Mitsubishi Xpander Cross terbaru tak hanya bersolek wajah. Pabrikan meracik ulang bagian tubuh luar maupun dalam. Ada sesuatu spesial yang baru bisa dikenali setelah dirasakan. OTO Media Group berkesempatan melakukan pengujian lebih dalam (road test) terhadap Xpander Cross Premium CVT. Untuk mencari kehebatan sesungguhnya.
Tapi perlu disingkap dulu apa saja yang tertanam di balik bonet. Ia tetap mempertahankan jantung pacu MIVEC 1,5 liter empat silinder DOHC. Kalau dari data di atas kertas, tenaga berdenyut sampai 105 PS di 6.000 rpm. Lalu mesin memberi torsi tertinggi 141 Nm di 4.000 rpm. Transmisi baru jenis CVT dipasang agar penyaluran daya lebih mulus nan halus.
Buat berselancar di atas jalan bebas hambatan dari Jatiwarna (Bekasi) menuju Bogor. Mitsubishi Xpander Cross memberikan respons relatif cekatan. Bahkan dibanding dengan model lama yang bertransmisi AT konvensional 4-speed. Dari kondisi diam, lantas pedal gas ditekan sedikit, putaran mesin berada di bawah 3.000 rpm. Speedometer bergerak cepat sekitar 40 km/jam dalam beberapa detik saja.
Saat melesat di kondisi datar dengan kecepatan konstan 100 km/jam. Terlihat putaran jarum hanya berada di kisaran 1.900 rpm - 2.000 rpm. Kita naikkan lagi menjadi 120 km/jam kontinu, putaran hanya 2.300 rpm. Artinya, untuk bergerak kencang pun bisa tetap irit. Lantaran kondisi lancar tanpa banyak berhenti, di jalan tol. Catatan konsumsi Mitsubishi Xpander Cross CVT tembus 19 km/liter. Itu berdasar Multi Information Display (MID). Kalau kita pandai menjaga ritme mesin tidak lebih dari 3.000 rpm, niscaya bisa lebih. Dan itu kembali lagi soal gaya berkendara dan kondisi lalu lintas riil.
Lain cerita ketika ia diajak berkeliling Jakarta pada hari kerja. Saat itu kondisi jalanan kota cenderung ramai lancar. Layar MID mencatat konsumsi kisaran 15 km/liter. Sebetulnya tergolong irit untuk sekelas small SUV. Bahkan efisiensinya bersaing dengan kendaraan hatchback LCGC. Betul, mesin MIVEC lawas tetap bertengger. Kunci utama yang bikin hemat ialah penggunaan transmisi CVT.
Tak lazim. Umumnya kendaraan dengan transmisi jenis CVT kerap dikeluhkan lemot untuk tarikan awal. Namun tidak berlaku di Xpander Cross. Begitu kita tekan dalam pedal gas, sontak mesin menyalurkan tenaga ke roda depan. Cekatan. Ya memang, raungan mesin pasti terdengar. Tapi tidak lama, selanjutnya mobil bergerak cepat sesuai bukaan throttle. Perubahan rasio (virtual gear) terasa mulus tanpa jeda. Formulasi enjin bareng sistem penyaluran tenaga dari Mitsubishi patut diapresiasi.
Kemudian selisik soal sistem peredam guncangan Mitsubishi Xpander Cross. Sebagai penyangga roda depan 17 inci, terpasang MacPherson Strut. Di belakang pakai Torsion Beam. Mitsubishi bilang, racikan dan diameter mirip kepunyaan Pajero Sport dengan sistem katup. Sistem valve seperti ini biasanya ditemukan di sedan mewah Eropa. Itulah yang dirasakan saat mobil melindas jalan tak rata. Sistem mampu mentranslasikan guncangan sebagai getaran lembut di kabin.
Unik, ramuan baru suspensi ini bikin Xpander Cross sedikit lebih keras dari tipe Ultimate reguler. Namun pengembalian pegas (rebound) saat mobil melindas gundukan polisi tidur (speed bump) terasa halus. Di model lama, cenderung kaku dan membal cepat.
Ini yang bikin mobil lebih stabil walaupun dengan ground clearance setinggi 220 mm. Mengilat di jalan tol terasa nikmat, cenderung menurut. Sedangkan saat melahap jalan becek semi off-road di kawasan Bogor, masih terasa nyaman. Guncangan masih dalam batas toleransi. Anda bisa menyaksikannya di kanal Youtube: The Official OTO.
Nah, menarik. Penyempurnaan suspensi ini juga berpengaruh terhadap respons kemudi. Yang dirasa selama bercengkrama bersama Xpander Cross. Setir terasa responsif ketika bermanuver. Selain itu feedback setir dalam kecepatan rendah juga semakin baik. Saat pengujian, lebih mudah kembali ke posisi awalnya. Bikin nyaman bermobilitas bersamanya. Dan ada racikan satu lagi, penambah keasyikan berkendara.
Ya, yang tak kalah penting ialah imbuhan Active Yaw Control (AYC). Kita hanya bisa menemukan di di Xpander Cross. Perangkat membantu meningkatkan performa menikung dengan menyesuaikan gaya pengereman di roda depan. Sehingga mengoptimalkan kestabilan mobil saat bermanuver secara cepat atau di jalan licin.
Ketika ia melesat kencang di permukaan jalan licin. Sistem sigap mengerem roda depan di bagian dalam tikungan. Hal ini dapat meminimalisasi understeer dan memungkinkan kendaraan mengikuti garis yang diinginkan penguji. Tanpa Active Yaw Control, mobil dipastikan sudah terpelanting entah ke mana.
Cara kerjanya, terjalin kolaborasi antara Anti-lock Braking System (ABS) bareng Active Stability Control (ASC). Kesatuan sistem ini disediakan Mitsubishi supaya mendukung keselamatan, keamanan dan kenyamanan berkendara di berbagai cuaca dan kondisi jalan. Terpasang yaw sensor, yang membaca kondisi pergerakan mobil. Bila pergerakan mobil terpantau melebar. Maka rem langsung mengurangi putaran roda dan ASC menjaga mobil tetap mendapat daya cengkram.
Tentu hal itu bisa Anda lihat dari ubahan T-Shape headlamp. Mimik jadi tampak padat. Kalau di model lawas ada panel yang kosong. Mitsubishi juga mengukir ulang bagian front & rear powerful bumper design. Lalu pelek alloy 17 inci pola baru, LED fog lamp, distinctive trapezoid grille. Terus wheel arch moulding turut disempurnakan. Kalau dijejer di antara rival sekelas, ia paling rupawan.
Dimensi Xpander Cross tidak berubah banyak. Ia memiliki panjang 4.595 mm, lebar 1.790 mm, tinggi 1.750 mm dan jarak sumbu roda tetap 2.775 mm. Lantaran penggunaan transmisi CVT, jarak bodi ke tanah berkurang, menjadi 220 mm. Tapi selama pengujian tidak ada kendala dengan postur seperti ini. Aman saja buat melindas jalan semi off-road di daerah Bogor, apalagi kalau diajak jalan ke luar kota. Kalau Anda punya barang bawaan lebih, bisa manfaatkan roof rail.
Saat masuk ke mobil terasa mudah. Tinggal tekan tombol di gagang pintu. Sudah keyless. Asal remot di dekat kendaraan. Begitu duduk di kabin Xpander Cross facelift terbaru. Suasana sporty, seakan siap mengajak untuk melancong dan menyatu dengan alam. Material pembungkus bangku pakai kulit sintetis. Duduk di balik lingkar kemudi pas. Jok depan memangku sempurna ujung paha secara optimal. Padahal biasanya mobil Jepang punya kursi pendek. Namun ini tidak. Benefitnya adalah, kaki tak mudah pegal saat berkelana jauh.
Pandangan ke depan dan area sekeliling mudah dijangkau. Dengan tinggi penguji 172 cm dan jok diatur nyaman. Rasanya duduk di dalam Xpander Cross tidak terlalu tenggelam. Yang menyenangkan lagi, ia mengadopsi new steering wheel design seperti milik Mitsubishi Pajero Sport. Jadi, tumbuh kesan kekar di luar, gahar di dalam.
Ada lagi penambahan fitur saat Anda menengok ke dalam. Beberapa di antaranya wireless charger, camera 360 derajat untuk memudahkan parkir. Lalu 8 inch LCD meter cluster kayak Pajero Sport. Ia juga telah dilengkapi micron air filtration yang menjaga sirkulasi kualitas udara di dalam interior. Bisa membunuh bakteri. Sehingga turut meningkatkan kenyamanan seluruh penghuni kabin. Sebagai pusat hiburan dan pemanja telinga. Terpasang floating head unit 9 inci berikut sistem speaker 2-way. Kualitas suara cukup, tidak istimewa. Padahal preset audio sudah dimaksimalkan. Sedangkan untuk frekuensi bawah (low) mesti ditingkatkan.
Masih soal head unit. Kelebihan yang dimiliki, sudah disertai Android Auto dan Apple CarPlay. Tinggal colok ponsel pintar menggunakan kabel USB dan sambungkan di bawah dasbor. Kita bisa mengakses aplikasi tersedia di dalam. Tak hanya melakukan panggilan telepon. Tapi juga streaming musik favorit memakai sambungan internet. Bisa berinteraksi dengan seseorang lewat layanan pesan singkat. Dan guna membantu bertualang, ia sanggup menayangkan navigasi yang tersimpan dalam smartphone. Jadi, tidak repot lihat peta dari gadget langsung.
Lalu ada fitur cruise control yang memudahkan berselancar mulus di jalan bebas hambatan. Caranya, tekan tombol itu di bagian kanan setir, atur (set) kecepatan sesuai kebutuhan berkendara. Saad mode itu aktif. Laju mobil juga diturunkan atau dinaikkan lewat tombol. Kaki kanan tetap berjaga di pedal rem. Sayangnya, ia belum punya teknologi ADAS. Alangkah makin menyenangkan bila Xpander Cross punya Adaptive Cruise Control. Semoga segera menyusul ketinggalan dari pabrikan lain.
Fitur keselamatan dan keamanan lain, terbilang cukup. Kelak harus ditambah jika mau memenangkan kompetisi. Tersedia rem Anti-lock Braking System (ABS) Electronic Brake Distribution (EBD), Brake Assist (BA), Hill Start Assist, Active Stability Control (ASC), Active Yaw Control (AYC) dan Pedestrian Protection. Tak ketinggalan, hanya sepasang SRS airbag di depan, lanjut Electric Parking Brake (EPB) with Brake Auto Hold.
Jujur, performa dan handling Xpander Cross termasuk unggul di kelas LSUV. Namun kita harus membayar sedikit agak mahal, yakni Rp338,75 juta on the road Jakarta. Mobilnya menyenangkan. Dan tetap ada kekurangan. Hanya tersedia dual SRS airbag di depan. Padahal rival lain, Toyota Rush punya enam buah. Terus Mitsubishi belum memiliki perangkat Advanced Driver Assistance System (ADAS). BR-V saja sudah berbekal Honda Sensing.
Dari sudut pandang harga, bisa terasa mahal dan tidak. Kalau Anda sangat suka mobil dengan respons tangkas, gagah dan menyenangkan. Terus tak peduli mengenai kelengkapan fitur. Angka itu bukan perkara besar. Sedangkan konsumen yang masih menimbang value for money, dari sebuah kendaraan keluarga. Maka lebih disarankan ambil Xpander Sport CVT atau boleh ke Ultimate. (Alx/Odi)
Baca Juga: First Drive New Mitsubishi Xpander Cross
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.