Di segmen skutik 150 cc, Honda mengganti Vario 150 dengan Vario 160. Perubahan mesin jelas meningkatkan performa mesin. Kami langsung mencobanya bersamaan momen peluncuran di Safety Riding Center AHM Cikarang, Jawa Barat. Merasakan impresi perdana skutik yang dibanderol mulai Rp25,8 jutaan itu.
Pertama soal desain. Secara keseluruhan tampilan Vario 160 nampak lebih besar dan lebar dari Vario 150. Terlihat dari ukuran dimensi yang memang berubah. Kini panjangnya 1.929 mm, lebar 679 mm, dan tinggi 1.088 mm. Bandingkan model lama dengan ukuran panjang 1.919 mm, lebar 679 mm dan tinggi 1.062 mm. Justru tambah melar dan lebih tinggi berkat beberapa ubahan seperti ban tubeless lebar dengan ukuran 100/80-14 di depan dan 120/70-14 di belakang.
Desain dual keen LED headlight disempurnakan lagi. Headlamp dengan teknologi LED kini makin tegas lewat DRL memotong cover depan. Pendekatannya ke arah premium dengan tetap mempertahankan ciri khas sporty. Ubahan lain seperti cover yang sebelumnya cembung kini mengotak dan berkontur. Sementara stoplamp masih menggunakan LED yang kini bentuknya berubah lebih menyipit.
Kami mendapat jatah model ABS yang menjadi varian teratas. Fitur menarik seperti Honda Smart Key system untuk keamanan dan kemudahan menyalakan mesin, USB charger type A yang kini ada di kompartemen kiri. Selain itu masih ada Digital panelmeter berisi informasi lengkap berupa indikator kecepatan, jarak tempuh, bahan bakar, indikator Smart Key, jam digital, fuel consumption, indikator tegangan baterai, indikator penggantian oli, trip meter, indikator ISS, dan indikator ABS. Sebagai skutik premium, Vario 160 tetap memberikan kemudahan membawa beragam kebutuhan dengan bagasi berkapasitas 18 liter yang juga. Daya tampung bahan bakar juga banyak sebesar 5,5 liter.
Tidak ada masalah berarti untuk menapakkan kaki secara keseluruhan di atas tanah. Tinggi rider sekitar 169 cm dengan berat badan sekitar 90 kilogram, sangatlah pas. Penggunaan pelek 14 inci dengan tapak lebar sedikit meningkatkan ground clearance menjadi 140 mm. Sedangkan tinggi jok 778 cm.
Posisi berkendara juga nyaman. Berkat ukuran jok yang cukup lebar dengan bahan anti licin membuat berkendara terasa nyaman. Bentuk jok juga memiliki ketinggian berbeda antara pengendara dan penumpang yang membuat bagian pinggul pengendara mendapatkan tambahan support saat duduk cukup lama di atas motor.
Ada beberapa pertanyaan mengenai area kaki di Vario 160, Apakah cukup sempit terutama di bagian lutut. Ini setelah melihat desain kompartemen yang cukup menjorok keluar membuat perhatian di area lutut menjadi sempit. Dalam percobaan singkat, area kaki tidak memiliki masalah ruang. Bagian lutut masih bisa bergerak leluasa dengan cukup banyak ruang tersisa serta tidak menyentuh kompartemen di kiri dan kanan. Berkat penggunaan rangka baru, Honda mengklaim area pijakan kaki menjadi lebih luas. Pengendara dengan ukuran kaki 44 alias sekitar 27 cm tidak kesulitan menempatkan telapak di dek. Bahkan masih tersisa tempat penyimpanan tas atau belanjaan karena memiliki ruang cukup besar.
Posisi duduk nyaman juga terasa berkat setang yang tidak terlalu lebar. Terlebih desainnya kini terlihat lebih menekuk ke dalam yang membuat pegangan tangan pengendara tidak terlalu tegang. Pastinya berdampak ketika berkendara lama. Posisi setang menekuk ini juga membuat akses tombol yang semakin mudah.
Perhatian utama tentu tertuju ke mesin baru. Honda menyematkan enjin 156,9 cc 4 langkah 4 katup eSP+ dengan pendingin cairan yang sama dipakai oleh PCX 160. Menghasilkan tenaga 15,4 PS di 8.500 rpm dan torsi 13,8 Nm di 7.000 rpm. Di atas kertas mesin ini naik 2 PS dan torsinya naik 0,4 Nm dari model lama. Tapi ternyata lebih kecil sedikit dari PCX sebesar 16 PS dan torsi 14,7 Nm. Usut punya usut, AHM menggunakan metode pengujian dengan bensin RON 88 yang dinilai paling banyak digunakan calon konsumen Vario 160 di berbagai daerah. Sehingga catatan output lebih rendah dari PCX. Bisa dikatakan tenaga asli Vario 160 setara PCX terbaru.
Terbukti dari sensasi tenaga yang disalurkan melalui transmisi otomatis dengan kopling sentrifugal. Tendangan daya lebih kuat langsung terasa di putaran bawah. Sehingga mampu melesatkan dari diam ke 60 km/jam cukup cepat. Sayang memang belum bisa merasakan tembus angka 100 km/jam karena keterbatasan trek pengetesan AHM. Seharusnya tak akan sulit.
Berat memberi pengaruh. Vario 160 kini memiliki bobot 117 kg berkat penggunaan rangka berteknologi eSAF. Beratnya 11,7 kg atau lebih ringan dari model terdahulu (12,8 kg). Kalau memperkirakan weight to ratio, harusnya lebih besar dibanding PCX.
Rangka eSAF terbaru juga memberikan dampak ke handling. Di arena pengujian, AHM memberikan rute berkelok dengan lajur sempit. Manuvernya terasa mudah berkat gabungan suplai tenaga di putaran bawah yang lebih besar, serta posisi berkendara nyaman. Tidak ada kesulitan juga untuk menikung di belokan tajam. Posisi badan pengendara juga mudah untuk mengatur keseimbangan ke kiri dan ke kanan. Kemudahan ini juga makin meyakinkan berkat penggunaan ban tapak lebar berukuran 14 inci di depan dan belakang. Grip ban cukup terasa di lintasan aspal panas yang membuat kepercayaan diri bertambah.
Kestabilan juga terasa berkat penggunaan suspensi teleskopik di depan dan swing arm dengan suspensi tunggal di belakang. Honda mengungkapkan bagian suspensi belakang memiliki penyegaran berkat penggunaan rangka baru. Rasanya terasa rigid untuk penggunaan harian yang cukup stabil dibawa bermanuver. Kepresisian juga terasa berkat pengereman ABS single channel dengan cakram 220 inci piston tunggal di depan dan kehadiran rem cakram. Pengoperasian rem juga terasa mudah berkat tuas lumayan sensitif saat ditekan.
Pengetesan ini hanya berlangsung singkat. Memang butuh waktu lebih banyak untuk merasakan keunggulan arsitektur baru Vario 160. Namun dengan ubahan yang ada, tentu tidak boleh dilewatkan. Khususnya bagi konsumen yang merasa mesin lama kurang bertenaga. (Sta/Odi)
Baca Juga: Test Ride All New Honda PCX 160
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.
