Yamaha Indonesia mencari peruntungan baru lewat Fazzio bertitel hybrid. Masuki kategori berbeda (Yamaha Classy), ia memang sengaja disiapkan untuk menjaring pasar generasi muda yang gemar skutik perkotaan. OTO dan Zigwheels pun berkesempatan menjajal langsung si skuter matik berkeliling Kota Bogor sejauh 19,8 km. Tentu cara merasakan berkendara dan sudut pandang tetap dalam koridor value for money di level ini. Untuk diketahui, ia dilego Rp21,7 juta hingga Rp22 juta on the road Jakarta.
Sebelum jauh berbincang mengenai performa berkendara, baiknya dimulai dari rancangan bodi. Karena konsumen kerap memandang desain dulu, baru memikirkan performa maupun kelengkapan fitur. Nah, lantaran Fazzio disiapkan untuk konsumen muda, maka sudah menjadi jalur tepat tatkala Yamaha menawarkan permainan warna cantik. Dalam sudut pandang penguji, kelir tubuh neo cyan atau hijau toska jadi pilihan paling eye catching alias menyedot perhatian. Sehingga sangat linear bila diajak bergaya, nongkrong di café atau mobilitas harian.
Fazzio memiliki paras sangat klasik sekaligus simpel, sehingga mudah “dicerna” konsumen. Dimulai dari bentuk batok atas membentuk oval plus sorot cahaya berteknologi LED. Terang namun hemat energi. Kemudian lampu sein berpola vertikal berada tepat di bawahnya. Bentuk sayap depan juga terlihat manis plus sentuhan cat hitam di tengah untuk varian Neo. Sedangkan tipe Lux terdapat lapis kromium di dada plus kulit sintetis coklat di jok. Spesifikasi lain tetap sama.
Walau gaya Fazzio bak skutik retro, namun tetap tampak menyiratkan kesan canggih dengan tata letak LED. Begitu juga rupa bodi ramping hingga desain lampu buritan. Saat menengok panel meter juga sudah sepenuhnya digital. Cocok bagi kaum urban. Mengenai dimensi, ia memiliki panjang 1.820 mm, lebar 685 mm, tinggi 1.125 mm dan jarak sumbu roda 1.280 mm. Tinggi tempat duduk 750 mm, pas bagi masyarakat Asia.
Penguji memiliki tinggi 173 mm. Saat menaiki jok lebar Fazzio terasa ditopang pas. Kaki bisa menapak sempurna ke tanah asal posisi agak maju sedikit ke depan. Berkendara pun tergolong nyaman dengan kondisi kedua lutut dan lengan tangan sangat rileks. Enaknya lagi sudah pakai smart key system, sehingga tanpa pegang anak kunci, kita bisa langsung bergegas tancap gas. Kemudian panel meter sepenuhnya digital, sesuai tren masa kini.
Oke, lanjut ke spek teknis. Dengan rangka underbone, ia menggendong mesin berkapasitas 125 cc. sedikit lebih besar dari Honda Scoopy. Enjin Fazzio memiliki rasio kompresi 11:0,4. Oleh piston tunggal membuncahkan daya maksimum 6,2 kW di 6.500 rpm. Sedangkan torsi puncak diraih 10,6 Nm sejak 4.500 rpm. Mereka memakai sistem pembakaran injeksi, elektrik starter, berikut pelumasan mesin 0,80 liter. Figur ini sudah cukup untuk menggerakan si skutik mungil Fazzio.
Berbicara soal teknologi hybrid, sebetulnya lebih mengacu ke Electric Power Assist Start. Nah, perangkat inilah yang membantu akselerasi awal lebih bertenaga dan halus. Khususnya saat kita membawa penumpang, barang dan jalan menanjak. Lokasi pengetesan sengaja dilakukan di Kota Bogor dengan medan tanjakan cukup banyak. Betul saja, Fazzio tak terlalu kerepotan untuk mengarungi lanskap jalan seperti itu. Tapi tetap, menjaga momentum untuk naik juga harus diperhatikan.
Tarikan awal boleh dibilang responsif untuk kelas skutik 125 cc. CVT berkerja dengan baik mengolah aliran daya hingga tersalur lembut ke roda belakang. Menurut Aji Handoko, Technical & Education Manager Yamaha Indonesia. Posisi CVT Fazio memang sengaja dibikin pendek agar memiliki tarikan tangkas saat tuas akselerator diputar cepat. Hasilnya memang demikian saat kami jajal langsung. Kemudian posisi mesin dibuat agak mundur agar dek tengah dapat semakin lebar menampung kaki atau barang-barang ringan.
Jujur, untuk pengendalian Fazzio terbilang mengesankan. Awalnya dengan melihat bentuk kepala besar dan dada lebar bakal membuat handling sedikit kaku. Namun tidak demikian. Dengan profil ban 110/70 12 inci. Tatkala si skutik diajak bermanuver tajam, berselancar kencang, semuanya positif menyenangkan. Sangat presisi dan mudah dikendalikan. Ini bisa menjadi modal berharga Yamaha Fazzio, saat dipakai konsumen untuk membelah kemacetan jalan perkotaan.
Rupanya, ada satu hal yang dikorbankan yakni peredam kejut belakang terasa keras saat ditunggangi sendirian. Rebound pegas sangat instan, sehingga kurang bisa menyerap guncangan keras saat Fazzio melindas medan tak rata atau tanggul jalan. Mungkin solusinya, jika Anda memang benar pecinta skutik nyaman, bisa ganti dengan beberapa merek aftermarket yang bisa diatur tingkat kekerasannya.
Namun masih ada hal lain yang bisa diandalkan, yakni aplikasi Y-Connect. Pengendara dapat terkoneksi untuk mendapatkan update notifikasi telepon dan pesan. Kemudian lokasi parkir, rekomendasi perawatan (engine oil dan battery/accu), monitoring konsumsi bahan bakar dan notifikasi malfungsi. Itu semua ditawarkan Yamaha Indonesia guna memikat hati generasi muda sekarang. Kemudian jadi satu-satunya skutik 125 cc berteknologi ini. Kalau semua poin diakumulasikan, maka kami memberi rating 4,5 dari lima bintang sempurna. Bagaimana, tertarik memilikinya? (Alx/Odi)
Baca Juga: Menguji Kemampuan Serbaguna Yamaha Gear 125
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.