Banyak cara untuk memberikan gambaran tentang sesuatu. Suatu kali teman saya pernah memberikan perumpamaan yang cukup menarik tentang bagaimana memilih mobil. Mobil baru, kata dia, seperti kita berada di supermarket, di depan etalase buah-buahan. Semuanya terlihat begitu ranum dan menggiurkan. Tapi apakah ketika kita makan benar-benar manis dan menyegarkan? Belum tentu.
Sebenarnya rada-rada lucu ketika mengingat perumpamaan yang diberikan si teman tersebut. Satu mobil, satu lagi buah. Meski harus diakui sedikit ada benarnya. Okelah, misalkan saja saya ingin membeli city car, lantaran kemampuan baru sampai di sana. Pilihan mobil kota ini kian banyak. Para pabrikan berlomba-lomba menyediakan produk yang menggiurkan, entah dari tampilan, fitur dan juga performa -- jangan lupa, harga yang juga menarik.
Bagaimana memilihnya? Semua terlihat segar. Nah, ada satu "buah segar" yang layak jadi pertimbangan: Suzuki Ignis.
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi memperkenalkan New Ignis pada 9 April lalu. Di edisi terbaru ini banyak ubahan yang dilakukan. Ada dua tipe yang ditawarkan GL dan GX. Nah, saya berkesempatan menjajal tipe GX berkelir oranye beberapa waktu lalu.
Oke, kita bahas soal fisiknya dulu. Ignis disebut Suzuki sebagai "The New Breed of Urban SUV", atau jika diartikan adalah Generasi Baru SUV Perkotaan. Ia hadir dengan tampilan kekinian. Model bawah, GL, sebenarnya sudah stylish, tapi tambahan ornamen pada tipe GX membuatnya terlihat lebih sporty lagi. Maskulin, kalau kata orang.
Ubahan terlihat pada bagian grille. Tak ada lagi desain horizontal seperti sebelumnya. Grille-nya berdesain baru seperti empat huruf "U" sejajar yang mengapit logo Suzuki di bagian tengahnya. Mereka dibingkai krom secara keseluruhan, menunjukkan identitas kasta.
Bumper depan dengan desain baru plus diffuser, demikian juga dengan bumper belakang. Kemudian desain lampu depan unik. Bentuknya juga seperti huruf U, dari susunan LED Projector Headlamps dan juga Daytime Running Lights (DRL). Bergeser ke belakang, jujur, tidak semengesankan wajah depan. Beruntung desain bumper baru dan lampu kombinasi yang terpisah dua menjadi penyeimbang agak tak terlalu jomplang.
Pembeda kentara dengan tipe GL juga dapat dilihat dari pengaplikasian list hitam di fender, spion hitam dengan sein, penggunaan foglamp alias lampu kabut, serta adanya roof rail. Kombinasi yang membuatnya kian pas dengan julukan mini crossover.
Foglamp alis lampu kabutpun hadir, dengan desain bezel baru. Tampilannya dilengkapi velg 15 inci dengan desain Five Trapezoid yang dilingkari ban berukuran 175/65R15.
Soal warna, ada satu keberanian dari Suzuki. Konsumen diberikan kebebasan sebebas-bebasnya memilih. Pasalnya total ada 12 warna (6 untuk GL dan 7 untuk GX). Untuk GX ada pilihan warna tunggal yaitu Metallic Silky Silver (silver), Pearl Arctic White (putih), Pearl Midnight Black (hitam), dan Metallic Glistening Grey (abu-abu). Kemudian ada 3 paduan kelir baru yaitu Stargaze Blue + Silver, Stargaze Blue + Black, dan Lucent Orange + Black yang saya coba.
Banyak yang menyebut jika mobil kota punya kabin yang sempit, dan tidak nyaman. Suzuki rasanya sudah menjawab keraguan itu sejak lama. Anda ingat model Karimun di awal 2000-an? Meski dari luar terlihat mungil, namun ketika Anda masuk ke kabin, soal kabin sempit itu terbantahkan. Suzuki kembali sukses mengaplikasikan racikan itu pada Ignis.
Suasana kabin jauh berubah dibandingkan generasi sebelumnya. Tertera motif baru pada jok fabric, membuat ia semakin stylish. Melihat ke sekeliling, area door trim juga berubah. Handle pintu kini diwarnai silver untuk yang umum. Sementara kalau memilih bodi Stargaze Blue – Black/ Silver, palang besi itu turut menjadi biru. Hmmm... menarik.
Lainnya, masih sama dengan versi lalu. Cukup bagi konsumen yang membeli mobil untuk pertama kali. Kelengkapan entertainment lengkap. Layar sentuh model floating bisa membaca berbagai format file, serta koneksi Bluetooth ke gawai. Berikut audio switch di palang kemudi.
Salah satu fitur unggulannya, pengaturan suhu kabin sudah digital plus dilengkapi auto climate control. Suzuki menyematkan fungsi otomatis dan heater. Komponen ini membuat penentuan temperatur kabin akurat sesuai keinginan penumpang. Hal yang jarang dipunya mobil sekelas.
Saya juga tak perlu khawatir soal barang bawaan. Suzuki menyediakan berbagai tempat untuk menyimpan atau sekedar menaruh barang-barang. Mulai dari bagian bagasi. Anda bisa meletakkan koper berukuran sedang dan tas dengan bebas. Dengan bangku kedua yang bisa dilihat kapasitas bagasi akan bertambah besar. Belum lagi konsol untuk menempatkan botol minuman di pintu dan console depan serta belakang.
Kelegaan penumpang belakang juga terjamin. Leg room alias jarak kaki dengan bangku belakang cukup lega. Saya dengan tinggi lebih dari 171 cm, tidak sampai mentok ke jok depan, masih ada jarak untuk bergerak. Apalagi kalau diperuntukkan bagi anak-anak, bangku belakang sudah dipastikan akan memberikan kenyamanan.
Oke, setelah membahas soal tampilan dan kabin. Kini saatnya mencoba kemampuan mesin, handling, dan kenyamanan Ignis GX AGS. Mobil ini cocok buat Anda yang menginginkan hatchback yang bersolek dengan gaya SUV. Lincah lantaran bodinya namun juga terlihat tangguh karena gayanya. Memang urusan desain adalah masalah selera masing-masing. Tak bisa dibantah.
Untuk memasuki kabin Ignis, Anda pun tak perlu repot menekan tombol. Remote model baru bakal memancar sensor dan pintu tak lagi mengunci. Bahasa kerennya keyless. Proses menyalakan mesinnya juga lewat push start stop button. Perangkat yang sudah ada sejak Ignis GX generasi awal, namun kini memakai desain remote baru, yang lebih simple. Duduk di jok pengemudi sangat nyaman karena didesain pas dengan lekukan tubuh. Tinggal mengatur posisi tempat duduk, kemudian set kemudi dengan tilt streeting. Memang hanya itu, tapi secara umum posisi mengemudi Ignis adalah salah satu yang terbaik di kelasnya.
Dapur pacu Ignis berkode K12M masih dipertahankan. Konfigurasi empat silinder 16 katup berkapasitas 1.197 cc multipoint injection. Mesin ini sanggup menghasilkan daya 81,8 hp @ 6.000 rpm dan torsi 113 Nm @4.200 rpm. Meski bukan yang terbesar di kelasnya, tapi performa mesin mobil ini saya pikir cukup instan, bahkan ketika diajak berakselerasi.
Ketika mencoba di jalan tol, Ignis tak kalah dibandingkan mobil lain berkapasitas mesin lebih besar. Tapi saya tak berminat mencoba seberapa maksimal mobil ini mampu diajak berlari. Jarum speedometer tak pernah menembus angka 120 km/jam, meski di penunjuk Suzuki menyiapkan sampai 200 km/jam.
Toh, kencang dengan kecepatan maksimal bukanlah tujuan mobil ini. Kalau mengingat omongan teman saya tentang memilih mobil seperti buah, maka menikmati buah adalah dengan mengunyahnya pelan-pelan, meresapinya, bukan menelannya langsung.
Saya lebih memilih untuk mengemudi seperti harian, sekitar 60-80 km/jam. Menempuh jalanan biasa untuk merasakan seperti apa Ignis menghadapi kemacetan. Tapi bukan berarti mobil ini tak bisa ajak kencang. Ketika dibutuhkan, cukup tekan pedal gas lebih dalam, maka akselersinya cukup mumpuni untuk mobil bermesin 1.2 liter.
Nah, ada catatan soal transmisi. Unit yang saya tes adalah Ignis GX bertransmisi Automatic Gear Shift (AGS). Bagi yang tidak biasa, barangkali akan berpikir kok transmisi otomatis begini sih? Itu lantaran perpindahan gigi pada mobil ini yang terasa kurang halus serta responsif. Ada sedikit jeda ketika gigi berpindah. Padahal hal itu normal. Inilah ciri transmisi AGS bila dibandingkan dengan transmisi otomatik konvensional.
Jika ingin merasakan kemampuan mesin dan transmisinya secara maksimal, maka tempatkan tuas transmisi di posisi manual. Geser tuas ke posisi kiri M (manual), tinggal mainkan seperti transmisi manual, naik ke bawah (+) dan turun ke atas (-).
Ignis yang mampu memuat 5 penumpang memiliki dimensi 3.700 x 1.690 x 1.595 mm (PxLxT). Pastilah kalah bongsor dibandingkan dengan MPV Suzuki All New Ertiga (panjang 4.395 mm), tapi Ignis sangatlah pas untuk jalanan perkotaan. Tubuhnya yang kompak membuat sangat mudah memasuki jalanan sempit. Apalagi ditunjang radius putar 4,7 meter.
Satu yang menarik, Ignis punya jarak terendah ke tanah yang sama dengan Ertiga yaitu 180 mm. Menarik. Ini cocok dengan karakternya sebagai SUV dengan kemampuan menempuh tipe jalanan yang tidak rata. Angka ini juga menjadikan Ignis sebagai city car dengan ground clearance tertinggi di kelasnya.
Sementara suspensinya, bertipe MacPherson strut dengan coil spring di depan, serta torsion beam juga dengan coil spring di belakang. Untuk bantingan suspensinya, Ignis bisa dikatakan tergolong sedikit keras. Namun jangan khawatir, karena kenyamanannya masih cukup terjaga saat mobil dijalankan. Saya bahkan terkesan dengan settingan yang dibuat Suzuki. Ketika melewati speed bump tidak ada bunyi gruduk-gruduk sama sekali.
Kemampuan mesinnya diimbangi dengan peranti penahan laju yang cukup. Memang belum seluruhnya cakram. Hanya bagian depan yang pakai disc brake, belakangnya masih model teromol. Dan karena itu, sensor ABS menjaga risiko terkunci di bagian depan saja.
Sensor parkir, electric retractable mirror, dual SRS Airbag serta ABS (Anti-Lock Breaking System) dan EBD (Electronic Brake-Force Distribution) sudah menjadi perangkat standar. Jadi cukup mumpuni.
Ada hal yang perlu saya tambahkan di sini. Seperti saya singgung sebelumnya, pancaran sinar lampu depan kini lebih terang sekaligus hemat daya. Lampu utamanya sudah LED proyektor. Lengkap dengan DRL mengalur di sisi dan bawah lampu. Menariknya, ketika berkendara malam hari, DRL yang terpasang sangat terang. Saya bahkan tak perlu sampai menghidupkan foglamp untuk membantu penerangan malam hari.
Suzuki melego varian GX AGS, Rp 200 juta pas (OTR Jakarta). Varian lagi GX MT dijual Rp 190 juta, GL AGS Rp 181 juta dan GL MT Rp 171 juta. Suzuki Ignis facelift memang tidak membawa perubahan apapun dari impresi berkendara. Namun setidaknya pembaruan pada mobil ini cukup menyegarkan mata pengendaranya. Rasa berkendaranya cukup menyenangkan, suspensi saya beri nilai plus. Mungkin akan bertambah plusnya jika transmisi menggunakan otomatik konvensional atau CVT. (Raju)
Baca Juga: Renault Kwid Climber: Kesan Pertama yang Menggoda
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.