Kami sudah menelaah perubahan fisiknya di sesi first impression. Berlanjut pada pengujian singkat impresi berkendaranya. Tak cuma itu, kami pun sempat mengendarainya bersama rombongan media saat sesi pengetesan bersama. Kini, kami ajak All New Honda BR-V ke pengetesan komprehensif.
Ada beberapa aspek yang ingin kami teliti di sini. Impresi berkendaranya saat digunakan harian di perkotaan. Lalu, performanya ketika dibawa ke medan yang beragam sesuai nafas SUV. Tak kalah penting, kami juga penasaran bagaimana efisiensinya jika diuji dengan metode yang terukur.
Semua hal ini kami rekam lewat unit pengetesan All New Honda BR-V Prestige dengan fitur Honda Sensing. Mobil seharga Rp346,6 juta berwarna Premium Opal White Pearl ini adalah varian tertinggi dengan paket fitur keselamatan terbaru.
Melihat sosoknya, memang ia terlihat lebih besar. Seolah mengintimidasi mereka yang pernah punya BR-V generasi terdahulu sambil berteriak, "Aku mobil yang lebih besar," dan memang demikian faktanya. Berdiri di atas sosok 4.490 x 1.780 x 1.685 mm (P x L x T), ia lebih besar (P +45 mm, L +45 mm, T +19 mm) dari pendahulu.
Intimidatif tentu saja, peningkatan luas dimensi tadi soalnya disertai ubahan wujud yang lebih gagah. Kami ulas lengkap ubahan fisiknya di artikel ini. Nyatanya ketika masuk ke kabin, semua ubahan menjadi lebih gagah itu juga membuatnya lebih fungsional.
Bagian moncong dengan kap yang besar, bukan alasan untuk gagah-gagahan semata. Paruhnya yang besar itu juga fungsional. Ia kini memudahkan kami menyusun perspektif bodi Honda BR-V dari balik kemudi. Berbaris rapat saat macet, masuk ke gang yang belum pernah dilalui, bisa terkendali dengan mudah karena seluruh sudutnya terpantau.
Berdiri dengan konstruksi baru lebih besar di seluruh sisinya, ternyata tak mengurangi kemampuan pengendalian. Ia berhasil bertahan sebagai Low SUV paling asyik untuk dikendarai. Nilai positif ini ternyata imbas dari penyesuaian di bagian kaki-kaki dan sasisnya.
Respons kemudi bagi kami masih masuk dalam level sangat komunikatif. Arah yang kami berikan di lingkar kemudi tersalurkan dengan tepat ke roda dengan feedback sangat tepat. Cukup ringan, artinya masih memudahkan buat pengendara baru namun tetap responsif sehingga kesan fun to drive masih terjaga. Ini adalah karakter yang entah bagaimana, selalu berhasil dijaga oleh Honda dari generasi ke generasi pada mobilnya.
Honda memang mengakui bahwa geometri suspensi belakang mendapat penyesuaian. Tujuannya untuk meningkatkan tingkat peredaman dan kenyamanan. Anda bisa melihatnya sendiri, sekarang konstruksi torsion beam dan suspensinya sedikit berbeda dengan BR-V lawas. Efeknya sangat positif untuk pengendaraan dan kenyamanan seluruh penumpang.
Baik ketika sendiri maupun bertujuh, redaman suspensi tetap apik dan terasa lembut dan terdistribusi dengan baik ke seluruh bodi. Walaupun ada sedikit kekurangan ketika dibawa ke kecepatan tinggi di tol, kelembutan suspensi tadi membuat kabin mobil mudah terpantul. Dalam kecepatan tinggi, bantingannya lebih nyaman ketika digunakan maksimal 5 orang saja. Lebih dari itu, kenyamanannya sedikit berkurang. Eits, catatan tambahan, bantingan ini masih dalam daftar atas paling nyaman di kelasnya.
Setelah kami usut, memang ada pula penyesuaian pada kekokohan bodi di bagian depan dan belakang yang ditujukan untuk kestabilan. Nampaknya hal ini berimbas juga pada peredaman getaran dari suspensi.
Salah satu faktor yang kami suka dari Honda BR-V terbaru adalah kelengkapan di balik kap mesinnya. Baik mesin dan transmisi, dibenahi habis-habisan. Kami rasa, Honda menjawab semua keluhan konsumen yang mengeluhkan karakter mesin dan CVT dari model-model Honda generasi sebelumnya. Catat, karakter, bukan jumlah tenaga maupun torsi. Soalnya, pada variabel ini, output BR-V sudah yang terbaik.
Atas dasar itu, Unit L15 tetap digunakan, namun dengan konstruksi baru, karenanya kini kodenya L15ZF kapasitas 1.498 cc, 4-silinder DOHC 16 katup. Jumlah tenaga dan torsi memang relatif sama dengan sebelumnya, 121 PS dan 145 Nm, namun proses mencapai puncak bisa lebih mudah.
Resepnya adalah DOHC, yakni penggunaan dua buah kem di bagian head mesin. Ini berbeda jauh dibanding sebelumnya yang hanya memanfaatkan satu buah kem. TDipadukan dengan VTEC dan VTC. VTEC adalah pengubah profil kem sementara VTC adalah pengubah timing kem. Kalau Anda gak suka dengan materi yang terlalu teknis, enggak perlu bingung, intinya dua sistem ini biasa mereka sebut i-VTEC, dan sudah digunakan sejak lama.
Efeknya? Kami merasakan respons yang lebih baik di putaran bawah dan efisiensi yang lebih baik. Klaim Honda, performa BR-V terbaru lebih baik 3 persen dibanding generasi pertama. Namun hasil kami tak demikian, dengan rute dalam kota dengan stop and go, kemacetan bervariasi dan sesekali melaju cepat saat jalan lengang sepanjang 100 km, efisiensi mencapai 13,5 kpl. Pengalaman kami sebelumnya, BR-V punya efisiensi di level 11,7 kpl dan diferensiasi dengan yang sekarang, mencapai 15 %.
Begitu pula dengan konsumsi bahan bakar di tol. Kami dengan mudah mencatatkan 19,0 kpl. Variabel ini, lebih baik sekitar 10%. Atas dasar itu, efisiensi BR-V kami nilai masih jadi yang terbaik di kelasnya.
Tentu apresiasi akan performa ini tak dapat dilepaskan dari peran transmisi CVT baru bertitel M-CVT Modified. Jika dulu putaran mesin akan bertahan di titik tinggi sementara rasio terus berubah, kini ada sensasi perpindahan gigi dari girboks CVT terbaru ini. Sehingga akselerasi yang lebih menyenangkan bisa tercipta. Ada syaratnya. Anda harus memijak pedal sedalam-dalamnya. Honda menyebutnya dengan Step up shift control.
Kami menjajal BR-V ke situasi yang mungkin dihadapi kebanyakan masyarakat. Saat diajak mengangkut banyak orang, performanya tetap terjaga. Misal ketika diajak untuk menanjak di jalan dengan kemiringan cukup ekstrim di utara Bandung. Bahkan saat stop and go, mesin 1.5 liter dengan transmisi CVT tak kelelahan untuk melaluinya.
Begitupun di jalan tol yang (kini) membutuhkan kecepatan tinggi dijaga dengan sangat stabil. Dengan 6 orang dewasa dan 1 orang balita di dalam kabin, BR-V tetap mampu menjaga performa baik untuk menyalip, maupun meredam kecepatan.
Kabin BR-V, memang terasa seperti mobil yang berbeda dibanding generasi awal. Meski demikian, ini adalah rumus sama dengan yang sebelumnya. Kenyamanan khas MPV yang lapang, praktis, mudah diakses dan fleksibel untuk berbagai kebutuhan.
Kesan mewah kami dapat dari desain jok, layout interior dan material yang digunakannya. Warna hitam yang dominan hingga ke lantai dan atap membuat kesan eksklusif. Bahan yang membungkus jok terasa begitu premium, sungguh naik kelas dari BR-V yang kami lihat pada 2016. Di beberapa sisi pintu, masih ada permainan material antara plastik dan kulit, impresif.
Sejak generasi pertama, BR-V punya level ergonomis yang sangat baik karena diciptakan dari perbaikkan Mobilio. Dan itu ditingkatkan lagi di sini. Terasa sekali ada permainan ketebalan busa di beberapa bagian yang dipadu desain apik. Pengendara bahkan bisa merasakan kemewahan yang lebih lantaran lingkar kemudi yang kini sekelas CR-V. Kulit dengan jahitan kontras membungkus kemudi yang kokoh digenggam.
Penyesuaian jok pengemudi tetap baik, bisa diatur maju mundur, kemiringan punggung serta ketinggian alas duduknya. Sayang, lagi-lagi Honda belum menyematkan pengatur teleskopik pada lingkar kemudi BR-V.
Penumpang baris kedua juga kini kebagian arm rest yang bisa dilipat. Tak lupa, head restraint pada kursi bagian tengah. Bottle holder, kami perhatikan berkurang dibanding sebelumnya. Kini tersisa 8 buah di seluruh kabin, namun, jumlah ini tentu masih terbilang cukup.
Sementara soket power outlet, kini ada di seluruh baris, sehingga penumpang di semua sisi bisa mendapatkan akses untuk mengisi daya. Khusus di baris kesatu, selain power outlet juga ada soket USB 2 buah, ada yang terkoneksi dengan head unit, ada pula yang hanya penunjang daya elektrik.
Kepraktisannya pun tetap masuk jadi yang terbaik. Pintu penumpang, bisa terbuka dengan lebar di semua sisi, memudahkan siapapun untuk masuk ke manapun di dalamnya. Akses ke baris ketiga, masih sama mudahnya, cukup dengan satu tuas saja.
Aspek NVH (noise, vibration and harshness), konon menurut Honda juga dibuat lebih senyap. Kami memang menemukan material tambahan melekat di bagian dalam bodinya, bahkan hingga di balik karpetnya. Upaya ini patut kami apresiasi, artinya, ada keluhan konsumen yang coba dijawab Honda lewat BR-V terbarunya. Di lain kesempatan, kami akan coba mengambil data NVH pada model ini.
Kritik kami sampaikan untuk panel instrumennya. Memang, sudah dilengkapi dengan layar digital. Informasinya pun sangat lengkap di dalamnya. Semua pengaturan sistem terkait fitur maupun pengendaraan, bisa diakses di sana. Namun justru karena aksesnya terpusat di layar ini, membutuhkan sistem navigasi atau kontrol yang intuitif.
Navigasi di sistem ini bukanlah yang termudah dan paling praktis. Utamanya karena tak ada tombol back atau kembali di kemudi. Berikutnya adalah padanan huruf dan fontnya. Bukanlah yang paling atraktif atau keren.
Paling terasa adalah informasi kehematan berkendaranya. Hanya ada logo Eco, kecil di bagian panel instrumen. Padahal, Honda punya pengalaman menyajikan panel instrumen atraktif dan intuitif di mobil-mobilnya seperti Jazz, Civic hingga Odyssey. Rasanya bukan permintaan yang terlampau berlebihan jika panel instrumen dibuat sedikit lebih menarik dengan penunjuk kehematan berkendara berupa iluminasi LED.
Inilah pembeda dan faktor pamungkas yang membuat Honda BR-V meninggalkan lawan-lawannya. Paket fitur keselamatan berkendaranya sangat-sangat canggih dan fungsional.
Ada enam fitur dalam paket fitur keselamatan dengan jargon Honda Sensing. Collision Mitigation System, Lane Keeping Assist System, Road Departure Mitigation System, Adaptive Cruise control, Lead Car Departure Notification System serta Auto-High Beam.
Secara singkat, paket fitur ini ditambah kelengkapan fitur keselamatan pasif seperti 6 buah airbag, side impact beam, crumple zone bagian depan dan belakang serta fitur keamanan aktif VSA, Brake Assist dan Electronic Brake Distribution serta ABS, membuatnya jadi Low SUV dengan perlindungan keselamatan paling mutakhir. Nilai positif dari seluruh paket ini tentunya akan kian meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan maupun cedera bagi pengemudi dan penumpang.
Hadirnya Honda Sensing di BR-V, memang diganjar dengan harga tak bisa dibilang murah. Rp346,6 juta, untuk menebusnya. Jika menurut Anda fitur ini belum masuk dalam daftar spesifikasi yang Anda butuhkan, maka tak perlu menilainya mahal, toh masih ada tipe Prestige dengan kelengkapan yang relatif sama (Tanpa Honda Sensing, dan airbag hanya 4) di harga Rp327,6 juta).
Kurang lebih 5-6 tahun sejak Honda merilis model BR-V generasi pertama, kini penerusnya sudah lahir. Daripada menyebutnya penerus, rasanya lebih layak menyebutnya sebagai The Real BR-V, karena bagaimanapun, BR-V model terdahulu terlalu Mobilio. Hingga tak punya identitas yang terlampau kuat sebagai model lain dari kelas yang berbeda.
Dan dalam waktu singkat, BR-V bisa lahir dengan kemampuan seperti ini. Merupakan sebuah lompatan yang revolusioner. Beberapa kekurangannya, kami rasa bisa menjadi bekal untuk versi facelift nanti. Toh, apa yang ditawarkan saat ini, masih lebih dari cukup untuk berhasil membuatnya masuk dalam predikat Low SUV terbaik di Indonesia. (Van/Odi)
Baca Juga: First Drive All New Honda BR-V Prestige with Honda Sensing
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.