Tanpa menunggu terlalu lama, All New Honda PCX 160 mengaspal di Indonesia. Perkenalan perdana di Jepang dan Thailand, lumayan mengetahui perubahan PCX generasi baru. Secara teknis tentu disentuh, malah lumayan banyak. Salah satu fokus utama agar menghadapi persaingan melawan Yamaha Nmax. Boleh dianggap, semakin premium dan lebih revolusioner dibanding model sebelumnya.
Unsur gres yang terkandung di PCX 160 harus diwaspadai oleh rivalnya. Tak hanya dari segi tampilan, kinerja handling dan dapur pacu juga meningkat. Dari serangkaian ubahan, kami sangat terkesan dengan teknologi mesin yang dinamakan Enhanced Smart Power Plus (eSP+). Jelas membuat kami tergiur mengenai caranya berlari. Dan inilah kesempatan kami untuk menguji All New PCX 160 di lintasan Safety Riding and Training Center AHM, Greenland International Industrial Centre (GICC) Kota Deltamas, Cikarang, Jawa Barat.
Honda mengaplikasikan desain baru dengan mengusung konsep 'Personal Comfort Saloon'. Tampilannya merupakan kombinasi dari kemewahan dengan personalisasi. Identitas sebagai skutik premium terlihat jelas saat pertama kali melihatnya.
Kesan elegan tampak jelas di bagian wajah. Bentuk fasad tidak lagi pakai garis mengkurva sebagai pemisah lampu. Semua dibuat menyatu, dari ujung lampu sein sampai headlight. Posisinya horizontal dan melebar, selaras dengan desain keseluruhan. Lampu utamanya dibuat lebih menyipit.
Begitu pula stoplamp yang mendapat sentuhan anyar. Walau masih menampilkan siluet X, bentuknya kini lebih futuristis. Kesan cahaya efek tiga dimensi lebih menonjol. Dengan mempertahankan lampu LED pada semua sistem tata cahaya, semakin mendukung kemewahan dan kecanggihan All New Honda PCX 160.
Sisi sayap depan dibuat lebih ramping, dan lekukannya segaris lurus dengan bodi belakang. Ada perbedaan juga di ujung pijakan kaki. Bodi kasar warna hitam di sisi dek tengah kini lebih kecil, dengan sedikit imbuhan menyiku menuju ke footpeg pembonceng yang bisa dilipat.
Panel bodi belakang juga mengalami perubahan, meski tak terlalu signifikan. Untuk menambah kesan elegan, perubahan pun terdapat pada logo. Buat tipe CBS, berwarna tembaga, sedang yang versi ABS berkelir gold. Lagi-lagi, jati diri sebagai skutik premium kian terpancar.
Sebelum turun ke lintasan, pihak safety riding AHM memberikan sedikit informasi mengenai beragam jalur yang harus dilalui. Tak lupa juga mengecek segala perlengkapan riding. Kali ini mereka tidak menyediakan banyak tikungan patah ke kiri maupun kanan seperti saat mengetes Honda Scoopy. Ini lebih memfokuskan handling dengan belokan lebar dan trek lurus. Ya, sengaja dibuat begitu agar para rider test bisa melakukan uji performa dari mesin generasi baru PCX. Cukup menantang.
Pertama duduk di atasnya, tidak ada beda dengan model sebelumnya. Masih sama. Tetap menyajikan posisi riding santai, karena sejak PCX generasi pertama, itulah yang menjadi daya tarik. Baik setang, posisi jok hingga pijakan kaki identik dengan pendahulunya.
Tapi kontur jok boleh dibilang pas, tidak terlalu keras ataupun empuk. Permukaannya juga cukup lembut. Apalagi pakai model kursi berundak -pemisah antara pengemudi dan penumpang- terasa nyaman untuk menopang bokong rider.
Ketika duduk, posisi kaki bisa menyesuaikan dengan keinginan pengendara. Mau ditekuk ataupun selonjor, dek cukup luas. Tak perlu khawatir juga kalau dengkul mentok dasbor depan. Untuk menambah kenyamanan, Honda PCX 160 mengalami ubahan di ujung penopang kaki. Meluas hingga 30 mm (3 cm), sehingga memungkinkan kaki pengendara bisa berselonjor lebih nyaman.
Ergonomi PCX generasi baru tak beda jauh versi sebelumnya. Jarak stang pas, tidak terlalu panjang atau dekat. Jangkauannya berikan kenyamanan tersendiri. Kombinasi segitiga berkendara antara, bokong, kaki, dan tangan membuat pengendaranya rileks.
Saat mengendarainya, impresi kami langsung terbayang skutik khas benua biru. Ya, karena si PCX 160 pakai roda belang alias beda ukuran. Depan 14 inci dan belakang 13 inci. Ban belakang lebih kecil agar mendapat traksi lebih baik. Walau lingkarnya lebih kecil tapi luas penampangnya dibuat lebar, sehingga motor lebih ajeg saat menyentuh aspal.
Hal ini patut diapresiasi, lantaran konsep roda beda ukuran biasanya diadopsi oleh skutik-skutik yang berada di Eropa. Bukan tanpa sebab, inovasi itu menjanjikan stabilitas yang baik kala dipakai harian maupun turing.
Berkaitan pula dengan jarak main maksimal suspensi belakang. Ya, peredam kejut dirancang lebih panjang 15 mm dibanding PCX 150. Bagian axle stroke juga ditingkatkan 10 mm. Sayangnya, selama sesi pengetesan tak ada obstacle jalan bergelombang. Jadi kami tak bisa maksimal merasakan karakter redamannya. Padahal Honda juga telah menciptakan dudukan handle dengan struktur rubber mounting. Kombinasi ukuran karet dan kekerasannya telah dioptimalkan, sehingga dapat mereduksi getaran yang terjadi di setang.
Walau dimensi bodi cukup lebar dan besar, masuk-keluar tikungan tetap lincah dan gesit. Tentu saja, itu terbantu hadirnya rangka double cradle model baru. Saat meliuk-liuk di rintangan sirkuit, tidak ada rasa understeer atau kesan bodi belakang yang tertinggal.
Dalam sesi pengetesan kali ini, ternyata kami diuntungkan kondisi sirkuit sedikit basah setelah diguyur hujan. Ya, bisa menguji HSCT atau Honda Selectable Torque Control. Seperti kita tahu, fitur itu bisa mencegah roda selip akibat jalan licin saat hujan. Saat mencobanya di belokan basah, tak perlu ragu. Power mesin terjaga dan membuat roda belakang tetap mempertahankan daya cengkeram. Oh iya, jangan mengandalkan fitur canggih itu pada kecepatan terlalu tinggi, karena tetap saja ada potensi tergelincir.
Bagi pengendara yang tidak terbiasa adanya traction control, fitur itu bisa dimatikan. Tinggal setel di bagian panel instrumen. Pencet tombol mode hingga muncul tulisan HSCT, kemudian tekan select 3 detik untuk menyalakan-menonaktifkan. Sungguh skutik revolusioner.
Honda PCX 160 menjanjikan performa mesin lebih bertenaga dari generasi sebelumnya. Sebagai catatan, ia menggendong jantung mekanis satu silinder, 160 cc, SOHC, 4 katup, berpendingin cairan dan PGM-FI. Bedanya sekarang pakai teknologi yang dinamakan Enhanced Smart Power Plus (eSP+). Di atas kertas, ia bisa melontarkan daya sebesar 16 Hp di 8.500 rpm dan torsi 14,7 Nm pada 6.500 rpm. Lantas bagaimana akselerasi dan kecepatan puncak?
Soal akselerasi awal, Honda PCX 160 tidak ada sentakan. Masih terasa halus di putaran bawah. Namun ketika sudah mencapai putaran tengah, dorongan makin jadi. Hal ini selaras dengan karakter mesin overbore (60 x 55,5 mm), yang lebih optimal pada putaran atas (high RPM). Makanya, pada saat kami mencobanya di sirkuit safety riding AHM di Delatamas, Cikarang, tarikan bawah terasa smooth. Tapi kalau sudah di atas 4.000 RPM, skutik ini mampu berikan ekspektasi dahsyat. Hasil itu juga harus dibuktikan dengan metode lain, salah satunya menggunakan race logic.
Sayangnya sesi pengetesan yang didapatkan sangat singkat. Cuma 5 putaran lantaran kondisi yang tidak memungkinkan. AHM membagi jadwal uji coba agar tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Di samping itu, intensitas curah hujan sedang tinggi. Bila ingin ulasan lebih mendalam, tunggu saja saat sesi test ride lebih komprehensif.
Selain mesin dan desain, fitur juga makin canggih. Utamanya saat dipakai harian, pengendara dijamin tak bakal bosan kala melihat bagian kokpit. Dimanjakan dengan tampilan panel instrumen menarik. Ukurannya lebih besar dibanding generasi sebelumnya, dan terdapat kombinasi negative display dan garis berkelir hijau. Dibalut list krom di tiap sisinya, membuatnya kian mewah dibanding model lama.
Kemudian ada sentuhan kecil di bagian kunci FOB (smart key system). Remotenya punya wujudnya lebih melengkung supaya lebih nyaman digenggam. Tombolnya punya desain baru, diperbesar untuk meningkatkan pengoperasian. Sekarang terbagi menjadi 2 bagian. Tombol atas difungsikan sebagai Answer Back dan Alarm anti-theft (anti maling) serta satu lagi buat on/off smart key.
Improvement pada sasisnya ternyata berdampak pada peningkatan fungsionalitas. Kapasitas ruang penyimpanan di bawah jok jadi lebih luas. Jika sebelumnya berkapasitas 28 liter, berkat perubahan struktur kini menjadi 30 liter. Volume tangki bahan bakar juga lebih besar, 8,1 liter.
Lalu di kompartemen depan, khususnya di sebelah kiri, ditingkatkan menjadi 1,7 liter. Di situ disediakan power charger type A USB dengan daya maksimal 5V 2,1A. Jadi pengendara bisa menambah daya baterai smartphone dengan kabel charger bawaan smartphonenya tanpa perlu penambahan konektor. Posisinya bisa ditutup, jadi lebih aman.
Secara keseluruhan, generasi baru PCX tidak hanya sekadar menjual tampilan. Beragam fitur canggih penunjang kenyamanan dan keamanan juga telah ditingkatkan. Kendati harganya makin mahal, apa yang ditawarkan PCX 160 cukup menarik perhatian. Evolusi menjadi kendaraan premium benar-benar terasa. Tak salah jika ia menjadi skutik mewah di kelas 150 cc sampai 160 cc di Indonesia. Harga untuk varian CBS Honda PCX 160 dijual Rp 30,350 juta, dan ABS Rp 33,950 juta OTR Jakarta. (Bgx/Odi)
Baca Juga: First Ride All New Honda CBR150R: Terpuaskan Rasa Kendali, Tak Tergiur Caranya Berlari
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.