Momen mendebut Hyundai Ioniq 5 di Indonesia sangat pas. Bukan hanya karena jadi bintang di IIMS Hybrid 2022, tapi tak lama berselang ia dianugerahi penghargaan tertinggi World Car Awards 2022. Bukan hanya mendapat gelar World Car of the Year 2022, tapi juga World Electric Car of the Year 2022 dan World Car Design of the Year 2022. Berarti, mobil ini mendapat penilaian sangat positif di mata jurnalis otomotif dunia.
Saat IIMS Hybrid 2022 berlangsung, kami mendapat kesempatan menjajal Ioniq 5. Meski singkat, setidaknya sudah memberikan informasi lumayan lengkap mengenai apa yang ditawarkan Ioniq 5 untuk calon konsumennya. Varian yang ditawarkan juga merupakan trim teratas Signature Long Range. Seperti apa impresinya?
Desain Ioniq 5 begitu mencolok. Hyundai melakukan pendekatan desain retro futuristik dan terkesan seperti masih berbentuk konsep. Desain ini terinspirasi dari produk Hyundai Pony yang meluncur 1974 dan berkat pendekatan ini diganjar gelar World Car Design of the Year 2022.
Paling menarik perhatian adalah lampu utamanya yang disebut Parametric Pixel Red Headlamp. Kesan futuristiknya terlihat dari front center garnish hidden LED. Di belakang pun dibikin mirip. Sebagai penanda ini varian teratas, Hyundai menyematkan pelek 20 inci yang desainnya terlihat abstrak. Memang tidak ada emblem varian, sehingga bisa membingungkan calon konsumen.
Dimensi panjang 4.635 mm, lebar 1.890 mm, tinggi 1.647 dengan jarak sumbu roda mencapai 3.000 mm. Ya, panjang sekali bahkan melampaui SUV. Ground clearance 160 mm cukup tinggi untuk ukuran kendaraan listrik. Hyundai menawarkan beberapa pilihan warna. Ada optic white, titan grey metallic, magnetic silver metallic, midnight black pearl, gravity gold matte. Interiornya ditawarkan dalam pewarnaan black 1 tone.
Kesan futuristik ala mobil konsep juga menyapa. Bahan-bahan yang digunakan sebagian besar hasil daur ulang. Selaras konsep ramah lingkungan. Misal bahan untuk material jok terbuat dari botol plastik PET daur ulang. Setiap Ioniq 5 membutuhkan 32 botol plastik yang didaur dan menjadi benang yang membuat kain pelapis pada jok. Ada juga penggunaan kerta HDPE daur ulang untuk detail pada pintu. Ada juga cat berbahan minyak bunga lobak dan jagung untuk bagian crash pad dan pintu. Cover kursi juga menggunakan kain campuran wool ramah lingkungan.
Kabin tergolong lapang berkat penggunaan platform E-GMP. Bagi pengemudi atau penumpang dengan tinggi 170 cm, cukup tersisa ruang lapang di area kepala, kaki juga bahu. Berdasar data, ukuran head room 1.034 mm untuk baris pertama dan 953 mm di baris kedua. Leg room 1.138 mm di baris pertama dan 1.002 mm di baris kedua. Soal ruang cargo, Ioniq 5 menawarkan volume 527 liter saat baris kedua digunakan dan 1.587 liter ketika dilipat rata lantai. Ada juga area penyimpanan di depan sebesar 57 liter yang bisa digunakan sebagai penyimpanan berbagai peralatan darurat.
Bagian dasbor cukup sederhana. Namun berkat kehadiran dua layar sentuh yang masing-masing berukuran 12,3 inci model float, berperan sebagai meter cluster dan head unit, kesan modernnya menjadi terasa. Layar head unitnya mampu menampilkan beragam informasi terkait kendaraan termasuk soal energi baterai yang tersedia dan digunakan. Khusus untuk varian tertinggi ini, Bose Sound System sudah menjadi standar dengan delapan speaker plus eksternal ampli yang meningkatkan pengalaman di dalam kabin.
Soal kenyamanan, kursi di baris pertama dan kedua dilengkapi pengaturan motor elektrik. Termasuk lumbar support, height adjuster, memory function serta fungsi pendingin dan pemanas kursi. Baris depan bagian pengemudi lebih nyaman berkat kemampuan relaxation seat, dengan penopang kaki yang biasanya hanya hadir di baris kedua. Kenyamanan lain, Ioniq 5 sudah menawarkan pengisian daya nirkabel, dua power outlet 12V dan USB power outlet yang tersebar di baris pertama dan kedua.
Platform E-GMP tentu memberi andil besar terhadap impresi berkendara. Terutama soal peletakan baterai yang memiliki bobot terberat, posisinya berada di tengah yang berpengaruh pada center of gravity kendaraan yang lebih jauh kepada pengendalian. Hyundai juga mengungkapkan, gabungan platform dan penggunaan suspensi Macpherson strut di depan dan multi link di belakang sudah diperhitungkan untuk menciptakan cengkeraman ban maksimal. Ini mengingat karakteristik motor listrik yang memiliki torsi besar.
Berada di balik kemudi Ioniq 5 masih terasa seperti produk Hyundai lain. Lumayan terbayang rasa Ioniq EV dan Kona EV yang pernah kami coba. Beberapa detail juga mengingatkan model Hyundai bermesin konvensional Misal dari area lingkar kemudi juga animasi di meter cluster. Seperti mobil pada umumnya, tidak akan ada kesulitan dalam mengendarai Ioniq 5.
Daya pandang yang ditawarkan luas, berkat kaca depan besar dan tegak. Pilar A juga membantu pengawasan di kiri dan kanan kendaraan. Hyundai memberikan kamera di sisi kiri dan kanan yang memperlihatkan gambaran di samping setiap menghidupkan lampu sein. Pada area lingkar kemudi beragam tombol pengaturan hadir seperti audio steering switch, akses ke menu meter cluster juga untuk mengaktifkan adaptive cruise control.
Pengendaliannya termasuk reaktif mengikuti keinginan pengendara dengan cepat. Ada beberapa mode berkendara yang membuat perputaran lingkar kemudi ikut berubah. Pengendalian terasa presisi mengikuti keinginan pengemudi bermanuver. Tidak terasa seperti tengah berkendara dalam kendaraan yang memiliki panjang 4,6 meter. Masih pede diajak meliuk di lalu lintas padat.
Ioniq 5 menggunakan permanent magnet synchronous motor yang tenaganya bekerja di roda belakang alias RWD. Motor ini menghasilkan tenaga sebesar 217 PS dan torsi 350 Nm. Seperti karakter EV, torsi meluap langsung begitu menginjak pedal akselerator. Tidak butuh waktu lama mencapai 100 km/jam, bahkan di mode Eco. Karakter ini terasa memudahkan saat bertemu dengan kondisi stop and go di kemacetan.
Pengemudi juga bisa mengendalikan kecepatan hanya lewat pedal akselerator berkat fitur i-Pedal Hyundai. Termasuk untuk memperlambat kendaraan dengan melepas pedal akselerator, kendaraan langsung mengalami perlambatan. Kehadiran paddle shift di belakang lingkar kemudi juga berhubungan dengan perlambatan ini. Fitur regenerative braking bisa dipilih mulai level 0 sampai 3 untuk mendapatkan sensasi layaknya engine brake.
Dalam kesempatan singkat ini, sayang fitur Hyundai Smartsense belum lengkap dicoba. Namun beberapa kali peringatan mengenai fitur keselamatan ini aktif karena kondisi lalu lintas yang ramai. Hyundai memberikan beberapa fitur seperti forward collision avoidance assist (FCA), lane keeping & lane following assist, blind spot collision avoidance assist, blind spot view monitor, dan driver attention warning untuk menjaga kelelahan pengemudi. Masih ada rear cross traffic collision avoidance assist, smart cruise control with stop & go function, high beam assist juga surround view monitor.
Beberapa fitur keselamatan lainnya antara lain brake assist system, vehicle stability management, emergency stop signal, dan rear occupant alert. Selain itu fitur standar lainnya adalah ABS, BAS, ESC, hill start assist, electric parking brake dengan auto hold dan kehadiran enam airbags di seluruh kabin.
Kabinnya kedap, termasuk minim gangguan dari suara jalanan. Memang masih ada suara ban, namun intrusi dari kendaraan lain termasuk kecil. Padahal Ioniq 5 menyediakan panoramic roof yang kerap jadi sumber kebocoran suara. Selain itu, karena ini adalah EV, Hyundai memberikan virtual engine sound untuk adaptasi berkendara bersama kendaraan listrik. Ini termasuk kehadiran audio suara alam yang membuat rileks selama berkendara.
Fitur dan kemampuan lengkap Ioniq 5 sebagai mobil EV modern memang memukau. Namun tetap perlu perhatian khusus, khususnya bagi yang ingin beralih ke EV. Lagi-lagi soal ekosistem EV yang belum cukup ramah untuk berkendara keluar kota. Perjalanan di dalam kota bisa dikatakan tidak ada masalah karena SPKLU yang terus bertambah.
Ini membuat pertimbangan tersendiri bila dijadikan mobil satu-satunya. Pilihan paling logis, jadikan Ioniq 5 kendaraan kedua atau ketiga selama infrastruktur belum merata. Varian long range sendiri diklaim mampu berjalan sejauh 451 kilometer. Ini sekitar Jakarta Semarang non-stop. Namun hasilnya berbeda-beda tergantung cara berkendara. Sekali lagi, manajemen jarak dan pengisian daya perlu dilakukan jika ingin berkendara ke luar kota.
Pengisian baterai bisa pakai arus AC atau rumahan. Varian long range ini butuh sekitar 6 jam dari kondisi kosong. Di SPKLU dengan arus DC atau fast charging cuma sekitar 56 menit. Jika nanti ada SPKLU Ultra fast charging maka akan berkurang menjadi 17 menit. Tentu kemudahan ini masih membutuhkan waktu untuk realisasinya.
Soal harga, Hyundai belum mengumumkan secara resmi. Namun beberapa tenaga penjual membocorkan bahwa varian termurah akan dijual mulai Rp680 jutaan dan tertinggi di angka Rp799 juta. Sekali lagi, kendaraan listrik bisa dikatakan bukan produk dengan harga yang bisa dijangkau banyak kalangan. Tentu melihat range harga ini, calon konsumen sudah berpikir matang berbagai sisi baik plus dan minus membawa Ioniq 5 ke garasi rumah. (Sta/Odi)
Baca Juga: Review Hyundai Ioniq Electric, Sepraktis Mobil Biasa
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.