Toyota Raize punya daya tarik kuat dalam menggaet konsumen lokal. Tak hanya dikemas dalam bungkus SUV modern, fitur-fiturnya pun begitu lengkap melampaui harga yang ditawarkan. Belum lagi pemakaian mesin turbo mungil satu liter yang diklaim punya tenaga setara 1.500 cc naturally aspirated. Kami menyelami bagaimana kemampuan performa mobil dalam uji singkat di Toyota Driving Experience (TDE) Sunter.
Tren mesin kecil tiga silinder plus induksi turbo terus digaungkan pabrikan. Kilas balik sebentar sebelum Raize dan Rocky mengaspal di sini. Mulanya, Astra Daihatsu Motor sering kedapatan menguji enjin turbo seperti Thor (1KR-FE I3; 996 cc). Unit kerap muncul di Tol Cikampek, jalanan di Jawa Tengah dan berbagai lokasi. Tujuannya, ADM ingin mengetahui durabilitas serta kemampuan konfigurasi mesin itu di medan seperti Indonesia. Perusahaan jua ingin menyiapkan mobil anyar, tatkala tren turbo kecil datang di sini.
Akhirnya perlahan jawaban terungkap, melalui kemunculan Rocky dan Raize yang memakai jantung turbo kecil. Kedua produk ini merupakan buah kerja kolaborasi kelima dari Toyota serta Daihatsu. Mereka saling berbagi platform dan mesin. Lantas apakah ia betul-betul mumpuni sebagai urban kompak SUV? Dan apakah segala kelengkapan itu sepadan dengan banderol saat ini?
Baca Juga: First Drive BMW 520i M Sport, Terkadang Sedan Eksekutif Perlu Juga Tampil Atletis
Oke, Raize yang dijajal adalah varian GR Sport TSS dual tone. Untuk harga saat ini, masih dalam skema diskon PPnBM 100 persen, menjadi Rp265,9 juta on the road Jakarta. Ia disokong mekanikal pacu 1KR-VET berkonfigurasi 998 cc tiga silinder segaris VVT-i, 12 valve, DOHC plus dorongan turbo. Sebetulnya tipe jantung mekanis tertanam sama dari Toyota Agya, hanya saja diimbuhi induksi turbo.
Namun kompresinya dibikin rendah 9,5:1 untuk mengakomodasi asupan udara dari bilah turbo. Dengan diameter langkah 71.0 mm x 83.9 mm, ledakan piston ganjil Raize memberi tenaga maksimal 98 PS pada 6.000 rpm. Kemudian torsi puncak 140 Nm, tersedia mulai dari 2.400 hingga 4.000 rpm. Tatkala dicoba untuk bergerak dari 0 hingga kisaran 60 kpj. Hasilnya lumayan tangkas. Maklum, lokasi pengujian memang terbatas namun bisa digunakan sebagai simulasi segala jalanan di Indonesia.
Yang dirasa saat injak pedal gas dalam-dalam secara instan, respons turbo baru mulai terasa pada 2.500 rpm. Aliran tenaga ke roda depan seolah-olah mengalir deras pada putaran itu. Selebihnya distribusi energi kinetik mulai linear. Sebagai SUV 4 meteran, bekal itu sudah cukup untuk berselancar di jalan perkotaan. Toh yang ingin dicapai ialah efisiensi bahan bakar, namun tak mengorbankan stamina mesin. Sementara ini kami belum melakukan road test untuk melihat seberapa irit BBM. Namun berdasar klaim Toyota, ia tak kalah efisien dari mobil LCGC.
Lantas salah satu nilai jual yang ditawarkan Raize ialah pengendalian alias handling. Bagian sistem redaman saudara kembar Daihatsu Rocky ini, pakai MacPherson Struts sebagai suspensi depan. Sedangkan Torsion Beams digunakan sebagai penyangga roda belakang. Racikan in telah dikembangkan menggunakan formulasi baru. Bentuknya dioptimalkan, pengurangan bobot dan posisi sudut penopang diperbarui. Klaim pabrikan, rekayasa itu memberikan pengendaraan stabil dengan minimal guncangan. Bahkan cepat menetralkan getaran atau benturan apapun dari permukaan jalan dilindas.
Dan betul, saat pengujian di TDE, bantingan suspensi tidak begitu keras dan kaku. Raize masih bisa menahan guncangan dari simulasi jalan tak rata. Begitu pula saat melewati speed bump rapat. Rebound pegas tergolong pas, tak membal terlalu cepat. Sehingga penghuni kabin senantiasa nyaman walau bodi bergoyang.
Baca Juga: First Drive Hyundai Ioniq dan Kona Electric, Berpacu di Sirkuit Tanpa Gemuruh
Simulasi lain pun turut dilakukan di medan slalom. Raize diajak bergerak di kecepatan 40 kpj hingga 50 kpj untuk melaju zig-zag dengan sejumlah deret cone. Body roll memang tetap ada, namun tidak besar. Seluruh ban dapat menapakai aspal dengan baik. Terutama bagian belakang, saat diajak bermanuver tajam tidak ikut membuang ke kanan atau kiri. Kemudian komunikasi antara lingkar kemudi dengan gesekan ban di jalan terjalin harmonis. Setir sudah mengadopsi sistem EPS, terasa ringan saat parkir mobil dan menjadi berat (tertahan) kala melesat kencang. Segala formulasi itu bikin Raize memiliki pengendalian cukup, jika dibanding hatchback Toyota lain.
Raize GR Sport TSS mengacu pada nama divisi Gazoo Racing sebagai strata atas. Fitur tertanam di sini, jelas paling lengkap. Unit mengenakan “baju” bergaya GR Sport Body Kit, LED headlamp with sequential turning lamp, pelek 17 inci black alloy wheel. Kemudian tersedia daytime running lamp, exclusive leather steering, hingga fabric and leather combination seats.
Adapun kelengkapan tambahan lain berupa auto AC digital, auto headlamp serta paddle shift plus GR Sport emblem. Varian atas Toyota Raize memiliki enam titik kantong udara, Pre-collision System, Adaptive Cruise Control, Front Departure Alert, Lane Departure Assist with Steering Assist. Lanjut Pedal Misoperation Control, Rear Cross Traffic Alert, juga Blind Spot Monitoring. Anda juga bisa menikmati sejumlah fitur dengan teknologi terdepan. Seperti meter cluster (MID) 7 inci TFT berupa display interaktif dan modern.
Layar dapat diganti-ganti dalam empat opsi tampilan yaitu Advanced, Exciting, Simple, serta Analog. Selain itu terdapat juga advanced features lain. Misalnya steering switch, interior illumination, serta interactive 9 inch head unit bergaya floating design. Konsumen dapat terkoneksi dengan smart device T-Link dan mempunyai fitur personal reminder. Bahkan dapat dimanfaatkan sebagai pengingat aturan pelat nomor ganjil-genap. Tinggal memasukkan data mobil ke dalam sistemnya.
Fitur standar di seluruh Raize jua mantap. Unit sudah dilengkapi fitur keamanan berupa rem dengan Anti-lock Braking System (ABS). Lanjut Vehicle Stability Control (VSC), Hill Start Assist (HSA), Seatbelt Warning, Rear Parking Sensor, Rear Parking Camera, serta Alarm + Immobilizer. Kemudian ada pula front soft pad armrest.
Jujur, Raize lebih tampan dari Rocky. Mukanya agak mirip RAV4 terbaru. Dibanding milik Daihatsu, grille trapesium besar disemprot cat hitam. Sudut kedua sisi mengotak, berpadu tonjolan bumper depan. Fog lamp bulat ditemani lampu strip LED di atasnya. Seluruh fender dilapis plastik gelap, sambung dengan side skirt di seluruh tubuh. Tatanan ini menambah nuansa sporty, sesuai karakter konsumen muda perkotaan.
Impresi sosok crossover begitu kuat pada roman Raize. Penerapan spion dan atap mengambang serbahitam diberikan, demi mendapat karakter menonjol. Di bawahnya, pelek dual tone lima palang dipasang mempermanis tampilan. Ia mengusung pelek alloy 17 inci dikelir gelap supaya tampak garang. Lalu peralatan interior dapat mencakup sisipan aksen perak, monitor layar sentuh mengambang dan ventilasi AC trapesium. Sayang ia tak dibekali wireless charging seperti Kia Sonet dan Nissan Magnite. Di konsol tengah hanya tersedia power socket dan USB saja.
Kalau menurut kami, harga terpasang lebih mahal dari Rush TRD AT Rp260 juta. Raize masih punya daya tarik berupa mesin turbo. Apalagi kelengkapan begitu komplet di varian GR Sport TSS. Cukup setimpal untuk menukarkan uang Anda dengan strata atas. Tapi, jika diskon pajak barang mewah PPnBM ditanggung pemerintah berlaku 50 persen pada awal Juni 2021. Maka harga semakin naik. Dan rasanya dari segi value for money sudah melebihi batas psikologi di segmen SUV 4 meteran. Kalau hanya bicara kendaraan dalam fungsi mobilitas. Varian menengah bermesin turbo menjadi lebih rasional. Yang penting, kalkulasi dulu berapa dana tersedia untuk menentukan pilihan trim paling tepat. (Alx/Odi)
Baca Juga: First Drive MG ZS EV, Rasa Berbeda dalam Tampilan Konvensional
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.