MG menancapkan basis produksi mereka di Thailand. Pasar yang tergolong besar bagi MG, sehingga berani memasukkan berbagai lini produk di sana. Termasuk sudah memasarkan mobil listrik. Bukan ZS EV saja, tapi juga MG4 EV. Ya, jenis BEV terbaru keluaran brand Inggris untuk menyita jagad dunia elektrifikasi. Khusus untuk kawasan Asia Tenggara.
Kami berkesempatan menjajalnya karena digadang-gadang akan dijual juga di Tanah Air. Lokasi pengujian hanya di sekitaran pabrik MG Thailand, tepatnya di Hemaraj Eastern Seaboard Industrial Estate 2, Chon Buri.
Melihat tampilan MG4 layaknya model-model elektrifikasi yang beredar di Tanah Air. Unik menjadi poin utama dengan garis bodi yang nyeleneh. Ia dibangun di atas platform khusus elektrifikasi, bukan konversi dari model mesin pembakaran konvensional.
Tampang tajam berkat headlamp sipit dibarengi moncong mancung tanpa pernak-pernik kompleks. Selain memberikan visual menarik, desain memastikan aerodinamika tercapai baik sehingga menyokong daya jelajah.
Bokong tak jauh berbeda, rupanya sleek. Namun, ini bisa jadi pekerjaan rumah tersendiri. Lantaran komponen terpasang sejatinya cukup rumit. Stoplamp yang memanjang dan mengapit logo MG di tengah dibuat menonjol dan terkover mika ganda. Bila terjadi kerusakan, bisa jadi harus diganti seluruhnya. Lalu spoiler unik disebut Twin Arrow Wong menambah kesan agresif dan sporty. Ditambah desain pelek kekinian bak bilah baling-baling tajam.
Nuansa sama dipancarkan kabin. Simpel jadi kata tepat menggambarkannya. Gaya umum yang digunakan pabrikan dalam membangun interior mobil listrik belakangan. Tempat pengganti gigi ditempatkan pada konsol yang menempel di dasbor dan melayang. Bukan tuas melainkan kenop putar, ditemani tombol electric parking brake dan tatakan wireless charging untuk smartphone.
Dasbor benar-benar clean, hanya diramaikan head unit 10,25 inci dan panel instrument 7 inci model floating. Informasi kendaraan maupun multimedia dijabarkan jelas di keduanya. Mungkin bagi kebanyakan orang, display di belakang kemudi terasa terlalu kecil dan sederhana. Namun, hal ini tentunya akan membantu meningkatkan visibilitas pengemudi. Toh kalau bisa dibuat sederhana mengapa harus rumit.
Proporsi warna pas sehingga terasa elegan. Tak banyak kontras pada seluruh area. Kemudian setir dibuat flat bagian atas dan bawahnya. Ia memberikan kesan sporty sekaligus futuristis. Bagi yang tak terbiasa akan merasa aneh ketika memutarnya, tapi sebenarnya tak jadi masalah.
Kenyamanan pengemudi ditunjang pengaturan tilt & telescopic untuk setir, termasuk jok yang punya 6 arah. Ruang terasa lapang, termasuk pada baris kedua. Meski jok tak bisa disetel, tapi area kaki dan kepala lega. Ditambah adanya blower AC yang menjadi modal pemberi kenyamanan maksimal. Sementara urusan bagasi punya kapasitas besar. Bisa dimaksimalkan dengan melipat jok belakang. Akomodasi yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Jalanan Thailand yang mulus menjadi trek sempurna menjajal MG4. Kami mampu mengeluarkan seluruh kemampuan motor elektrik bertenaga 170 hp dan torsi 250 Nm. Energi disalurkan ke roda belakang. Formula yang tentu saja bisa menjadi penarik perhatian konsumen Indonesia. MG mengandalkan model flat bed untuk baterainya. Di mana mereka mampu mendapatkan titik gravitasi mobil serendah mungkin. Dampaknya mobil benar-benar menempel ke jalanan, terasa stabil. Kemudi bertambah berat seiring meningkatnya kecepatan, guna menjaga keselamatan pengguna.
Tentu saja respons mobil terhadap perintah akselerasi cepat sebagai mobil elektrik. Mobil mudah melaju kencang, bahkan tak terasa 130 km/jam tersentuh dalam sekejap. Kemudi pun presisi mengarahkan roda. MG menyematkan mode KERS pada MG4, sehingga pengemudi bisa menentukan level regeneratif sesuai keinginan. Terdapat opsi Low, Medium, High dan Adaptive. Semakin tinggi, rasa engine break ketika pedal gas dilepas semakin kuat. Sementara Adaptive mengizinkan kinerja secara dinamis, sehingga tak mengganggu kesenangan berkendara. Ini masih ketambahan mode berkendara, berupa Snow, Eco, Normal, Sport dan Custom. Bagaimana pengemudi menginginkan performa diluapkan motor elektrik, tinggal mengaturnya lewat tombol.
Tak sulit mengontrol MG4 saat tengah melaju. Rasanya solid, memberikan rasa percaya diri bagi pengemudi. Apalagi soal daya jelajah, berdasarkan NEDC ia mampu bertualang sejauh 425 km. Tak hanya bisa dijadikan tunggangan perkotaan, tapi juga bisa diajak berkelana jauh ke luar kota. Pengisian daya memakai arus rendah masih membutuhkan sekitar 7,5 jam. Namun dengan fast charging DC 150 kW, dari posisi 10% ke 80% hanya butuh 35 menit. Ini tentu menjadi tugas APM dan pemerintah dalam menyediakan layanan pengisian fast charging yang memadai di berbagai daerah. Sehingga mobil bisa digunakan seutuhnya.
MG4 di Thailand disuguhkan dalam dua varian, Generation X seharga 969 ribu Baht atau Rp429 jutaan dan Model D senilai 869 Baht atau Rp384 jutaan. Harga segitu sudah mendapatkan segudang fitur keselamatan dan kemudahan mumpuni.
Unit yang kami coba sudah mempunyai Adaptive Cruise Control. Lane Keeping Assist dengan Lane Departure Warning System tertanam. Responnya juga sangat baik, bahkan mampu membaca jalan bermarka kurang baik. Termasuk Blind Spot Detection, Lane Change Assist dan Rear Cross Traffic Alert. Perlindungan pasif berupa airbag terdiri dari 6 buah yang tersebar hingga ke baris belakang. Keseluruhan fitur sebenarnya sudah lumrah di Tanah Air, mengingat banyak mobil dari merek lain menyematkan perangkat serupa.
Overall, MG4 menawarkan pengalaman berkendara menyenangkan dan solid. Ia memiliki modal kuat untuk bersaing di segmen elektrifikasi di Tanah Air. Tak hanya kelengkapan fitur maupun performa ditawarkan, desain unik bisa jadi salah satu faktor penentu. Namun, yang jadi pertanyaan besar adalah banderolnya ketika melantai di Indonesia. Mampukah MG melegonya dengan tepat, sehingga konsumen berdatangan membeli? (Hfd/Odi)
Baca Juga: First Drive MG 5 GT Magnify
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.