Membahas Kia EV6, tidak bisa melupakan fakta bahwa mobil ini adalah saudara satu platform Hyundai Ioniq 5. Lebih dulu meluncur di Tanah Air dan punya popularitas tinggi. Mereka ada hubungan saudara satu platform memakai E-GMP. Tapi dikembangkan dengan orientasi yang berbeda, setidaknya mengacu kepada varian di Indonesia.
Kreta Indo Artha (KIA) hanya menawarkan satu varian EV6 GT-Line. Sebelum membahas lebih detail soal apa yang dimiliki mobil ini, mari kita bahas apa yang terlihat dulu. Desain EV6 lebih berkarakter futuristis, dengan prioritas efisiensi aerodinamika. Garis bodi tajam dan lekukan mengalir lebih banyak ditemui di EV6. Lalu melihat buritannya, ekor lancipnya mendominasi yang dihasi strip LED cantik. Desainnya bahkan seakan ditiru Mercedes-Benz untuk mobil listrik paling aerodinamisnya, EQXX.
Menyudahi bagian eksterior, aksen ala Tiger Nose masih menjadi ciri khas Kia, bahkan sepintas membuat tampangnya mirip Stinger GT. Lalu kalau menilik interior, terlihat kalau arah desain EV6 lebih ke arah estetika. Tidak seperti Ioniq 5 yang cenderung fungsional, meski fitur dan teknologi keduanya mayoritas sama. Permainan desain layout dashboard dan konsol di EV6 lebih memanjakan mata. Apalagi panoramic curved display yang menyatukan layar infotainment dan panel instrumen dalam satu frame.
Nah, bicara soal spesifikasi, ada alasan kenapa harga EV6 terpaut cukup signifikan lebih tinggi dibandingkan Ioniq 5. Di samping soal Ioniq yang dirakit lokal dan subyektivitas soal selera desain, EV6 GT-Line mengusung sistem penggerak AWD. Jadi Kia memasang masing-masing motor listrik di roda depan dan belakang. Baterai EV6 juga lebih besar kapasitasnya, yakni 77,4 kWh, dengan label jarak tempuh sampai 506 kilometer (WLTP).
Memang sesi tesnya tidak sampai untuk merasakan performa maksimal dan seluruh fiturnya, tapi untuk berkendara di lingkungan perkotaan sudah bisa tergambarkan. Posisi duduk di kokpit EV6 terasa lega karena dimensinya yang memang di atas hatchback rata-rata di sini. Tidak sulit juga mendapatkan posisi ideal dengan fleksibilitas pengaturan jok elektrik dan setir. Visibilitas terbilang baik ke segala arah. Tombol-tombol di dashboard dan konsol pun mudah dijangkau dan diidentifikasi fungsinya. Kalau mau bikin suasana kabin lebih lega, wide sunroof bisa dibuka.
Tentu saja, melaju dengan mobil listrik terasa hening di dalam kabin, apalagi kalau tidak sambil dengarkan music. Kalau tidak suka dengan suara motor listrik yang mendengung, bisa aktifkan pilihan nature sound di infotainment. Untuk berkendara konservatif, EV6 melaju dengan karakter halus, mudah diprediksi. Putaran setirnya juga ringan, sehingga tidak menyusahkan untuk memutar roda depan dengan pelek berdiameter 20 inci.
Area test drive memang terbatas, tapi kami sempatkan coba performa EV6. Hanya menginjak pedal akselerator setengah tekanan saja sudah langsung terasa betapa kuatnya torsi dari mobil ini. Kombinasi 321 hp dan 605 Nm sangat terasa lebih cekatan membawa EV6 berakselerasi. Kalau digeber maksimal, 0-100 km/jam bisa dicapai dalam 5,2 detik klaimnya, apalagi kalau pakai mode Sport. Tentu dengan AWD juga akan membuat traksinya lebih terjamin di jalanan yang licin.
Selain kencang, karakter berkendara EV6 juga tetap nyaman. Laju yang smooth disertai dengan operasional fitur regenerative braking yang halus juga. Bisa disesuaikan level operasionalnya lewat paddle shifter, seperti mobil listrik umumnya. Metode “lift and coast” bersama EV6 bisa dilakukan dengan intuitif, karena fitur mengerem tanpa pindah kaki ini tidak sulit untuk diadaptasi. Lebih membantu seandainya berkendara di jalan sempit atau lalu lintas padat.
Terekspos sedikit kekurangan EV6 ketika melewati jalan sempit. Panjang body 4.695 mm dan wheelbase sampai 2.900 mm ini membuat manuverabilitasnya terkompromi. Kita dituntut untuk ekstra waspada saat berbelok di jalanan sempit, seperti di gedung parkir. Posisi frame jendela samping yang di atas bahu juga agak korbankan visibilitas ke samping. Tapi setidaknya kita masih bisa manfaatkan Surround View Monitor untuk membantu manuver dengan lihat sekeliling kendaraan via layar infotainment.
Sayangnya karena durasi tes yang sangat singkat, kami belum sempat mengeksplorasi lebih banyak aspek dari EV6. Salah satu yang paling menarik adalah Remote Smart Parking Assist. Kita bisa suruh EV6 lakukan parkir semi dan paralel secara otomatis, cukup dengan sentuhan tombol di remot kunci. Kualitas audio dari Meridian juga patut dicoba sebagus apa.
Tidak ketinggalan, rangkaian fitur ADAS yang dibungkus sebagai Drive Wise juga menarik untuk dicoba. Fiturnya yaitu Rear Cross Traffic Collision Avoidance Assist, Forward Collision Avoidance Assist, Smart Cruise Control, Blind-Spot Collision-Avoidance Assist, Safe Exit Assist, dan Intelligent Front-lighting System. Lalu ada juga Vehicle to Load (V2L) seperti di Ioniq 5, dan kemampuan Ultra Fast Charging.
Kia EV6 GT-Line jauh lebih mahal dari Ioniq 5. Banderol Rp1,299 miliar (OTR Jakarta), berbanding dengan varian termahal Ioniq 5 Signature Long Range yaitu Rp859 juta. Pilihan tentu tergantung selera masing-masing, tapi dengan EV6 GT-Line kita bisa dapat ekstra dari yang kita bayar. (Why/Odi)
Baca Juga: First Drive Kia Carens 1.5L: Merangsek ke Segmen LSUV
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.