 menawarkan handling yang luar biasa yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. (Kit)
Baca Juga: Test Drive Chery Tiggo 5X
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.