Permainan teknologi mutakhir sangat jelas dimanfaatkan sebagai nilai jual SUV masa kini. Lebih tepatnya dalam ranah konektivitas gawai dan pendukung kendali serbaotomatis. Para kontestan dalam pergumulan SUV besar sampai small crossover sekalipun ibarat percaya bahwa kedua sorotan ini merupakan susuk paling manjur belakangan ini.
Yep, dapat dilihat pada penyempurnaan berbagai model eksis atau kedatangan para pemain bertubuh imut nan modern. Secara umum, tanpa membandingkan kelas, boleh dibilang yang paling menarik dari seluruh pemain saat ini adalah Wuling Almaz RS. Ia mengadopsi konektivitas berbasis internet antara mobil dan smartphone yang cukup komprehensif hingga menyiapkan Advanced Driving Assist System (ADAS) dan dijual dengan banderol atraktif. Bahkan jajaran SUV di strata premium pun belum tentu selengkap dia.
Tapi mungkin Almaz RS tidak menjadi model satu-satunya yang tampil supercanggih di pasaran. Sebab segera mengaspal satu produk baru dari MG yang tak kalah menarik, tak kalah hebat, dan juga tetap jadi alternatif relatif terjangkau. Adalah MG HS Magnify i-Smart, menyiapkan konektivitas berbasis internet, komando suara untuk pengoperasian fitur, serta pendukung ADAS komplet. Rencananya, ia akan diresmikan pada 2 Juni 2021. Namun sebelum itu, saya berkesempatan untuk menjajal SUV bermerek Inggris ini.
Pada dasarnya, MG HS satu ini bukanlah sebuah model gres. Nama “Magnify” dipakai untuk menetapkan satu tingkatan varian baru. Mengudara di lapisan teratas atmosfer HS. Belum disebut berapa harganya. Meski begitu, diekspektasikan tak sampai Rp500 juta bila mengacu banderol tertinggi saat ini di angka Rp435,8 juta berstatus OTR Jakarta.
Seharga Honda CR-V varian tengah tapi menyiapkan proposal fitur yang lebih menarik dari tipe termahal si pemain utama. Sehebat apa? Nanti dijelaskan. Namun kalau dilihat, sekilas tidak ada perbedaan kentara dari versi eksis trim tertinggi, Ignite. Masih berada di fase desain awal HS dengan sensasi ke-Mazda-an itu, termasuk urusan pemilihan busana dan pernak-pernik kelengkapan.
Dari mata hingga ke kaki tampak sangat familiar. Mengindikasikan sebuah SUV yang membawa perbekalan non-inferior. Contoh pada penerangan utama LED proyektor plus sein sequential terintegrasi DRL. Juga lampu kombinasi belakang dari pendar dioda. Paling mentereng adalah lapisan hitam di atap berupa panoramic sunroof pendongkrak gaya dan gengsi berikut pemakaian pelek 18 inci dwiwarna abu dan polesan alloy.
Tanpa melibatkan peran gawai lebih dulu, pengoperasian akses sangat identik trim Ignite. Tawarkan segala kemudahan masa kini. Sebut saja smart entry berupa tombol di pintu. Bisa membuka kunci tanpa perlu sibuk dengan saku celana. Otot lengan sangat diringankan ketika harus membuka bagasi sebab dengan sekali sentuh pintu dapat terbuka atau tertutup secara elektrik.
Masuk kabin, permainan material lembut dan dominasi merah di atas hitam langsung menyapa. Ingar-bingar komponen penegas sensasi sporty tak dilucuti pula. Termasuk di dalamnya bangku elektrik bergaya bucket seat utuh hingga ke shortcut mode berkendara sport di setir.
Sensasi modern lantas dipancarkan dengan hal berbau elektrik dan digital. Meliputi rem parkir elektrik komplet fungsi auto hold, kombinasi instrumentasi layar dan jarum, hingga ke sistem infotainment touchscreen sebagai pusat pengendali berbagai fitur. Semua itu lantas disudahi ambient lighting berkelas a la mobil premium.
Namun, kala pertama melirik gaya antarmuka sarana hiburan, unit milik HS Magnify cukup membuat saya terkesima. Memainkan seleksi warna monokrom elegan yang mengisyaratkan kemampuan lebih. Boleh dibilang, ini merupakan perbedaan utama dan satu-satunya secara visual dari trim Ignite. Sajian integrasi smartphone hingga ke kontrol dual zone climate control tersedia. Perbedaan utama adalah eksistensi peta navigasi pintar di dalamnya. Tapi bukan sebatas gaya dan kemampuan navigasi, ia sebetulnya memainkan peran penting dalam diferensiasi Magnify.
Jika berangkat dari pandangan mata memang sekilas seperti MG HS Ignite biasa dengan sistem infotainment baru. Kendati begitu, emblem “i-Smart” terpasang di bagasi menunjukkan bahwa ia lebih dari itu. Sajikan konektivitas berbasis internet sampai asisten berkendara aktif. Well, penyematan teknologi di balik tubuh ini dijamin bakal memberikan pengalaman berkendara berbeda.
Paketnya sendiri terbagi atas empat pilar yakni Smart Check, Smart Command, Smart Connect, dan Smart Drive. Sorotan utamanya adalah koneksi gawai melalui aplikasi MG i-Smart. Memberikan smartphone kemampuan untuk mengakses informasi dan fitur kendaraan tanpa terhalang jarak – selama masing-masing sisi mobil dan smartphone memiliki koneksi internet stabil.
Seberapa fungsional dan apa benar diperlukan? Sila nilai sendiri. Smart Check menawarkan kemampuan seperti Remote Vehicle Control. Smartphone dapat dipakai untuk menyalakan mesin dan AC sebelum melakukan perjalanan, mengaktifkan lampu atau klakson untuk mencari posisi parkir, berikut mengoperasikan kunci pintu. Kemanannya lantas dijaga oleh password khusus saat mengoperasikan fitur.
Dari smartphone pun dapat mengecek kondisi kendaraan melalui Remote Vehicle Diagnosis. Cukup komprehensif dari status pintu, temperatur kabin, hingga ke tekanan angin ban. Lanjut dari situ, ada Geo Fence untuk membatasi area gerak kendaraan. Bakal memberikan notifikasi ketika menembus pagar digital. Yep, minimal bisa membawa ketenangan ketika sedang ditinggal atau dipakai pengguna lain.
Untuk diketahui, realita hubungan smartphone dan mobil tidak melulu mulus. Yep, sebab hal itu tergantung seberapa baik tangkapan sinyal internet masing-masing sisi. Ada kalanya pengoperasian tidak dapat dieksekusi lantaran sinyal buruk.
Fitur yang lumayan memanja terletak di Travel Plan. Bisa siapkan rencana waktu dan destinasi perjalanan sebelum beranjak pergi. Satu kemampuan lagi berupa MG Touch Point untuk mengetahui di mana letak pelayanan MG terdekat.
Lanjut ke Smart Command, komplotan ini akan memudahkan perjalanan sekaligus meningkatkan potensi keselamatan berkendara. Bukan barang asing, memang. Kendaraan dapat merespons komando suara berbahasa Inggris dari pengemudi dalam pengoperasian fitur. Tinggal panggil sang asisten dengan bilang “Hello MG”.
Memang tidak dapat mengenali Bahasa Indonesia namun bukan berarti kemampuannya sedikit. Enam puluh sampel standar disediakan untuk mengatur sistem infotainment, fitur kendaraan (jendela, sunroof, AC, dsb), telepon, radio, musik, dan navigasi. Tapi selain itu, sistemnya juga intuitif. Dapat pula mengenali bahasa sehari-hari seperti “I’m cold”, “I’m hungry”, dan lainnya.
Ya, curhatan lapar ke asisten suara MG akan direspons dengan sajian pilihan restoran terdekat. Ini termasuk dalam pilar ketiga yakni MG Connect. Sistem dapat menampilkan panduan perjalanan dan navigasi pintar lewat penentuan Point of Interest (POI). Semua berbasis internet. Sementara itu, integrasi smartphone dapat terlaksana via Apple CarPlay atau EasyCon untuk sistem operasi Android. Semua ini bisa dinikmati dalam sistem infotainment anyar di HS.
Teknologi ADAS tampaknya kini mulai menjamur ke kasta lebih rendah. Menular ke satu per satu model di pasaran tanpa perlu tebusan selangit. MG HS Magnify tak luput dari penyebaran itu. Dibungkus dalam teknologi MG Pilot yang berada di bawah pilar keempat i-Smart yakni Smart Drive. Tanpa berlama-lama, saya ajak pergi HS Magnify dari lokasi preview di The Springs Club Gading Serpong, Tangerang.
Satu fungsi anyar lain langsung bisa dinikmati pada sistem infotainment kala keluar dari tempat parkir. MG HS Magnify jauh lebih mumpuni soal deteksi area blind spot. Sebab bukan sebatas indikator area blind spot dan Rear Cross Traffic Alert seperti pada varian Ignite. Ia mengadopsi kamera eksterior di berbagai sisi untuk menampilkan imaji 360 derajat. Lebih dari itu, titik buta samping roda kiri dan kanan depan dibuka masing-masing dengan tambahan animasi fender. Membuka mata batin pada area yang sulit dipantau demi menjaga kesehatan eksterior mobil dari kecerobohan pengemudi. Impresif, membuatnya terasa cukup premium.
Dibawa bergerak maju, i-Smart tawarkan keringanan beban berkendara di dalam dan luar kota. Yep, rangkaian sensor dan kamera memungkinkan HS mengadopsi fitur Adaptive Cruise Control. Tinggal tekan tombol di ujung stalk cruise control, laju konstan berikut penyesuaian kecepatan dengan kendaraan di hadapan mampu ia berikan. Tapi selain itu, fungsinya dapat dipakai pula saat bermacet ria atau di kecepatan rendah melalui Traffic Jam Assist.
Gerakan mobil di depan dapat diikuti dengan baik secara otomatis hingga kecepatan yang telah ditentukan. Kendati begitu, eksekusinya tidak sehalus ibarat disopiri chauffeur Rolls-Royce paling berpengalaman sedunia. Terutama saat mengerem, ada sedikit keraguan terkait seberapa kuat gigitan kaliper harus diberikan sistem. Sedikit saja memang tanpa sampai terasa hentakan yang mengganggu. Menuju rasa kendali natural hanya saja belum sampai.
Bukan sebatas meringankan beban pengemudi, sistemnya pun sanggup meningkatkan keselamatan. Bantu menghindari risiko celaka tabrak depan dengan keberadaan Forward Collision Warning (FCW). Tidak mencoba langsung namun lumayan menenangkan kala mengetahui ia memiliki bantuan pra celaka. Sementara itu, sokongan lainnya berupa Intelligent High-beam Control yang dapat mengatur lampu jauh agar tidak menyilaukan pengemudi lain.
Pos jaga posisi berkendara dalam satu jalur tak ketinggalan meramaikan paket teknologi varian baru HS ini. Termasuk di dalamnya Lane Departure Warning, Lane Departure Prevention, dan Lane Keep Assist. Disebutkan perlu melewati batas kecepatan 60 kpj agar dapat mengaktifkan sistem. Lantaran berputar di area padat, agak sulit untuk melaju konstan di angka segitu.
Minimal saya bisa mendapatkan gambaran kemampuannya. Tentu untuk dapat melaju di satu jalur perlu marka jalan yang terbaca karena logika mobil berdasarkan patron marka tersebut. Ketika berpindah jalur tanpa mengaktifkan indikator, segera sistem berikan peringatan audiovisual berikut getaran setir sehingga pengemudi dapat segera menyadari arah.
Terlepas dari segala susuk teknologi tadi, MG HS Magnify tetaplah sebuah SUV yang nyaman sekaligus senang diajak berkendara. Dari komposisi pendukung handling nikmat tidak berubah. Aransemen suspensi MacPherson Strut depan dan Multi-Link belakang berada di spektrum kaku namun tidak keras. Tak akan terasa mengambang, diyakini bergairah bila dibawa ke area pegunungan berkelok.
Begitu pula soal pemacu. Meski bukan menjadi unit paling bertenaga di SUV monokok medium ekstraksinya tergolong cukup. Mengandalkan unit empat silinder 1.500 cc turbo sanggup menghasilkan tenaga 162 PS di 5.600 rpm dan torsi puncak 250 Nm di 1.700-4.400 rpm. Membuatnya semakin menarik adalah pemanfaatan penyalur daya DCT 7-percepatan. Membuat perpindahan gigi terasa cekatan dan tepat sasaran. Belum lagi tersemat pengatur respons mobil dengan tiga mode berkendara.
Sokongan ekstra konektivitas dan ADAS jelas melengkapi senjata utama MG HS untuk memikat. Pada dasarnya saja bisa disimpulkan sebagai alternatif yang tak boleh luput dari para pemain utama sedimensi. Ini soal harga dan ganjarannya. Jika benar dibanderol kurang dari Rp500 juta, kurang menarik apalagi? Ia menawarkan teknologi tambahan di samping fitur yang sejatinya sudah tergolong komplet dan berkelas. Jika ragu, tak ada salahnya mencoba lebih dahulu. Kita tunggu saja kepastian seberapa menarik MG HS Magnify i-Smart di momen peluncurannya nanti. (Krm/Odi)
Baca Juga: Review MG HS Ignite
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.