First Drive Ferrari Roma Spider: Prancing Horse Buat Harian

Ferrari Roma Spider

Ferrari merupakan salah satu merek otomotif yang konsisten menjunjung tinggi sejarahnya. Tidak pernah melupakan akar tradisinya dan terus mempertahankannya, meskipun selalu mengikuti perkembangan zaman. Sejarah yang sempat dianggap usai, kini kembali dilanjutkan dalam portofolio terbaru.

Banyak penggemar yang berpikir tidak akan ada lagi roadster dengan atap kanvas dan mesin depan. Karena narasi itu seakan berakhir pada tahun 1969 dengan kelahiran Ferrari 365 GTS/4 Daytona. Mungkin dianggap sebagai salah satu mobil atap terbuka paling menawan di zamannya. Meskipun banyak model Ferrari Spider yang muncul, penerus dari 365 GTS tidak juga hadir.

Namun, setelah 54 tahun, pewarisnya akhirnya lahir. Ini adalah versi atap terbuka dari Ferrari Roma, yang merupakan model entry level dalam jajaran produk mereka. Walaupun dianggap sebagai model yang paling terjangkau, mobil ini tetap tidak bisa dianggap remeh. Ada banyak inovasi baru yang tetap memberikan kepuasan tinggi bagi para penggemar Ferrari atau “Tifosi”.

Roma Spider berbasiskan Portofino, sebuah convertible 2+2 dengan atap hardtop. Kedua model memiliki hubungan sangat dekat. Sampai-sampai Roma bisa dianggap sebagai versi rebadge dari Portofino, namun dengan desain yang sepenuhnya direvisi. Yang menarik, Roma Spider menggantikan atap metal Portofino dengan soft top. Format mid-engine dan penggerak belakangnya mencerminkan ciri khas grand touring dari Ferrari. Ini adalah Ferrari yang ideal untuk perjalanan jauh atau bahkan penggunaan sehari-hari.

Dilihat secara langsung, mobil ini sangat menarik. Bahasa desain baru Ferrari memang memicu perdebatan. Namun, suka atau tidak, evolusi adalah hal tak terelakkan. Roma tetap eksotis, namun dengan cara berbeda. Desainnya kini lebih minim garis tajam dibandingkan dengan Portofino, memberikan kesan lebih sederhana meskipun beberapa detail tetap sama, seperti bentuk rumah spion.

Desain yang dikembangkan oleh Ferrari Styling Centre di bawah arahan Flavio Manzoni jelas bukan tanpa pertimbangan. Era baru ini menandakan bahwa desain Ferrari tidak lagi monoton. Roma Spider tetap menawan meskipun berbeda. Absennya garis-garis kaku malah menambah keseksian profilnya. Tim desainer juga tidak terjebak dalam tren modernitas yang berlebihan.

Karakteristik khas Ferrari masih terjaga, bahkan memberikan nuansa klasik, seperti opsi pelek 5-spoke bintang dengan warna monokrom yang mengingatkan pada era 80-an. Yang jelas, sudah tidak ada lagi headlamp yang tebal dan tail lamp yang bulat. Menurut Ferrari, desain Roma terinspirasi oleh 250 GT Lusso, sebuah mobil GT yang memang layak menjadi referensi.

Satu fakta menarik, Roma Spider diluncurkan tiga tahun setelah debut Roma coupe pada tahun 2020. Bertepatan juga dengan penghentian produksi Ferrari Portofino pada 2023. Roma Spider mengambil alih tongkat estafet dari Portofino sebagai model Ferrari dengan atap terbuka. Meskipun keduanya memiliki hubungan erat, tidak berarti mereka memberikan sensasi identik. Perbedaan mekanisme atap lipat memberikan jawaban atas hal ini.

Roma Spider memiliki proporsi bodi berbeda dari Portofino. Karena Ferrari mengganti atap lipat metal yang berat dengan soft-top berbahan kanvas yang lebih ringan. Namun, ini tidak berarti pengurangan bobot signifikan.

Walaupun menggunakan konstruksi atap lebih ringan, Spider masih memerlukan penguatan struktur bodi tambahan di beberapa area untuk menjaga keamanan, yang menambah bobot sebesar 84 kg dibandingkan dengan versi coupe, dan bahkan 11 kg lebih berat dari Portofino M.

Roma Spider, meskipun tanpa atap, masih mempertahankan aura kewibawaan coupe, bahkan tidak mengubah siluet garis atap hingga bagian belakangnya. Dengan atap tertutup, ia tampak menyatu dengan sempurna, seolah-olah merupakan coupe.

Interior Roma Spider juga identik Roma coupe. Semua material mewah yang kini semakin mengurangi tombol konvensional, digantikan sentuhan kapasitif yang responsif. Termasuk fungsi start-stop mesin yang terletak tepat di tengah lingkar kemudi.

Ya, Ferrari Roma Spider memang sebuah mobil Grand Tourer sejati. Dengan format front mid-engine dan penggerak roda belakang, bonnet yang panjang memberikan ruang untuk mesin diletakkan sedikit di belakang sumbu roda depan. Posisi kemudi yang lebih dekat ke roda belakang menciptakan distribusi bobot ideal.

Menariknya, ground clearance cukup tinggi memungkinkan mobil ini melewati polisi tidur tanpa perlu lifter. Masuk dan keluar area parkir dengan ramp tinggi juga bukan masalah.

Kelebihan convertible adalah kebebasan berkendara dengan atau tanpa atap. Proses pembukaan dan penutupan atap yang cepat hanya memerlukan waktu 13,5 detik, bahkan saat mobil bergerak dengan kecepatan hingga 60 km/jam. Meskipun memiliki format kursi 2+2 masih menyisakan ruang di belakang, tapi terlalu sempit untuk kenyamanan orang dewasa.

Fitur baru di antara sandaran kursi belakang adalah deflektor angin yang mengurangi turbulensi saat berkendara dengan atap terbuka. Mekanismenya sederhana, hanya dengan membuka panel pada sandaran untuk menutup area kursi belakang. Namun, akomodasi untuk barang sedikit terganggu karena atap kanvas yang disimpan di bagasi membutuhkan sekat pembagi yang harus diturunkan, mengurangi kapasitas bagasi.

Dengan adanya penghalang turbulensi udara, suara mesin menjadi lebih terdengar jelas saat atap dibuka. Mesin F154 V8 3,9 liter twin-turbo yang telah digunakan sejak model California T, terus mendapat pembaruan, khususnya untuk Portofino M, Roma, dan Roma Spider.

Performanya kuat dengan tenaga 620 PS dan torsi 760 Nm. Memungkinkan akselerasi dari 0 ke 100 km/jam dalam 3,4 detik, 0-200 km/jam dalam 9,3 detik, dan kecepatan maksimum 320 km/jam. Transmisi dual-clutch menjamin perpindahan gigi yang cepat dan menyenangkan.

Namun, jangan berpikir Roma Spider selalu sulit untuk dikendalikan. Sebaliknya, ia dapat menjadi sangat penurut dan sopan jika diperlakukan dengan benar. Dalam kondisi seperti ini, karakteristik sejati dari sebuah GT benar-benar terasa. Kendaraan ini sangat nyaman dan bahkan cocok untuk digunakan sehari-hari karena tidak merepotkan atau menyakitkan.

Cukup pilih mode Comfort di kenop Manettino, dan Roma Spider akan menyenangkan untuk dikendarai berjam-jam. Suspensi dapat diatur secara elektronik, dan bahkan pada pengaturan yang paling lembut sekalipun, kendaraan ini masih mudah untuk dikendalikan.

Pengujian ini memang sangat singkat dan hanya terbatas di sekitar Pantai Indah Kapuk 2. Tentu kurang komprehensif, terutama dalam mengeksplorasi semua kemampuannya. Namun, sepertinya hal tersebut lebih sesuai untuk dilakukan di lintasan balap. Sementara itu, penggunaan sehari-hari dapat cukup tergambarkan dari impresi kali ini.

Roma Spider sangat penurut, patuh, dan akan membuat Anda merasa nyaman. Mulai dari saat Anda duduk di joknya, mengatur posisi mengemudi, mengeluarkan semua tenaga kuda, mengendalikan hingga merasakan suspensi.

Ini bukanlah mobil sport yang hanya untuk berburu kecepatan. Sebagai sebuah GT, ia tidak akan membuat Anda cepat merasa lelah. Bahkan, terkadang Anda bisa sampai lupa bahwa ini adalah Ferrari. Karakter yang sangat istimewa membuatnya sangat cocok untuk menjadi "Kuda Jingkrak" harian Anda. (Odi)

Jelajahi Ferrari Roma

Model Mobil Ferrari

Mobil Ferrari
  • Ferrari 296 GTB
    Ferrari 296 GTB
  • Ferrari 296 GTS
    Ferrari 296 GTS
  • Ferrari 812 GTS
    Ferrari 812 GTS
  • Ferrari F8 Spider
    Ferrari F8 Spider
  • Ferrari F8 Tributo
    Ferrari F8 Tributo
Baca Semua

Artikel Unggulan

Mobil Ferrari Unggulan

Bandingkan & Rekomendasi

Tren Coupe

Artikel Mobil Ferrari Roma dari Carvaganza

  • TEST DRIVE: Ferrari Roma Spider, Kesempurnaan Antara Performa dan Kenyamanan
    TEST DRIVE: Ferrari Roma Spider, Kesempurnaan Antara Performa dan Kenyamanan
    Anindiyo Pradhono . 25 Sep, 2024
  • Ferrari Roma Spider Meluncur di Indonesia, Kembalikan Pesona Soft Top
    Ferrari Roma Spider Meluncur di Indonesia, Kembalikan Pesona Soft Top
    Alvando Noya . 06 Des, 2023
  • Ferrari Roma Spider Tampil Klasik, Tawarkan Lagi Soft Top di GT Mesin Depan
    Ferrari Roma Spider Tampil Klasik, Tawarkan Lagi Soft Top di GT Mesin Depan
    Wahyu Hariantono . 27 Mar, 2023

Artikel Mobil Ferrari Roma dari Oto

  • Berita
  • Road Test
  • Ferrari Roma Versi Atap Terbuka Meluncur di Indonesia
    Ferrari Roma Versi Atap Terbuka Meluncur di Indonesia
    Alvando Noya . 07 Des, 2023
  • First Drive Ferrari Roma Spider: Melayani dengan Kesempurnaan dan Kenyamanan
    First Drive Ferrari Roma Spider: Melayani dengan Kesempurnaan dan Kenyamanan
    Anindiyo Pradhono . 23 Sep, 2024