Hyundai merangsek segle Low SUV lewat Stargazer X. Formulasinya sama seperti pemain di kelas ini. Model MPV yang bermain di Low MPV, didandani ala SUV. Jadi persilangan antara dua jenis kendaraan tanpa mengurangi kenyamanan serta akomodasi mobil keluarga. Hyundai menyebutnya sebagai "versatile crossover", apakah sesuai klaim itu? Kami akan mengulasnya.
Kami mendapat unit tes Stargazer X dan langsung membawanya ke rute luar kota, dengan kontur pegunungan. Rasa penasaran membuktikan keunggulan produk Hyundai terbaru ini melewati jalan berkelok menghadirkan pertanyaan, layakkah perubahan yang disematkan Hyundai pada produk berbasis low MPV ini? Simak bahasan berikut
Pangalengan, Jawa Barat, menjadi destinasi tepat untuk menikmati Stargazer X. Area ini dikenal dengan kontur pegungunan yang khas, jalan naik turun, berkelok, jadi area yang pas mengenal lebih jauh pengendalian dan rasa berkendara model terbaru Hyundai ini.
Penggambaran jalan sekitar Pangalengan, banyak kelokan dengan kontur naik dan turun. Kami menuju area sekitar Situ Cileunca, pusat kegiatan wisata di daerah ini.
Soal rasa berkendara, bagi yang pernah menggunakan Stargazer, tidak jauh berbeda saat berada di belakang kemudi. Sudut pandang masih terbilang luas dengan posisi duduk tinggi. Ini karena Hyundai juga memberi ubahan kap mesin dengan desain sedikit terlihat dari area pengemudi, membuat kesan berkendara ala SUV cukup terasa. Selain itu, cover meter cluster juga dibuat melandai, yang memberikan kesan lapang ke area depan kendaraan.
Layaknya MPV, perhatian saat melewati jalan dengan belokan tajam adalah posisi pilar A yang menjadi titik buta. Hyundai memang sudah mengurangi efek ini dengan memberikan sedikit celah di area pilar. Sayangnya untuk beberapa kondisi tertentu di jalan pegunungan tidak terlalu membantu.
Tapi Hyundai memberikan aspek lain yang membuat perjalanan menarik. Pengendalian Stargazer X terasa cukup presisi dengan kendaraan mudah dikendalikan sesuai keinginan. Lingkar kemudi terasa pas diputar saat kendaraan bermanuver. Rasa nyaman ini juga berkat diameter dan bahan setir yang membuat betah digenggam dalam waktu cukup lama. Mengatur posisi duduk cukup leluasa. Terdapat fitur tilt dan teleskopik untuk menggerakkan kolom kemudi. Selain itu jok terdapat pengaturan rebah tegak dan maju mundur lewat tuas manual.
Area pegunungan membuat tim kami beberapa kali melewati jalan non aspal dengan kontur tanah dan bebatuan. Rasa percaya diri berkendara hadir berkat klaim Hyundai yang menyebutkan jarak pijak Stargazer X meningkat menjadi 200 mm dibanding model MPV. Kendaraan dengan mudahnya melewati beragam kontur jalan menuju area perkebunan di sekitar Pangalengan.
Soal kenyamanan, Hyundai mengklaim tetap menggunakan racikan suspensi serupa dengan model MPV. Pakai suspensi Macpherson Strut di depan dan coupled torsion beam di belakang. Selama pengendaraan, kesan yang didapat adalah suspensi ini terasa lebih ajeg dibanding model MPV. Saat melewati kondisi jalan non aspal, goncangan tidak terlalu terasa. Begitu juga saat melibas aspal jalan pegunungan, kesan limbung terasa berkurang.
Kemungkinan, kesan suspensi yang berbeda ini akibat penggunaan ukuran roda berbeda. Stargazer X menggunakan pelek 17 inci dengan ban profil 205/55 R17 sedangkan model MPV menggunakan pelek lebih kecil yakni 16 inci.
Stargazer X masih mempercayakan mesin Smartstream G1.5 MPI 1.497 cc empat silinder mengghasilkan tenaga 115 ps dan torsi 143,8 Nm. Tawaran transmisinya hanya satu yakni iVT yang diklaim memberikan kenyamanan berkendara dan tawaran konsumsi bahan bakar yang efisien.
Tidak ada masalah dengan tenaga yang diberikan mesin ini di kondisi jalan pegunungan. Pengemudi bisa dengan mudah melibas beragam kondisi tanjakan dan turunan dengan sempurna. Sayangnya, tidak ada kemudahan memilih simulasi gigi transmisi lewat paddle shift di balik lingkar kemudi. Hyundai hanya menyediakan drive selector lewat tuas transmisi di posisi D, dan menggeser ke kanan untuk kemudian dapat dipilih posisi gigi plus dan minus. Berguna saat ingin membutuhkan tenaga instan saat di tanjakan atau melewati kendaraan di depan.
Hyundai juga memberikan tawaran mode berkendara untuk menyesuaikan dengan beragam kondisi. Terdapat model Normal, Eco, Smart dan Sport yang bisa dipilih pengemudi lewat tombol di area konsol tengah.
Seperti penamaannya, pengemudi bisa mendapatkan karakteristik mesin yang berbeda di tiap mode berkendara. Eco terasa menahan asupan tenaga, sedangkan Sport membuat asupan tenaga hadir cukup cepat. Mode berkendara Normal dan Smart tidak terlalu memberikan perbedaan, namun mode Smart diklaim memberikan efisiensi dan tenaga terbaik melihat cara mengemudi yang dilakukan.
Kini bicara soal konsumsi bahan bakar. Sebagai klaim, pengujian kali ini tidak menitik beratkan pada cara berkendara irit. Penggunaan Stargazer X sepanjang perjalan dibuat senormal mungkin. Tidak ada pengaturan suhu udara, tekanan ban, dan putaran mesin, semua normal untuk memperlihatkan hasil pengendaraan di luar kota utamanya jalur yang ditempuh.
Lewat indikator pada layar meter cluster, didapat total jarak dari Jakarta hingga ke wilayah Pangalengan, Stargazer X sudah menempuh jarak 187 kilometer. Pengemudi lebih banyak mengeksplor mode berkendara Sport berkat sensasi tawaran tenaga yang diberikan pada area jalan menanjak. Ini membuat catatan konsumsi rata-rata di angka 10,5 km per liter.
Sebagai perbandingan, selama perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, catatan konsumsi rata-rata pada MID sempat menunjukkan angka 11 kpl hingga 12 kpl. Ini memberikan kesimpulan besaran konsumsi BBM memang berbeda menurut kondisi jalan dan juga mode berkendara yang digunakan.
Anggapan Stargazer X hanya versi modif Stargazer tak sepenuhnya salah. Namun Hyundai tetap berhasil meracik mobil dengan tawaran kenyamanan, fitur serta akomodasi salah satu terbaik di kelasnya. Sehingga segala keunggulan dari Stargazer tetap terbawa ke Stargazer X.
Lewat impresi berkendara ke wilayah pegunungan, rasanya tawaran Stargazer X sebagai sebuah crossover atau low MPV bisa diterima. Terlebih, keunggulan dalam sisi kenyamanan MPV terasa jadi salah satu nilai menarik untuk memutuskan pembelian produk ini.
Selain impresi di atas, Stargazer X masih memberikan beberapa keunggulan yang belum dibahas. Ada fitur Hyundai Bluelink yang menghubungkan kendaraan dengan smartphone pemilik, Hyundai Smartsense untuk fitur keselamatan berkendara yang lengkap. Masih ada head unit 8 inci yang dipadukan dengan sound system Bose dan fitur lainnya yang membuat produk ini tidak sekedar low SUV ikut-ikutan. (Sta/Odi)
Baca Juga: Hyundai Stargazer Prime, Pantas Menjadi Benchmark Baru
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.